Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Kepala Balitbang Kemenhub, Umar Aris

Gandeng Akademisi Kembangkan Sektor Transportasi

Foto : KORAN JAKARTA/M ZAKI ALATAS
A   A   A   Pengaturan Font

Saat ini sektor transportasi berkembang dengan pesat. Untuk mengikuti perkembangan tersebut sekaligus melakukan pembangunan yang inovatif yang sesuai dengan kebutuhan saat ini, Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) Kementerian Perhubungan, melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi di Tanah Air.

Kerja sama dengan para akdemisi ini juga dilakukan untuk menyerap aspirasi sekaligus keinginan dari masyarakat daerah tersebut terkait pembangunan transportasi di daerah tersebut. Karena diketahui bahwa negara kita merupakan daerah kepulauan yang sangat membutuhkan alat transportasi yang unggul sehingga dapat menghubungi satu daerah ke daerah lain.

Belakangan, terobosan dengan mengandeng universitas ini gencar dilakukan oleh Balitbanghub. Untuk mengetahui lebih jauh terkait hal tersebut berikut perbincangan reporter Koran Jakarta, Muhammad Zaki Alatas, dengan Kepala Balitbanghub, Umar Aris, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Mengapa Balitbanghub menjalin kerja sama dengan kalangan akademisi?

Jadi begini, harus kita ketahui bersama bahwa kemajuan pelayanan transportasi membutuhkan adanya inovasi dan sinergi antar-stakeholders terkait sehingga perlu adanya kolaborasi antara Academic, Business, Community, Government, dan Media. Dan sesuai amanah dari Menteri Perhubungan, Bapak Budi Karya Sumadi, dalam penetapan kebijakan yang akan kami ambil didasarkan kepada kajian ilmiah yang melibatkan unsur-unsur tersebut, di antara menggandeng kalangan akademisi, dalam hal ini universitas.

Tentang program kerja sama dengan universitas di Tanah Air ini, seperti apa?

Jadi, program ini sudah lama kami lakukan, memiliki tujuan pengembangan kolaborasi riset. Karena kita ketahui bahwa kalangan akademisi universitas kita memiliki kemampuan yang tidak diragukan lagi. Bahkan, kemampuan mereka banyak diakui dunia. Dengan kemampuan yang mereka miliki dapat kita gabungan dengan para ahli di Kemenhub, sehingga terjadi sinergi yang baik sehingga pembangunan di Tanah Air menjadi lebih baik.

Bagaimana kajian ilmiahnya?

Dalam penetapan kebijakan ini perlu didasarkan kepada kajian ilmiah yang melibatkan unsur-unsur tersebut. Dalam kerja sama dengan perguruan tinggi, kita mendalami mengenai isu strategis dan rencana riset transportasi terutama transportasi udara dengan mempertimbangkan potensi kedirgantaraan di Indonesia. Terdapat 15 judul penelitian yang dikerjasamakan pada tahun ini.

Apa saja?

Kelima belas tema-tema penelitian itu termasuk isu strategis di bidang transportasi, di antaranya keselamatan dan keamanan, konektivitas dan aksesibilitias, pelayanan transportasi, pengembangan transportasi di kawasan strategis pariwisata nasional, sistem transportasi Ibu Kota Negara, pengembangan transportasi di kawasan terluar, terdepan, tertinggal dan perbatasan, pengembangan sistem transportasi pendukung logistik, serta SDM dan kelembagaan.

Universitas mana saja yang telah digandeng?

Sejauh ini sudah ada empat universitas, yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Universitas Hasanuddin (Unhas), dan Universitas Pattimura (Unpatti). Namun kerja sama ini tidak berhenti di sini saja, ke depannya, kami akan terus menjalin kerja sama dengan universitas lainnya. Bahkan jika ada inisitaif dari pihak akademisi, kami juga terbuka.

Terkait kerja sama dengan ITB apa yang dilakukan?

Saat ini yang menjadi fokus utama Menteri Perhubungan adalah pengoperasian drone dan seaplane yang mengikuti kemajuan zaman, khususnya termasuk peluang pemanfaatan pesawat N-219 untuk penerbangan seaplane. Jadi, yang dipakai di Indonesia ini kan kebanyakan pesawat tipe twin otter, head to head-nya adalah N219. Namun, jika kita menggunakan N-212 itu terlalu besar, cakupan load factor malah jadi rendah, jadi yang paling optimum untuk pasar Indonesia memang yang kapasitas 19 penumpang, supaya load factor-nya terjaga minimal di 80 persen.

Lalu dengan ITS?

Dengan ITS, kami akan mematangkan substansi Kajian Kebijakan Penyelenggaran Autonomous Rail Rapid Transit (ART) di Provinsi Jawa Timur dan kami telah menyusun Naskah Akademik Regulasi Penyelenggaraan ART sebagai pedoman penyelenggaraan antara lain membahas legal aspek teknis, operasional, tata ruang, ekonomi, serta dampak lingkungan dalam penyelenggaraan ART.

Kapan ART ini akan direalisasikan?

Saat ini rencana pengembangan ART telah dimasukan dalam revisi rencana tata ruang wilayah Kota Surabaya tahun 2014-2034 dan detail tata ruang dan peraturan zonasi Kota Surabaya tahun 2018-2038.

Lalu untuk rutenya?

Terdapat tiga rencana trase alternatif yang akan diimplementasikan berdasarkan kajian yang kami lakukan bersama ITS Surabaya. Untuk trase alternatif 1 akan dimulai dari Pelabuhan Ujung memutar di Stasiun Pasar Turi, dan berakhir kembali di Pelabuhan Ujung. Trase alternatif 2 akan dimulai dari Stasiun Pasar Turi, mengarah ke Pulau Madura melalui Jembatan Suramadu dan berakhir kembali di Stasiun Pasar Turi. Sedangkan untuk trase alternatif 3 akan dimulai dari Stasiun Pasar Turi, melewati bagian utara Kota Surabaya, mengarah ke Pulau Madura melalui Jembatan Suramadu dan berakhir kembali di Stasiun Pasar Turi.

Infonya ada kerja sama dengan Unhas untuk membangun dermaga apung di IKN?

Iya benar. Kami melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Laut, Sungai, Danau dan Penyeberangan (Puslitbang Transportasi LSDP) dengan Unhas telah melakukan kerja sama penelitian potensi Pengoperasian dan Desain Floating Wharf Barge (Demaga Apung) sebagai Infrastruktur Penunjang Ibu Kota Negara.

Kerja sama dengan Unhas baru kali ini?

Oh tidak. Kerja sama antara Balitbanghub dan Unhas telah terjalin sejak lama dan sangat baik. Tenaga dosen dan peneliti telah berpartisipasi aktif di beberapa penelitian dan jurnal yang diterbitkan Puslitbang Transportasi LSDP. Pada Tahun 2020 terlibat dalam penelitian mengenai potensi pengembangan traffic separation scheme (TSS) di Teluk Balikpapan dan pada tahun ini dilakukan kerja sama penelitian terkait Floating Wharf Barge sebagai Infrastruktur Penunjang Ibu Kota Negara yang diharapkan dapat mendukung pembangunan dan pengembangan infrastruktur pendukung di IKN.

Bisa diceritakan tentang dermaga apung ini?

Floating wharf barge merupakan sebuah bentuk dermaga terapung yang merupakan modifikasi dari kapal barge dengan memperkuat struktur konstruksinya sehingga mampu menangani beban kegiatan bongkar muat barang di atasnya sekaligus dilengkapi dengan peralatan untuk menjaga stabilitas dan ke depannya.

Jika dengan Unpatti apa yang dikerjasamakan?

Dengan Unpatti, kami menjalin kerja sama penelitian, serta menggali potensi kolaborasi penelitian dan pengembangan sumber daya. Kami mengharapkan kajian-kajian yang berasal dari isu-isu strategis di wilayah Maluku, sehingga hasil kajian nanti dapat benar-benar diaplikasikan dan mendapatkan hasil yang maksimal.

Rencananya apa yang akan lakukan?

Beberapa isu strategis yang berada di Maluku, salah satunya adalah pembangunan Ambon New Port. Pembangunan tahap pertama pelabuhan ini sebesar 400 m x 90 m dinilai perlu pengamatan lebih lanjut. Pembangunan tahap 1 ini memang perlu diuji dulu seberapa besar kapasitas eksistingnya. Bila produksinya melebihi dari ekspektasi, pasti tahap kedua akan dibangun lagi.

Selain itu?

Ada rencana kami akan melakukan kerja sama membahas isu strategis terkait aksesibilitas di Maluku. Seperti yang kita ketahui bahwa Maluku pada tahun 2021 ini mendapat tambahan empat rute udara untuk penerbangan perintis. Selain itu, dengan adanya usulan Istana Mini di Banda Neira menjadi Istana Presiden maka perlu ada upaya perpanjangan runway bandara di Banda Neira, yang semula 960 meter menjadi 1400 meter.

Terakhir, harapan dari kerja sama dengan kalangan akademisi?

Dengan adanya kolaborasi ini diharapkan dapat terjalin suatu kerja sama yang strategis dan implementatif untuk kedua belah pihak serta dapat menjadi landasan untuk menjawab tantangan yang ada saat ini maupun ke depannya. Terlebih lagi Menteri Perhubungan menugaskan kami membuat kajian-kajian sebagai dasar dalam penetapan kabijakan maupun sebagai dasar pertimbangan untuk melaksanakan kegiatan pembangunan, sehingga diharapkan ke depannya setiap perencanaan dilakukan selalu didasari oleh penelitian yang baik.

Riwayat Hidup*

Nama: Umar Aris

Tempat, tanggal lahir: Tanjung Karang Lampung / 20 Februari 1963

Pendidikan:

  • Sarjana Hukum S1 (1987)
  • Magister Managemen S2 (1998)
  • Magister Hukum S2 (2000)
  • Doktor Ilmu Hukum S3 (2013)

Karier:

  • Staf bagian Hukum dan OTL (01-03-1989)
  • Kassubag Rancangan III (17-07-1993)
  • Kassubag I (07-07-1994 - 18-10-1994)
  • Kasubbag Rancangan II (12-09-1996)
  • Kasubbag Rancangan Peraturan Trans. Laut (17-02-1999 - 01-11-2002)
  • Kabag Hukum Setditjen Hubla (05-09-2002 - 03-09-2008)
  • Kepala Biro Hukum dan KSLN (03-09-2008)
  • Staf Ahli Bidang Hukum dan Reformasi Birokrasi Perhubungan (29-12-2014 - 09-03-2021)
  • Plt Direktur Jenderal Perhubungan Laut (2016)
  • Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (09-03-2021-Sampai Sekarang)

Penghargaan:

  • Penghargaan Satyalancana Karya Satya 10 Tahun dari Presiden Megawati Soekarno Putri
  • Penghargaan Satyalancana Karya Satya 20 Tahun dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
  • Penghargaan Satyalancana Karya Satya 30 Tahun dari Presiden Joko Widodo

*BERBAGAI SUMBER/LITBANG KORAN JAKARTA/AND


Redaktur : Sriyono
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top