Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pandemi Covid-19 I Industri Kapal Tiongkok Bangkit

Galangan Kapal Korsel Terpuruk

Foto : KIM JAE-HWAN / AFP

GALANGAN HYUNDAI HEAVY INDUSTRIES I Sebuah kapal sedang di bangun di galangan milik Hyundai Heavy Industries, di Ulsan, Korea Selatan. Industri perkapalan di Korsel sedang menghadapi masalah keuangan berat karena dampak pandemi.

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Sejumlah pelanggan meminta perusahaan pembuat kapal, Hyundai Heavy Industries, menunda pembayaran dan pengiriman kapal yang telah mereka pesan. Padahal, kapal-kapal yang dipesan itu menjadi penentu bagi kegiatan pengiriman barang internasional dan perdagangan dunia di masa depan.

"Kami tidak dapat menentukan kapan dan bagaimana situasi saat ini akan terkendali," kata Kepala Eksekutif Hyundai Heavy Industries, Ka Sam-hyun, dalam sebuah wawancara dengan Financial Times, pekan lalu.

Ka mengatakan pesan 100 lebih kapal tanker oleh BUMN Qatar yang bernilai 20 miliar dollar AS juga belum mampu menutupi semua masalah keuangan perusahaan galangan kapal itu di tengah pandemi korona saat ini. Kapal-kapal yang dipesan BUMN Qatar itu akan digunakan untuk mengirimkan bahan bakar dari proyek gas alam cair terbesar di dunia, di lepas pantai timur laut negara itu.

Kendati demikian, saham perusahaan besar pembuat kapal di Korea Selatan itu, yakni Hyundai Heavy Industries, Samsung Heavy Industries dan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, melonjak di Seoul pada Selasa setelah Qatar Petroleum mengonfirmasi rencana pembelian kapal tersebut. Hal itu memulihkan kerugian besar mereka selama lima bulan awal dalam tahun ini.

Pengamat berharap kenaikan lebih lanjut akan terjadi setelah adanya pengumuman tentang proyek-proyek gas alam cair besar yang sedang dikembangkan oleh Total dari Prancis di Mozambik, dan oleh Russia Novatek di Laut Arktik, yang diharapkan segera muncul dalam beberapa minggu mendatang.

Pengamat dari Daiwa Capital Markets di Seoul, Sung Yop-chung, mengatakan Hyundai Heavy akan mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan jangka panjang dari pasar gas alam cair.

Menyusut Sepertiga

Namun, Ka mengatakan dengan pesanan baru yang menyusut hampir sepertiga pada kuartal pertama, potensi keuntungan dari kontrak gas alam cair itu tidak cukup untuk mengatasi masalah mendasar yang dihadapi para pembuat kapal di Korsel.

"Seluruh volume pekerjaan tidak dapat tercapai, bahkan kurang dari setengah dari kapasitas pembangunan kapal pengangkut LNG. Terlebih lagi, porsi produksi kapal pengangkut LNG Korea tidak lebih dari 30-40 persen dari total kemampuan pembuatan kapal masing-masing perusahaan," kata Ka.

Di luar penurunan permintaan, industri kapal Tiongkok akan menjadi saingan paling berat bagi galangan kapal Korsel. "Masalah yang dihadapi perusahaan-perusahaan Korea Selatan semakin parah karena produsen kapal Tiongkok yang didukung oleh negara tengah bangkit dalam skala dan kemampuan teknologi yang kini semakin maju dan memenangkan porsi pesanan internasional yang lebih besar," kata Ka.

Menurut Ka, untuk bersaing dengan industri kapal Tiongkok, industri kapal Korsel harus menurunkan harga kapal mereka. Galangan kapal Korsel perlu secara substansial mengurangi duplikasi pengeluaran mereka. SB/FinancialTimes/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top