Generasi Muda Jangan Hanya Cakap secara Kognitif
Kepala BPIP, Yudian Wahyudi, dalam sebuah webinar, di Jakarta Jumat (27/8).
Semua pihak bertanggung jawab dalam menyusun strategi untuk membangun generasi masa depan dengan tetap menanamkan karakter Pancasila.
JAKARTA - Generasi muda jangan hanya dididik cakap secara kognitif (otak) dan penguasaan teknologi serta sains. Mereka harus diajari kritis, inovatif, memiliki kepekaan sosial, dan mampu mengembangkan budaya city culture atau kewargaan sipil. Demikian disampaikan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi, dalam sebuah webinar, di Jakarta Jumat (27/8).
"Ini sangat dipengaruhi pendidikan multiple intelligent yang mengolaborasikan antara skill dan kecerdasan emosional," ujarnya. Dia mengingatkan, Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan. Juga berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara demokratis, dan bertanggung jawab.
Yudian menekankan, pergerakan kebangsaan selalu dipelopori generasi muda terpelajar. Menurutnya, akses dan kolaborasi pendidikan harus semakin diperluas, agar lebih banyak generasi muda melanjutkan pendidikan tinggi dengan output sesuai dengan kebutuhan industri.
"Jika dilihat secara komparatif, angka partisipasi kasar pendidikan tinggi di kisaran 34,58 persen," katanya. Ini masih kalah dari negara-negara seperti Malaysia 59 persen, Singapura 78 persen, dan Korea Selatan 78 persen.
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya