Garap Pasar Indonesia, uCast Gandeng Mix Network

JAKARTA - Platform monetisasi dan jejaring konten video, uCast, menggandeng penyedia konten, PT Mitra Media Integrasi (MIX Network), untuk menggarap pasar iklan berbasis video di Tanah Air.

CEO uCast, Rex Wong, mengatakan kerja sama ini bertujuan agar para pemilik konten di Indonesia dapat mengakses pasar global dalam rangka akuisisi dan distribusi konten. "Melalui platform kami, mereka dapat memonetisasi konten video melalui iklan dan layanan berlangganan," kata Rex di Jakarta, kemarin.

Menurut Rex, Indonesia merupakan pasar yang menjanjikan dan kemitraan dengan mitra lokal yang kuat, seperti MIX Network adalah kunci dari strategi pertumbuhan global uCast.

Dijelaskan, melalui uCast, para penyedia konten di Indonesia memiliki akses untuk mendistribusikan konten a ke lebih dari 1 miliar pemirsa global, baik online maupun pengguna peranti bergerak (mobile).

Salah satu keunggulan uCast adalah sistem teknologi penyampaian konten yang dapat dinikmati oleh masyarakat melalui teknologi seluar berbasis 2G atau GPRS yaitu dengan kecepatan internet yang terbatas hanya sekitar 32 kbps.

Keunggulan uCast lainnya adalah sistim monetisasi konten yang cukup lengkap dengan dukungan ayanan Advertising Video on Demand (AVOD), Subscription Video on Demand (SVOD), TV on Demand (TVOD) dan siaran Live Online, dalam banyak layar sekaligus.

Rex Wong menyatakan platform uCast dibangun di atas teknologi Microsoft Azure yang memiliki tingkat keamanan yang tinggi, memungkinkan skalabilitas secara global, dan digerakkan oleh data. Kemampuan yang terbaik di kelasnya dari platform ini meliputi Real-Time Analytics, Content Rating dan fitur Auto-Resume.

Co-Founder dan Chairman MIX Network, Bimo Setiawan, mengatakan kerja sama dengan uCast memungkinkan untuk mendistribusikan konten-konten berkelas dunia kepada basis pemirsa yang lebih luas, baik di Indonesia maupun global. "Apalagi uCast menyediakan teknologi TV bergerak (mobile) yang dapat menghantarkan konten video berdefinisi tinggi (HD) melalui jaringan seluler generasi kedua (2G). Teknologi ini mampu menjangkau kalangan pemirsa yang memiliki keterbatasan akses jaringan seluler pita lebar," katanya.

yok/AR-2