Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Gempar Ancaman Kelaparan Makin Nyata, Rudal Rusia Hancurkan Gudang Gandum di Pelabuhan Ukraina

Foto : ANTARA/HO-SPUTNIK-OANA

Ilustrasi. Inggris akan memberlakukan sanksi baru untuk impor batu bara dan impor minyak dari Rusia, Kamis (21/7/2022).

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Rudal Rusia menghantam pelabuhan Odessa di Ukraina pada Sabtu (23/7). Ukraina mengatakan serangan ini sebagai 'ludah di wajah' karena terjadi sehari setelah perjanjian pembukaan ekspor gandum yang sempat berhenti karena konflik.

Militer Ukriana mengatakan pertahanan udaranya telah menembak dua rudal, tetapi dua rudal lainnya mengenai pelabuhan.

Seperti dikutip dari CNN Indonesia, juru bicara kementerian luar negeri Ukraina mengatakan serangan ini 'ludah di wajah' dari Presiden Rusia Vladimir Putin kepada kesepakatan yang diprakarsai Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Sekjen PBB Antonio Guterres.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengklaim serangan di Odessa menunjukkan bahwa Rusia tak bisa menepati janjinya.

"Ini hanya menunjukkan satu hal: tidak peduli apapun yang Rusia katakan dan janjikan, mereka akan menemukan cara tidak melakukannya," kata Zelensky seperti diberitakan AFP.

Odessa adalah satu dari tiga pusat ekspor yang ditunjuk dalam perjanjian dan pejabat Ukraina mengatakan gandum sedang disimpan di pelabuhan itu ketika serangan terjadi.

Guterres, yang memimpin upacara penandatanganan perjanjian pada Jumat (22/7), mengutuk serangan itu, kata juru bicaranya. Dia mendesak semua pihak tetap pada kesepakatan.

"Produk-produk ini sangat dibutuhkan untuk mengatasi krisis pangan global dan meringankan penderitaan jutaan orang yang membutuhkan di seluruh dunia," ucap dia.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell menyalahkan serangan itu langsung kepada Rusia.

"Menyerang target penting untuk ekspor gandum sehari setelah penandatanganan perjanjian Istanbul sangat tercela dan sekali lagi menunjukkan pengabaian total Rusia terhadap hukum dan komitmen internasional," ucap Borrell.

Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan serangan itu 'bener-benar mengerikan' dan 'sama sekali tidak beralasan'.

Sejauh ini belum ada komentar resmi dari Rusia tetapi Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan Rusia membantah melakukan serangan itu.

"Rusia mengatakan kepada kami mereka sama sekali tak ada hubungannya dengan serangan ini dan mereka menyelidiki masalah ini dengan cermat," kata Akar.

Sebelumnya diberitakan, Inggris bersama aliansi baratnya telah memberi sejumlah paket sanksi terkoordinasi terkait Rusia yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah Rusia melakukan operasi militer khusus ke Ukraina.

Inggris akan memberlakukan beberapa sanksi baru terhadap impor batu bara dan bahan bakar minyak dari Rusia, demikian keterangan dokumen yang disiarkan oleh pemerintah pada Kamis.

Larangan impor batu bara akan berlaku per tanggal 10 Agustus 2022, sedangkan sanksi untuk impor minyak dari Rusia akan dilaksanakan pada 31 Desember 2022.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top