Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

"Finding Nemo"

Foto : koran jakarta/aloysius widiatmaka
A   A   A   Pengaturan Font

Film animasi Finding Nemo sempat ramai diperbincangkan. Kini, para penggemar film tersebut dapat menyelam untuk bertemu langsung dengan "nemo" di Pulau Pahawang, Pesawaran, Lampung.

Film Finding Nemo adalah sebuah animasi grafik komputer buatan Amerika Serikat yang meraih penghargaan Academy Award. Film tentang ikan warna-warni ini dapat ditemukan di dunia nyata bagi para penggemar dunia air. Mereka tinggal menyelam. Enaknya, ikan-ikan juga dapat ditemukan di perairan dangkal sekitar dua sampai tiga meter seperti di Pahawang.

Jadi, dengan menyelam yang tak terlalu dalam, wisatawan sudah dapat bercengkerama dengan "nemo" dan kawan-kawan. Di kawasan Pahawang ini memang banyak dihuni ikan laut yang indah berwarna-warni. Pantai ini mudah dijangkau dari Jakarta naik Sriwijaya Air atau Garuda Indonesia dari Bandara Soekarno Hatta tujuan Bandar Lampung.

Hanya dalam penerbangan kurang dari satu jam sudah sampai Bandara Radin Inten II. Dari sini bisa dilanjut naik kendaraan sekitar satu sampai dua jam untuk sampai ke Dermaga Ketapang, dilanjut naik kapal kurang dari satu jam sudah tiba di "Wisata Taman Nemo".

Di sini, turis bisa leluasa mengeksplorasi isi dalam air. Ombaknya cukup tenang, sehingga sungguh nyaman untuk menyelam. Tentu saja jangan lupa membawa kamera tahan air. Atau biasanya di Ketapang, bisa ditemukan plastik penutup telepon genggam yang bisa digantung di leher, tanpa harus kemasukan air. Jadi, di antara penyelam bisa saling minta bantuan untuk foto. Nanti tinggal share saat di darat.

Kawasan ini masih dalam bagian destinasi Pulau Pahawang, mesti sudah agak jauh darinya. "Ini biasanya tujuan akhir dari paket wisata," kata pemandu wisata, Yanto. Menurutnya, kalau paket menginap, destinasi Wisata Taman Nemo ini sekalian pulang. Jadi, setelah satu hari sebelumnya mengeksplorasi berbagai tujuan turistik sekitar Pulau Pahawang, destinasi Taman Nemo ini sejalur pulang. "Jadi, wisatawan nanti membilas diri di Ketapang," katanya.

Taman Nemo memang menjadi salah satu unggulan baik yang ditawarkan para pemandu wisata maupun dinas pariwisata setempat. Maka tak heran bila di dalam air dipasang tulisan "Wisata Taman Nemo". Banyak yang berkesan di tempat ini. "Ikannya lucu-lucu. Kalau diberi makan roti pada ngumpul," kata Amalia, salah satu wisatawan domestik asal Tangerang.

Titik Kumpul

Taman Nemo juga menjadi titik kumpul kapal-kapal yang membawa rombongan pelancong. Bahkan, kapal-kapal tersebut diparkir sambung-menyambung, seakan membentuk lingkaran di mana di bagian tengah merupakan pusat Taman Nemo.

Ini tentu kegiatan dari snorkeling untuk memandangi ikan-ikan badut atau akrab dipanggil nemo tadi. Mereka berkeliaran di perairan dangkal pulau-pulau sekitar Pahawang. Tentu saja ikan-ikan tersebut hidup di seputar terumbu karang. Di sini banyak terumbu karang yang memang dibudidayakan. Untuk melakukannya tinggal mencangkok bibit karang di atas jaring-jaring kawat. Setelah itu cangkokan tersebut kemudian diletakkan di dasar laut dangkal biar menjadi rumah ikan-ikan warna-warni, teman-teman nemo.

Untuk melihat terumbu karang hasil budi daya bisa dilakukan cukup menggunakan perangkat snorkeling. Demikian pula jika ingin berfoto di dekat tulisan-tulisan, tinggal menyelam sambil tahan napas beberapa detik, tanpa perlu alat selam. Tapi yang tidak kuat napas, mesti latihan dulu di permukaan laut.

Budi daya terumbu karang dimulai sekitar enam tahun lalu untuk memperbaiki karena kerusakan yang dilakukan tangan-tangan tak bertanggung jawab dalam menangkap ikan. Mereka ikut merusak terumbu karang. Kini, budi daya tersebut mulai terlihat berhasil, tinggal dijaga kelestariannya. wid/G-1

Menikmati Tarian Ubur-ubur

Di seputar Wisata Taman Nemo juga terdapat pemandangan tak kalah indah dan mungkin juga lucu. Organ-organ benda hidup ini terus bergerak seperti membesar-mengecil. Orang setempat menyebutnya sebagai ubur-ubur jeli (jellyfish). Ukurannya berbeda-beda, mulai dari sebesar bola tenis sampai sedikit lebih kecil dari kelapa.

Ubur-ubur jeli banyak ditemukan di sini, baik di Wisata Taman Nemo ataupun saat snorkeling di Pulau Kelagian, Pahawang Lunik (Kecil) maupun Pahawang Besar. Tapi, paling banyak populasinya di sekitar Pulau Kelagian.

Untuk menemukan ubur-ubur jeli bisa menggunakan beralatan selam permukaan (snorkeling) atau skin diving alias selam dangkal. Kegiatan ini sebagai upaya berenang atau menyelam menggunakan peralatan seperti masker selam dan snorkel untuk dapat menyaksikan pesona keindahan alam bawah laut seperti ubur-ubur.

Menurut Antara, beberapa waktu lalu banyak nelayan menangkap ubur-ubur di sejumlah perairan pantai yang merupakan destinasi wisata unggulan Provinsi Lampung. Kehadiran ubur-ubur itu setelah muncul puluhan ikan lumba-lumba di perairan Ringgung, menjadi "magnet" pengunjung yang ingin melihat keindahan ubur-ubur berenang. Sementara itu bagi nelayan, kehadiran ubur-ubur menjadi "berkah" di tengah merosotnya hasil tangkapan ikan.

Dulu ubur-ubur tidak bernilai ekonomis. Kini amat berharga dan diminati pasar ekspor. Maka, banyak nelayan memburu ubur-ubur dari perairan Pantai Lempasing, Pantai Mutun, Ringgung, Ketapang, hingga Pantai Kelapa Rapet Kabupaten Pesawaran. Bagi pengunjung objek wisata pantai, mereka bisa menikmati keindahan ubur-ubur yang berenang hingga dekat bibir pantai atau bisa juga menggunakan perahu untuk menikmati "tarian" ubur-ubur di perairan yang lebih dalam.

"Mudah-mudahan fenomena kehadiran ubur-ubur ini jangan cepat berlalu. Kalau bisa terus berlangsung," kata Margono, salah satu nelayan di Pantai Mutun Lampung. Beberapa bulan lalu, banyak nelayan menghabiskan waktu untuk menangkap ubur-ubur, baik siang maupun malam.

Kehadiran ubur-ubur di objek wisata bisa dinikmati turis, termasuk di Pahawang ini. Ubur-ubur bisa menjadi daya tarik pelancong, jangan diburu terus. Umumnya ubur-ubur diekspor, seperti ke Tiongkok, Jepang, Korea, dan Taiwan setelah diolah dan dikeringkan. Ubur-ubur olahan itu bisa digunakan bukan hanya untuk bahan kosmetik dan makanan, tetapi juga untuk obat-obatan.

Nemo dan ubur-ubur adalah daya tarik yang tidak setiap pantai ada. Maka, pemerintah Kabupaten Pesawaran atau Provinsi Lampung harus pandai menjaga dan melestarikan. Jangan sampai mereka punah karena diburu. wid/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top