Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Gempar! Masyarakat Dunia Harus Waspada, Mutasi Covid-19 Omicron Super Ditemukan di India Diklaim Mampu Menular Sangat Cepat

Foto : Newsy/AP

warga India

A   A   A   Pengaturan Font

Pandemi Covid-19 masih menjadi momok bagi seluruh negara di dunia. Kini, dilaporkan muncul mutasi Covid-19 Omicron super yang menimbulkah kekhawatiran dunia.

Mutasi baru tersebut muncul secara signifikan di India dan telah menyebar hingga Amerika Serikat (AS). Para ilmuwan mengkalim varian yang dikenal BA.2.75 bisa menyebar dan menular dengan sangat cepat, serta menghindari kekebalan dari vaksin dan infeksi sebelumnya.

"Masih terlalu dini bagi kami untuk menarik terlalu banyak kesimpulan. Tapi sepertinya, terutama di India, tingkat penularannya menunjukkan peningkatan eksponensial," kata direktur virologi klinis di Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, Matthew Binnicker, dikutip dari Arab News, Selasa (12/7).

Terkait penularan vairan tersebut, sejauh ini belum bisa dipastikan apakah BA.2.75 lebih menular dibandingkan varian BA.5. Seperti diketahui, varian BA.5 kini tengah menjadi faktor kenaikan kasus Covid-19 di beberapa negara.

Seorang ilmuwan di Council of Scientific and Industrial Research-Institute of Genomics and Integrative Biology di New Delhi, Lipi Thukral mengatakan, mutan terbaru telah terlihat di beberapa negara bagian yang jauh di India. Menurutnya, varian itu juga tampak menyebar lebih cepat daripada varian lain.

Varian itu juga telah terdeteksi di sekitar 10 negara lain, termasuk Australia, Jerman, Inggris, dan Kanada. Dua kasus baru-baru ini diidentifikasi di Pantai Barat AS, dan Helix mengidentifikasi kasus AS ketiga minggu lalu.

"Kekhawatiran para ahli yang memicu adalah sejumlah besar mutasi yang memisahkan varian baru ini dari pendahulunya omicron. Beberapa dari mutasi tersebut berada di area yang berhubungan dengan protein lonjakan dan memungkinkan virus untuk mengikat sel secara lebih efisien," ujar Binnicker.

Binnicker menekankan, sejauh ini vaksin dan booster masih merupakan pertahanan terbaik melawan Covid-19, bahkan hingga gejala yang terparah.

"Beberapa orang mungkin berkata, 'Yah, vaksinasi dan booster tidak mencegah orang terinfeksi'. Dan, ya, itu benar," ucapnya.

"Tetapi apa yang telah kita lihat adalah bahwa tingkat orang yang berakhir di rumah sakit dan meninggal telah menurun secara signifikan. Karena semakin banyak orang yang telah divaksinasi, dikuatkan, atau terinfeksi secara alami, kami mulai melihat tingkat latar belakang kekebalan di seluruh dunia meningkat," tambahnya.

Sementara itu Dr. Gagandeep Kang, yang mempelajari virus di Christian Medical College India di Vellore, mengatakan kekhawatiran yang berkembang atas varian tersebut menggarisbawahi perlunya upaya yang lebih berkelanjutan untuk melacak virus yang menggabungkan upaya genetik dengan informasi dunia nyata tentang siapa yang sakit dan seberapa buruk.

"Penting bahwa pengawasan bukanlah strategi start-stop," tuturnya.

Sementara itu, pimpinan perusahaan sequencing virus Helix, Shishi Luo, mengatakan ini merupakan bukti bahwa Covid-19 masih terus bermutasi meski angka vaksinasi dan booster terus menerus meningkat. Menurutnya, BA.2.75 adalah pengingat lain bahwa virus corona terus berkembang dan menyebar.

"Kami ingin kembali ke kehidupan pra-pandemi, tetapi kami tetap harus berhati-hati," katanya.

"Kita harus menerima bahwa kita sekarang hidup dengan tingkat risiko yang lebih tinggi daripada dulu," lanjutnya.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top