Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Anugerah Bergengsi

Fisikawan Pelopor Laser Raih Nobel Fisika

Foto : AFP/Philippe LOPEZ

Sambutan Mourou l Salah satu fisikawan peraih anugerah Nobel 2018 asal Prancis, Gerard Mourou, saat memberikan keterangan pers di laboratorium di Ecole Polytechnique, Palaiseau, pada Selasa (2/10). Mourou bersama Arthur Ashkin dari Amerika Serikat dan Donna Strickland dari Kanada, diumumkan panitia sebagai peraih Nobel bidang Fisika pada 2018.

A   A   A   Pengaturan Font

STOCKHOLM - Tiga fisikawan pelopor sinar laser, pada Selasa (2/10) diumumkan panitia Nobel telah memenangkan anugerah Nobel bidang Fisika. Salah satu fisikawan itu adalah seorang perempuan, yang dalam kurun waktu 55 tahun tak ada yang meraih Nobel bidang Fisika.

Tiga fisikawan peraih Nobel itu adalah Arthur Ashkin dari Amerika Serikat, Gerard Mourou dari Prancis, dan Donna Strickland dari Kanada.

"Temuan yang dianugerahi tahun ini merevolusi fiskia laser," kata Royal Swedish Academy of Sciences. "Instrumen dengan presisi canggih membuka bidang riset yang belum diselidiki dan sejumlah aplikasi industri dan medis," demikian pernyataan lembaga itu.

Menurut panitia Nobel, Ashkin menerima setengah dari total hadiah uang dari Nobel yang bernilai 1,01 juta dollar AS, sementara setengahnya lagi dibagi dua antara Mourou dan Strickland.

"Ilmuwan Arthur Ashkin, Gerard Mourou, dan Donna Strickland meraih anugerah Nobel 2018 untuk bidang Fisika karena terobosan mereka di bidang laser dengan menemukan alat operasi mata dan kajian ilmiah," demikian pernyataan panitia Nobel.

Sejak 1901, Strickland jadi salah satu dari 3 perempuan yang berhasil meraih anugerah Nobel bidang Fisika. Sebelumnya pada 1903 dan 1963, fisikawan perempuan bernama Marie Curie dan Maria Goeppert Mayer, memenangkan anugerah Nobel bidang Fisika.

Sementara panitia mencatat bahwa Ashkin, 96 tahun, sebagai peraih Nobel tertua dalam sejarah Nobel. Ashkin dipuji karena berkat penemuannya "pinset" optik yang dapat mengambil partikel, atom, virus, dan sel-sel hidup lainnya dengan sinar laser, tanpa harus merusak mereka pada 1987.

"Dengan pinset ini, ia bisa menggunakan tekanan radiasi sinar untuk menggerakkan objek teramat kecil. Temuan ini tadinya merupakan impian dari fiksi ilmiah," ungkap Royal Swedish Academy of Sciences.

Riset Laser

Sementara Msourou, 74 tahun, dan Strickland, 59 tahun, secara terpisah menciptakan pulsa laser paling kuat dari yang pernah ada dan paling singkat. Teknik yang ditemukan oleh dua fisikawan ini menjadi standar bagi laser intensitas tinggi yang amat berguna salah satunya bagi operasi koreksi mata.

Riset mengenai laser juga pernah mendapatkan anugerah Nobel seperti yang pernah diraih di bidang fisika pada 1964 dan bidang kimia pada 1999.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top