Ganjar Pranowo Ucapkan Maturnuwun dan Terimakasih kepada Semua Warga Wadas, Ada Apa?
Ganjar Pranowo bertemu warga Wadas beberapa waktu lalu saat ia masih menjabat sebagai Gubernur Jateng.
Foto: IstimewaWADAS - Ex Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo yang saat ini menjadi Capres PDIP, mengucapkan maturnuwun dan terimakasih banyak kepada semua warga Wadas, Purworejo Jawa Tengah. Hal itu terungkap dalam rilis pers yang diterima redaksi Sabtu (4/11) petang.
"Matunuwun. Saya sangat berterima kasih dengan momen ini. Saya ucapkan sangat berterima kasih," kata Ganjar Pranowo.
Rilis tersebut menjelaskan pada Jumat, 3 November 2023, di Tandem Resto di Kaliurip, Bener, Purworejo terjadi peristiwa bersejarah di Wadas. Yakni, untuk pertamakalinya, semua warga Wadas yang selama ini terpecah dalam kelompok-kelompok (ada 2 kelompok utama yakni yang menerima penambangan quarry dan kelompok yang menolak), bertemu dalam 1 forum untuk membahas masa depan Wadas.
Ya, dalam forum dengan tema "Musyawarah Perencanaan Kawasan Pasca Galian eks Quarry Desa Wadas," lebih dari lima puluh warga yang selama ini menjadi pemimpin dan penggerak beberapa kelompok warga di Desa Wadas, berkumpul untuk mengeksplorasi masa depan Wadas paska penerimaan kelompok terakhir warga Wadas dengan sejumlah syarat.
Untuk diketahui, pada Senin (30/10) sekitar 50-an warga desa Wadas, termasuk yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempadewa) menjadi gelombang besar terakhir warga yang menerima Uang Ganti Rugi (UGR) proyek penambangan Quarry dengan sejumlah syarat salah satunya keterlibatan warga dalam pengelolaan Greenbelt dan pasca tambang. Sampai kemarin masih ada sekitar 1 persen yang belum menerima UGR.
Fahri Setyanto, Kepala Desa Wadas, juga menyampaikan kegembiraannya terkait forum ini. Dia menjelaskan bahwa impian lama sebagai pemerintah desa adalah melihat warga Wadas bersatu demi satu tujuan bersama, yaitu membahas masa depan Wadas setelah proses penggalian dan pasca galian Quarry.
"Guyup rukun satu arah ini yang lama saya impikan sebagai pemerintah desa (Pemdes). Pemdes jalan sendiri, perwakilan warga jalan sendiri, kelompok tani, pejuang wanita, BUMDes jalan sendiri, enggak bisa. Harus bareng-bareng guyup rukun bersama demi tujuan bersama. Hari ini kita menuju sejarah baru Wadas," ujarnya.
Sudiman, Ketua Gempadewa, yang diwakili oleh Siswanto dalam pernyataannya kepada media, menyatakan bahwa forum ini adalah forum besar pertama di mana seluruh perwakilan warga Wadas berkumpul untuk membahas masa depan desa mereka secara bersama-sama. Ia menjelaskan, "Kalau forum kecil memang sudah sering. Ini forum besar pertama. Selagi kita kompak, bersatu, punya tujuan bareng untuk menyejahterakan masyarakat, ya ini akan jadi forum yang betul-betul penting bagi masyarakat."
"Intinya UGR bukan akhir hubungan warga dengan aset tanahnya. Kehidupan di Wadas harus terus lebih baik lagi dan kultur petani dan pertanian harus dijaga bersama. Aset tanah warga itu kehidupan, bukan hanya rupiah. Jadi Perjanjian Kerja Sama (PKS) pemanfaatan greenbelt antara BUMDes Wadas dengan BBWS SO dan pemerintah musti menjamin kehidupan warga wadas," tandas Siswanto.
Inti dari musyawarah tersebut di atas adalah membahas mekanisme bersama dalam penyusunan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara warga dalam hal ini BUMDes Wadas dengan pemerintah dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak (SO) sebagai pengelola tambang quarry untuk pembangunan Bendungan Bener.
"Saya harap PKS bisa segera kami ajukan dan segera ditandatangani bersama," kata Direktur BUMDes Wadas, Faiq Rofiq.
Ganjar memang telah selesai masa jabatannya sebagai Gubernur Jateng pada 5 September 2023 lalu, namun di masa jabatannya lah proyek Wadas dikerjakan
"Mari segera kembali kepada situasi desa yang rukun dan tumbuh bersama dalam suasana yang saling menghormati dan penuh rasa kekeluargaan. Sing uwis ya uwis sekarang mikir masa depan bersama warga Wadas. Guyup rukun agawe santoso," kata Ganjar dalam rilis pers tersebut.
Ahli Sosial Ekonomi dan Kelembagaan, Rumekso Setyadi, yang selama ini menjadi pendamping warga Wadas saat menutup forum "Musyawarah Perencanaan Kawasan Pasca Galian eks Quarry Desa Wadas" mengatakan bahwa masa lalu menjadi pengalaman bersama. Jika di masa lalu ada faksi atau pihak 1,2,3,4 dan seterusnya maka hari ini semua rukun kembali menjadi Kesatuan Warga Wadas.
"Maka perjuangan warga Wadas pun jadi sejarah dan harus didokumentasikan. Yang terjadi hari ini adalah hasil perjuangan semua. Jika Pak Lurah Wadas pernah jadi musuh bersama, hari ini tetep menjadi Lurah warga Wadas kan dan harus menjadi pemerintah desa yang efektif. Warga desa bersama sama goyong royong ke depan mau seperti apa," papar Rumekso.
Berita Trending
- 1 Tiongkok Temukan Padi Abadi, Tanam Sekali Panen 8 Kali
- 2 Cegah Jatuh Korban, Jalur Evakuasi Segera Disiapkan untuk Warga Sekitar Gunung Dempo
- 3 BKD Banten Periksa Pejabat Kesbangpol Buntut Spanduk Kontroversial
- 4 Ratusan Pemantau Pemilu Asing Tertarik Lihat Langsung Persaingan Luluk-Khofifah-Risma
- 5 Dharma-Kun Berjanji Akan Bebaskan Pajak untuk Pengemudi Taksi dan Ojek Online
Berita Terkini
- TNI AD Kerahkan Ratusan Personel Bantu Penanganan Erupsi Gunung Lewotobi
- Dinkes Kota Tangerang Ajak Masyarakat Aktifkan Jumantik Setiap Rumah
- Rektor ULM Perkenalkan KHDTK di Tahura Sultan Adam kepada Mahasiswa
- Sebanyak 167 produk UMKM bersaing di Dekranasda Kaltim Award 2024
- Tim U-18 Pertacami Targetkan Lima Emas Kejuaraan Dunia GAMMA 2024