Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik Suriah - Langkah Awal Kerja Sama AS- Russia

Gencatan Senjata Berlaku di 3 Provinsi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Damaskus - Gencatan senjata mulai diberlakukan di barat daya Suriah, Minggu (9/7), setelah Presiden Russia, Vladimir Putin, dan rekannya dari Amerika Serikat, Donald Trump, sepakat melakukan gencatan senjata di wilayah sebelah barat daya Suriah itu.

Kesepakatan tersebut dicapai dalam pembicaraan bilateral di sela-sela pertemuan G-20 di Hamburg, Jerman, Jumat (7/7).

Gencatan senjata yang efektif dimulai tengah malam, 9 Juli, waktu setempat atau pukul 09.00 GMT itu mencakup wilayah Provinsi Daraa, Quneitra, dan Sweida di sepanjang perbatasan Yordania.

Kesepakatan yang sama pernah diteken di Suriah, antara oposisi dan pemerintah, dengan tujuan terciptanya perdamaian abadi menyusul perang saudara yang pecah pada 2011.

Namun, kesepakatan gencatan senjata tersebut gagal menghentikan peperangan hingga kini.

Penasihat Keamanan Amerika Serikat, HR McMaster, sangat yakin perdamaian antarkelompok bertikai akan segera berakhir setelah gencatan senjata tersebut berjalan efektif.

"Amerika Serikat tetap komit mengalahkan ISIS, membantu mengakhiri konflik di Suriah, mengurangi penderitaan, dan mengembalikan warga Suriah ke rumah masing-masing.

" Kata McMaster. Dia menambahkan, kesepakatan gencatan senjata ini langkah penting menuju tujuan yang sama.

Pemerintah Suriah siap mengumumkan menghentikan operasi perang di tiga provinsi setelah negeri itu menandatangani gencatan senjata dengan kelompok oposisi.

Menjadi Permulaan

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika, Rex Tillerson, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut, mengatakan kesepakatan gencatan senjata ini merupakan langkah awal dan dapat menjadi permulaan kerja sama kedua negara di S uriah.

"Ini indikasi awal tentang AS dan Russia dapat bekerja sama," kata Tillerson. Tillerson mengisahkan kedua pemimpin negara ini banyak berdiskusi soal wilayah lainnya di Suriah yang dapat menjadi lokasi kerja sama Amerika dan Russia

. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Russia, Sergey Lavrov, menuturkan dalam pertemuan itu, Amerika, Russia, dan Yordania sepakat mengeluarkan memorandum bersama mengenai pembentukan zona deeskalasi di wilayah barat daya Suriah, yaitu Daraa, Quneitra, dan Suwayda.

Polisi militer Russia bersama pasukan Amerika dan Yordania mula-mula akan memastikan keamanan di sekitar zona deeskalasi tersebut.

"AS dan Russia berjanji untuk memastikan bahwa semua kelompok di sana mematuhi gencatan senjata dan memberikan akses kemanusiaan," kata Lavrov.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, saat bertemu pertama kali dengan Presiden AS, Donald Trump, itu.

Wilayah Suriah yang akan menjalani gencatan senjata itu termasuk area yang menjadi lokasi serangan balasan Israel saat peluru nyasar dari konflik Suriah, jatuh ke wilayah Dataran Golan yang dikuasai Israel beberapa waktu terakhir.

Rusia yang merupakan sekutu dekat rezim Presiden Bashar al-Assad, terus terlibat perundingan dengan Turki dan Iran untuk membahas zona deeskalasi di Suriah.

Perundingan yang digelar di Astana, Kazakhstan, pekan ini gagal mencapai kesepakatan soal kebijakan dan perbatasan pasti zona deeskalasi.

Sejumlah pengamat mengabarkan, begitu gencatan senjata dimulai suasana tenang langsung terasa di kawasan yang biasanya selalu diwarnai suara tembakan itu.

"Garis depan utama di tiga provinsi ini telah sepakat menghentikan kekerasan dan penembakan, kecuali sejumlah ledakan sporadis di Kota Daraa sebelum tengah hari," kata Rami Abdul Rahman, direktur lembaga Pemantau HAM S uriah (SOHR).

Sejauh ini belum diperoleh keterangan dari pemerintah Suriah terkait gencatan senjata ini. Bahkan penghentian tembak-menembak sama sekali tak disinggung siaran berita televisi nasional Suriah.

Harian Al-Watan, yang dekat dengan rezim Bashar al-Assad. Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Parlemen Boutros Marjana, hanya menyebut kesepakatan gencatan senjata itu tengah dikonsultasikan dengan Presiden Bashar al-Assad di Damaskus.

"Tak ada rincian kesepakatan itu disampai kan kepada kami, tetapi pemerintah Suriah memiliki latar belakangnya," kata Boutros Marjana. ils/rtr/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top