Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sumpah Pemuda -- Pikul Beragam Persoalan Bangsa dan Negara

Generasi Milenial Diminta Aktif Atasi Erosi Nasionalisme

Foto : Koran Jakara/Wachyu AP

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Sidarto Danusubroto

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Generasi muda diminta berperan aktif mengatasi semangat nasionalisme dalam ikrar Sumpah Pemuda yang mulai mengalami erosi karena dianggap kurang menarik dibanding ideologi dan budaya lain akibat kemajuan teknologi informasi. Permintaan ini datang dari anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Sidarto Danusubroto, di Jakarta, Kamis (28/10).

"Kemajuan teknologi informasi dapat mengikis rasa nasionalisme generasi penerus bangsa," ucap Sidarto Danusubroto. Dia berbicara dalam diskusi publik memperingati Hari Sumpah Pemuda 2021 bertajuk "Harmoni Keberagaman Menuju Indonesia Tangguh, Indonesia Mandiri."

Menurutnya, perkembangan teknologi informasi yang pesat telah membawa berbagai narasi tentang beragam ideologi dan budaya dari negara lain di media sosial. Hal ini memengaruhi generasi muda. Mereka lebih tertarik dengan narasi tersebut. Padahal, narasi-narasi tersebut belum tentu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Untuk itu, Sidarto menyarankan generasi muda untuk menghadirkan kontranarasi yang menjunjung ideologi Pancasila dan budaya tanah air. Generasi muda, lanjutnya, dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi untuk menyebarkan narasi positif tentang perlindungan terhadap keberagaman dan kebinekaan. Hal ini demi terjaganya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ia pun menyarankan generasi muda sebagai penerus bangsa dapat menumbuhkan semangat nasionalisme yang kuat karena langkah tersebut mampu menyatukan dan mengokohkan keberagaman agama, suku, maupun budaya.

Pikul Persoalan

Sementara itu, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas,mengingatkan bahwa masa depan bangsa ada di tangan para pemuda. Mereka harusmemikul beragam persoalan umat dan bangsa. "Masa depan bangsa, di tangan pemuda," ujar Menag.

Pernyataan Menag itu disampaikan dalam memperingati 93 tahun peristiwa Sumpah Pemuda. Pada 28 Oktober 1928, para pemuda memekikkan sumpah tentang Satu Tumpah Darah, Satu Bangsa, Indonesia. Mereka bersumpah untuk menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Yaqut mengatakan pemuda masa depan harus memiliki pemahaman dan praktik keagamaan yang moderat, tidak ekstrem kanan maupun kiri. Menurutnya, Kementerian Agama terus berupaya menguatkan moderasi beragama. Salah satunya kepada kalangan muda dengan beragam kebijakan.

Salah satu program dalam penguatan moderasi beragama seperti mencetak duta moderasi beragama baik dari siswa madrasah aliyah hingga mahasiswa. "Mereka diberi pemahaman terkait moderasi beragama, sekaligus keterampilan membuat konten publikasi yang moderat," kata Menag.

Ditambahkan, buah moderasi beragama adalah kerukunan. Kerukunan beragama menjadi modal penting dalam membangun bangsa. "Maju pemuda Indonesia. Di tangan kalian, masa depan Indonesia," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan di era disrupsi seperti sekarang menjadi momentum pemuda untuk menjadi pemimpin dan memenangkan kompetisi. "Dalam dunia yang penuh disrupsi, waktunya kaum muda menjadi pemimpin untuk memenangkan kompetisi. Pemimpin yang menguasai, bukan dikuasai teknologi," katanya.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara, Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top