Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Keuangan - BI Catat Kontraksi Pertumbuhan Kredit pada Desember 2020 Memburuk

Fungsi Intermediasi Masih Lemah

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah memicu krisis kesehatan dan ekonomi, bukan hanya di dunia, melainkan juga di Tanah Air. Di sektor keuangan, fungsi intermediasi masih lemah yang tecermin dari pertumbuhan kredit yang masih terkontraksi dalam beberapa bulan terakhir. Karena itu, dibutuhkan terobosan untuk mendorong peningkatan penyaluran kredit ke sektor riil di tengah likuiditas perbankan yang berlimpah saat pandemi.

Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Didik Madiyono, menilai harus ada terobosan untuk mendorong peningkatan penyaluran kredit ke sektor riil di tengah likuiditas perbankan yang berlimpah saat pandemi.

"KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan) sedang memikirkan bagaimana mendorong pertumbuhan kredit kepada sektor riil. Likuiditas berputar-putar dan belum menyentuh ke sektor riil. Harus ada breakthrough untuk meningkatkan kredit dari bank, dari sisi operasional," ujar Didik saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (28/1).

Didik menuturkan, saat ini secara umum semua indikator perbankan menunjukkan perbaikan meski ada dampak pada tingkat pengembalian aset atau Return on Assets (RoA) dan profitabilitas akibat restrukturisasi kredit. Marjin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) perbankan juga masih cukup tinggi, walau sebelumnya 5 persen kini menjadi 4 persenan.

"Kalau kondisi ini terkontraksi dan berlanjut terus, tentu saja tekanan terhadap rentabilitas bank karena tambahan biaya akan semakin besar," kata Didik.

Baca Juga :
Diskusi UMKM

Bank Indonesia (BI) mencatat kredit yang disalurkan perbankan masih melanjutkan kontraksi pada Desember 2020. Penyaluran kredit pada Desember 2020 tercatat sebesar 5.482,5 triliun rupiah atau tumbuh negatif 2,7 persen secara tahunan atau year on year (yoy), lebih dalam dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar -1,7 persen.

"Penurunan kinerja kredit perbankan disebabkan penurunan kredit kepada debitur korporasi dan perlambatan kredit perorangan," tulis hasil riset BI, di Jakarta, Kamis (28/1).

Riset tersebut mencatat pertumbuhan kredit pada korporasi pada Desember 2020 terkontraksi lebih dalam menjadi negatif 5,1 persen (yoy) dari bulan sebelumnya sebesar -3,4 persen (yoy). Di sisi lain, penyaluran kredit pada debitur perorangan melambat menjadi 0,5 persen (yoy) dari 0,7 persen (yoy).

Berdasarkan jenis penggunaan, penurunan kredit dipengaruhi oleh kredit investasi,kredit konsumsi, serta Kredit Modal Kerja (KMK) yang terkontraksi lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya. Kredit investasi misalnya terkontraksi -1 persen (yoy) pada Desember 2020, berbalik arah dibandingkan bulan sebelumnya yang masih tumbuh 0,2 persen (yoy). Penurunan kredit terutama pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan, serta sektor konstruksi.

Berikutnya, kredit modal kerja masih melanjutkan pertumbuhan negatifnya dari -3,8 persen (yoy) pada November menjadi -4,9 persen (yoy) pada Desember 2020. Penurunan terutama terjadi di sektor industri pengolahan dan sektor keuangan, real estat, dan jasa perusahaan. Sementara kredit konsumsi, pada Desember 2020 masih terkontraksi, dari -0,2 persen (yoy) pada November 2020 menjadi -0,7 persen (yoy) disebabkan oleh menurunnya kredit KPR,KKB, dan multiguna.

Tren Turun

Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, mengatakan kredit perbankan dalam beberapa bulan terakhir trennya masih menurun dan pada akhir Desember 2020 masih negatif. "Kita belum melihat adanya gejala pembalikan dari arah perkembangan pertumbuhan kredit ini, jadi kelihatannya masih negatif kalau tidak lakukan kebijakan agresif untuk memberi stimulus," ujar Purbaya.

Purbaya menuturkan perkembangan penyaluran kredit dari perbankan akan terus dipantau. Hal tersebut juga menjadi perhatian dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan di mana LPS juga menjadi bagian di dalamnya.

uyo/Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Djati Waluyo, Antara

Komentar

Komentar
()

Top