Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Rencana Divestasi

Freeport Terbuka terhadap Indonesia

Foto : ISTIMEWA

Richard Adkerson

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - CEO Freeport - McMoRan, Richard Adkerson, mengatakan pihaknya terbuka terhadap setiap wacana strategis terkait rencana divestasi Freeport Indonesia, termasuk akuisisi, kemitraan, dan bahkan pelepasan seluruh saham kepemilikan.

"Tapi, jika ada peluang untuk menjual ke perusahaan lain, dan itu akan baik bagi pemegang saham kami. Anda akan melihat kami mencoba untuk mendapatkan kesepakatan terbaik yang bisa kami dapatkan dibandingkan dengan menjadi perusahaan di mana manajemen berusaha melindungi dirinya sendiri," kata dia dalam sebuah wawancara telepon dengan Bloomberg, Senin (8/10).

Selama hampir dua tahun, Freeport dan pemerintah RI telah terlibat perundingan yang intensif dalam rangka menyerahkan mayoritas kendali pengelolaan tambang andalannya, Grasberg "Kami memiliki sumber daya yang sangat besar. Masa depan dan peluang strategis bagi kami akan terbuka lebar," kata Adkerson terkait paket perjanjian yang hampir disepakati.

Meskipun tidak mengesampingkan kemungkinan akuisisi, Adkerson mengatakan pilihan itu lebih sulit untuk disepakati dibanding dengan memperluas portofolio aset pertambangan perusahaan yang sudah ada. "Saya berpendapat, harga saham kami hari ini hampir tidak bernilai daripada sumber daya kami," katanya.

Tidak Gentar

Sebelumnya, dia menyoroti potensi memperluas operasional tambang tembaga Lone Star di Arizona timur, dan lebih mengembangkan sumber daya di Amerika Selatan. Namun untuk itu, harga tembaga harus di atas tiga dollar AS per pon agar perusahaan bisa meraih laba. Perusahaan pertambangan tembaga publik terbesar di dunia itu tidak akan membuka proyek-proyek baru sampai ketidakpastian pasar berhenti.

"Meski fundamental tembaga kuat, ketegangan perdagangan global membebani harga," ujarnya. Meskipun demikian, dia mengaku perusahaan yang berbasis di Phoenix itu tidak gentar untuk melakukan pembelian besar yang masuk akal. "Kami melangkah, dan melakukan kesepakatan Phelps Dodge ketika tidak ada orang lain yang bersedia. Kesepakatan tersebut nilainya dua setengah kali skala kami," tuturnya.

Menurutnya, Freeport juga kerap diajak melakukan kerja sama kemitraan. Pihaknya juga tetap menjaga hubungan baik dengan Rio Tinto Group, yang telah melepas seluruh kepemilikan saham tambang Grasberg, demi kesepakatan yang lebih besar terkait disvestasi. Menurutnya, keputusan Rio untuk menjual Grasberg adalah langkah strategis yang dibuat di bawah bayang-bayang ketidakpastian bisnis.

Perusahaan itu tengah dihadapkan persyaratan untuk melepas 50 persen asetnya. "Saya mengerti mengapa mereka melakukannya. Seperti halnya semua pihak di industri tembaga global, termasuk perusahaan Tiongkok. Mereka sangat tertarik mencari peluang untuk bekerja sama dengan kami," kata Adkerson.

Saat dikonfirmasi soal pernyataan Adkerson, pihak Rio menolak memberikan tanggapan. Bagi Freeport, kemungkinan menjalin kemitraan dengan perusahaan Tiongkok juga terbuka. Sejumlah perusahaan Tiongkok telah lama menjadi pelanggan konsentrat tembaga Freeport.

bloomberg/SB/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top