Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Wisata Madura

Gili Labak, Permata di Tenggara Madura

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kabupaten Sumenep tengah gencar mempromosikan Gili Labak yang cantik. Bukan hanya berpasir putih, pulau tenang ini memiliki terumbu karang yang luas, serta menawarkan berbagai atraksi seru.

Di sebelah tenggara Pulau Madura menyembul pulau kecil cantik yang menyendiri bernama Gili Labak. Berada di wilayah Kabupaten Sumenep, gili atau pulau dengan luas hanya 5 hektare ini telah menjadi tujuan wisata bahari andalan di Madura disamping beberapa pulau lain seperti Gili Iyang yang kaya oksigen.

Karena cukup kecil, untuk mengelilingi pulau ini hanya perlu waktu 30 menit saja. Meski mungil. pulau ini dikelilingi oleh kawasan terumbu karang yang luasnya 3 kali lipat lebih dari luas pulaunya. Warna laut yang bergradasi dari hijau toska lalu membiru di tengah adalah daya pikatnya.

Pemerintah Kabupaten Sumenep sejak 2018 gencar mempromosikan Gili Labak pada ajang Visit Sumenep 2018. Pemerintah menyadari pulau ini memiliki potensi untuk menjadi tujuan wisata berkelas karena keindahan yang dimiliki.

Pesonanya yang memikat membuat Gili Labak banyak didatangi para wisatawan. Melalui jasa travel, wisatawan bisa memilih paket wisataopen tripyang ditawarkan. Misalnya paket wisata satu hari dimulai dari Dermaga Kalianget berangkat pada pukul 04.00 WIB dan kembali 15.00 WIB ditawarkan seharga 200 ribu rupiah.

Dermaga Kalianget di Desa Lobuk, Tanjung Saronggi, dan Desa Kombang, memang menjadi tempat terdekat menuju Gili Labak. Jaraknya hanya 19,7 kilometer. Untuk mencapainya bisa menggunakan jasa perahu tradisional. Alternatif lainnya adalah melalui Pelabuhan Gersik Putih, Kalianget Barat, berjarak sekitar 2 kilometer dari Pelabuhan Kalianget.

Cara paling murah untuk mencapai Gili Labak memang dengan open trip. Namun jika ingin langsung sendiri diperlukan biaya 80.000 rupiah untuk perjalanan pergi dan pulang dengan perahu nelayan tradisional. Sayangnya keberangkatannya harus menunggu penumpang lain hingga memenuhi kuota antara 8-10 orang. Jika tidak mau menunggu, maka ongkos yang perlu dikeluarkan sebesar 500 ribu rupiah untuk pulang dan pergi.

Perhitungan biaya berdasar besar kecilnya kapasitas kapal. Misalnya untuk kapal dengan berat 10 ton biaya sewanya adalah 800 ribu hingga 1 juta rupiah. Kapal dengan berat 15 ton dan kapasitas 60 orang, dibanderol 1 juta hingga 1,5 juta rupiah.

Setelah melakukan perjalan sekitar 2 jam, penumpang akan sampai di surga wisata bahari di Selat Madura. Di sini penumpang akan disambut dengan keramah-tamahan penduduknya meski tidak banyak orang yang tinggal di pulau ini.

Masuk dalam administrasi Desa Kombang, Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Gili Labak saat ini dihuni sekitar 105 penduduk yang berasal dari 37 kepala keluarga (KK). Ada sekitar 25 rumah, dengan fasilitas satu puskesmas, dan satu masjid.

Banyak penduduk yang bekerja di luar pulau untuk mendapatkan penghidupan yang lebih layak ketimbang menjadi nelayan yang menjadi mata pencarian utama. Namun kini dengan adanya wisatawan yang datang penduduk memiliki mata pencaharian alternatif seperti membuka warung dan menyewakan penginapan.

Karena merupakan rumah warga yang disulap, maka jangan berharap fasilitas mewah seperti hotel. Tamu akan mendapatkan tikar atau karpet. Jika ada ranjang, itu terbuat dari dipan kayu atau bambu, tanpa kasur. Tidak heran jika tarif yang ditawarkan hanya di sekitar 100.000 rupiah per malam.

Taman Wisata Laut

Kemewahan yang ditawarkan Gili Labak memang bukan pada penginapan, namun pantai berpasir putih yang menenangkan jiwa. Airnya yang sangat jernih bak batu kristal. Bahkan, perahu-perahu nelayan yang disandarkan tampak melayang di atas batu karang.

Dengan air laut yang bening, salah satu aktivitas menarik ketika mengunjungi pulau ini adalahsnorkelinguntuk mengeksploitasi keindahan bawah laut, termasuk terumbu karang yang mempesona. Jarak pandangnya sangat sempurna untuk mengamati biota laut, seperti koral lunak dan keras juga ikan yang berwarna-warni.

Di sekeliling pulau terutama pada bagian timur, dan selatan terumbu karangnya terhampar luas. Tutupannya karang Gili Labak sebesar 39,8 persen sampai 55 persen dan tergolong dalam kategori sedang sampai baik.

Terumbu karang dalam kondisi baik ini menjadi habitat bagi 15 spesies ikan, termasuk ikan Napoleon Wrasse (Cheilinus undulatus) yang bisa tumbuh sangat besar. Dengan potensi tersebut, tidak heran dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sumenep tahun 2009-2029, wilayah perairan Gili Labak ditetapkan sebagai taman wisata laut dan penyelamatan lingkungan hidup.

Lautnya yang cukup dangkal mendukung untuk kegiatan pengamatan bawah laut itu. Bisa dibilangspot-nya Gili Labak merupakanspotterbaik di Jawa Timur. Di sini adaspotbawah air untuk foto dengan tulisan Gili Labak Underwater dari bahan beton. Catatannya dikarenakan alat yang disewakan di Gili Labak sangat terbatas, sebaiknya membawa peralatan sendiri

Setelah lelahsnorkelingbisa dilanjutkan mengeliling pantai berpasir putihnya. Di bagian barat pantai Pasir di Gili Labak membentang luas. Deburannya agak keras dibandingkan pantai bagian timur, meski masih cukup bersahabat.

Mendengarkan deburan ombak yang berbuih menerjang pasir sambil rebahan seolah hilang semua masalah. Dipayungi pohon cemara yang berdesir setiap ditiup angin, menjadikan perjalanan ke Gili Labak semakin sempurna.

Yang menggembirakan meski masih minim fasilitas di sini tersedia kendaraanall terrain vehicle(ATV) adalah sebuah sepeda motor yang memiliki empat roda. Motor ini bisa digunakan untuk menjelajahi pulau yang mengasyikan tanpa mengeluarkan tenaga.

Selain ATV juga tersedia fasilitasbanana boat. Menyeimbangkan perahu karet agar tidak jatuh ketika dibelok-belokkan oleh perahuspeed boattidak mudah. Dengan teriakan bersama-sama para penumpang terombang ambing tentu saja akan membawa kesan tersendiri.Banana boatdisewakan dengan harga sekitar 150.000 per orang untuk 5 hingga 6 putaran.

Cara terbaik untuk menikmatisunsetatausunriseadalah menginap. Hal ini karena perahu datang dari Pelabuhan Kalianget ketika Matahari sudah tinggi. Sedangkan sebelum Matahari terbenam wisatawan harus sudah pulang ketika.

Pemandangan langit senja yang mengaca di lautan merupakan peristiwa epik. Dikombinasikan dengan tampilan perahu nelayan Madura yang meninggi di bagian depan dan belakang serta dengan ornamen berwarna mencolok dijamin menciptakan foto yang artistik.

Selain itu dengancamping, Avda bisa mendapatkan bonus melihat malam bertabur bintang dan galaksi Bima Sakti. Jauh dari polusi cahaya perkotaan, yang mengganggu pandangan, menikmati suasana malam di Gili Labak adalah penyempurna liburan di Sumenep. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top