Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Gawat! Aset Kripto Disebut Berpotensi Ancam Stabilitas Keuangan Global, Gubernur BI Beberkan Alasannya

Foto : ANTARA/Nyoman Budhiana

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) dan Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo (kanan) menyampaikan sambutan pada pertemuan hari kedua Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20 di Nusa Dua, Bali, Sabtu (16/7).

A   A   A   Pengaturan Font

BADUNG - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan terdapat potensi ancaman aset kripto terhadap stabilitas keuangan global, yang berdasarkan laporan penilaian risiko terbaru Financial Stability Boards (FSB).

"Ini karena skala aset kripto, kerentanan struktural, dan meningkatnya keterkaitan dengan sistem keuangan tradisional," kata Perry dalam Pembukaan Hari Kedua Pertemuan Ketiga Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (3rd FMCBG) G20 2022 di Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (16/7).

Menurut dia, FSB terus mempromosikan implementasi efektif dari berbagai rekomendasi tingkat tinggi untuk regulasi, pengawasan, dan kelalaian pengaturanstablecoinglobal.

Selain itu, FSB telah mengidentifikasi implikasi peraturan dan kebijakan utama dari pengembangan pasar aset kripto, termasuk pasarstablecoin.

Selanjutnya, perkembangan terkini di pasar aset kripto juga mendesak FSB untuk terus membangun kesadaran publik akan risiko yang terkait dengan aset kripto.

Dengan latar belakang tersebut, Perry menilai pandangan seluruh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 akan menjadi penting sebagai bagian dari menjaga stabilitas keuangan global.

"Terutama tentang masalah-masalah mendesak dari perkembangan pasar aset kripto baru-baru ini, serta strategi untuk mempromosikan pendekatan regulasi dan pengawasan yang konsisten terhadap aktivitas aset kripto," tuturnya.

Sebelumnya, BI mengungkapkan aset kripto menjadi salah satu faktor pendorong bank sentral di seluruh negara mulai meluncurkan mata uang digital bank sentral atau yang biasa disebut Central Bank Digital Currency (CBDC).

Di Indonesia, rencananya CBDC akan dinamakan dengan Rupiah Digital yang kini masih terus dikaji.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top