Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Gawat dan Makin Mengerikan Semoga Tidak Terjadi, Kemenkes Prediksi Puncak Gelombang 3 Covid-19 pada Februari 2022

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan hasil prediksi gelombang ketiga pandemi Covid-19 akan menerjang Indonesia. Lebih detailnya, prediksi tersebut akan melanda indonesia kemungkinan terjadi pada pekan kedua dan ketiga Februari 2022.

"Kemungkinan minggu kedua dan ketiga Februari," ujar Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi, Kamis (13/1).

Nadia mengatakan, ada kemungkinan lonjakan kasus Covid-19 harian pada puncak gelombang ketiga menembus angka 40.000 sampai 55.000.

"Kira-kira puncaknya kasus (Covid-19) harian bisa 40 ribu sampai 55 ribu," katanya.

Selain itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dapat dipastikan bahwa pemerintah telah siap dalam fasilitas kesehatan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron. Sampai saat ini, sudah ada 80.000 tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19.

Meski begitu, terdapat 3.000 tempat tidur di antaranya sudah diisi pasien Covid-19. Pemerintah merencanakan langkah dengan menambah tempat tidur di rumah sakit menjadi 150.000.

"Kita masih bisa meningkatkan jumlah tempat tidur rumah sakitnya ke angka 150.000," ujar Budi, Selasa, 11 Januari 2022.

Sementara itu, Budi mengatakan, pemerintah sudah menyiapkan obat Covid-19 Molnupiravir produksi Merck sebanyak 400.000 tablet dan protokol kesehatan baru untuk perawatan pasien di rumah sakit. Sama halnya dengan itu, pemerintah sudah mendistribusikan lebih dari 16.000 oksigen generator ke seluruh fasilitas kesehatan dan memasang lebih dari 36 oksigen konsentrator di rumah sakit.

Laporan Budi, kasus Omicron kemungkinan akan meningkat cepat dan banyak. Berdasarkan penelitian, sebanyak 30 sampai 40 persen pasien Covid-19 masuk rumah sakit.

Melihat dari karakternya, Omicron mempunyai tingkat penularan sangat cepat. Namun, gejala yang ditimbulkan relatif lebih ringan.

"Tapi kita harus tetap waspada dan hati-hati. Kita harus siaga dan tidak perlu panik karena kasus yang masuk rumah sakit jauh lebih rendah dibandingkan dengan sebelumnya," katanya.

Lanjutnya, Budi menjelaskan sebetulnya cara menghadapi Omicron sama seperti varian lainnya. Yang utama, menjalankan protokol kesehatan dengan ketat, terutama menggunakan masker.

Lalu kedua, memperketat surveilans. Jika warga merasakan kondisi tubuhnya tidak sehat, harus segera melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR). Ketiga, segera mengikuti vaksinasi Covid-19.

"Terutama orang tua kita, para lansia yang belum divaksin, harus segera divaksin. Mereka adalah orang-orang yang harus kita lindungi karena merupakan faktor yang paling lemah untuk masuk ke rumah sakit," tutupnya.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Zulfikar Ali Husen

Komentar

Komentar
()

Top