Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Avengers: Infinity War

Film Superhero yang Melampaui Batas Ekspektasi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Menurut Exhibitor Relations, perusahaan pemantau industri film, Avengers: Infinity War mencatat sejarah dengan pendapatan box office global sebesar 630 juta dolar AS (Rp8,75 triliun) pada pekan perdana penayangannya.

Bukan hal yang mengherankan jika Avengers: Infinity War sukses memuncaki box office di pekan perdana penayangannya. Dan tak dipungkiri kesuksesan ini bisa diraih karena penggemar film garapan Russo Brothers ini, bisa dikatakan sudah memiliki basis pecinta setia yang terbilang cukup fanatik.

Belum resmi dirilis, film ini bahkan telah resmi memecahkan rekor presale pada 27 April. Tercatat film yang menceritakan perang antara Thanos dan para superhero Marvel mengumpulkan pendapatan sebesar 250 juta dolar AS (sekitar Rp3,4 triliun), ini di luar batas ekspektasi para kritikus film.

Kesuksesan film bergenre superhero hingga kini pun belum berhenti. Pada hari ke-7 penayangan film yang dibintangi Robert Downey Jr dan kawan-kawan itu berhasil meraup keuntungan hingga 808,4 juta dolar AS (Rp11,2 triliun) dari hasil penjualan tiket.

Dilansir dari The Hollywood Reporter, para pengamat film memprediksi film ini akan memperoleh pendapatan Rp13,9 triliun di hari ke 10 atau 11 penayangan film itu. Dan jika hal tersebut benar terjadi, film ini akan menjadi film ke-33 berhasil mencapai angka pendapatan 'super' tersebut.

Kesuksesan ini pun tidak serta merta diterima dengan mudah. Butuh kerja kesar agar dapat mengemas film Avengers: Infinity War jauh lebih menarik dari film Avengers sebelumnya.

Hal ini bisa dilihat dari biaya produksi film ini, Avengers: Infinity War sudah dipastikan sebagai film termahal Marvel, dikutip dari Wall Street Journal, film ini telah menghabiskan budget sebesar 300 juta dolar AS. Melampau The Avengers (2012) biaya produksi 220 juta dolar AS, Avengers: Age of Ultron (2015) 279 juta dolar AS, Captain America: Civil War (2016) 250 juta dolar AS.

Kendati demikian sejauh ini bukan film Avengers: Infinity War yang termahal, Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides (2011) masih menjadi film dengan ongkos termahal yaitu 378 juta dolar AS.

Mendobrak dengan Cerita Tak Terduga

Yang sudah menonton Avengers: Infinity War pasti dibuat penasaran bagaimana akhir cerita film ini. Di pengujung film diselipkan cerita singkat mengenai kelanjutan film ini.

Beberapa hero musnah, bahkan Iron Man tak kunjung pulang ke Bumi setelah bergelut dengan Thanos di planet lain. Cuplikan itu dibahas dalam pesan terakhir dari film ini, bahkan dipengujung pesan itu ada 'tanda' kemuculan hero baru yang diprediksi dapat mengalahkan kekuasaan Thanos.

Sang sutradara, Joe Russo mengaku memiliki rencana dalam film Avengers ini. "Ketika kami mulai bekerja sama dengan Marvel lewat Captain America: Winter Soldier, kami ingin melakukan perubahan besar dari film pertama mereka. Jika kalian melihat film Marvel yang kami garap, ada perubahan besar yang bisa mengubah cerita di akhir film. Kami tertarik mendobrak batasan dan cerita dengan cara tidak terduga dan mengejutkan penonton sejauh yang kami bisa" ujar Joe.

Pada cerita Avengers: Infinity War, Russo Brothers mengemasnya cukup apik, dengan cara menggelitik tingkat penasaran penggemar terhadap kelanjutan film ini. Joe menganalogikan formula sukses filmnya ini seperti es krim cokelat yang disukai penggemar. "Jika itu disajikan setiap hari (es krim cokelat) penonton akan bosan," terangnya.

Seperti diketahui, film-film Marvel diangkat dari komik perusahaan asal AS, yang sudah terbit jauh sebelumnya. Joe beranggapan butuh dobrakan dari segi cerita agar penonton mendapat lebih dari versi filmnya. "Jadi ketika Anda coba memprediksi apa yang diinginkan penggemar, Anda malah akan membuat penggemar pergi. Ketika Anda berkomitmen pada cerita yang ingin kami buat, itu cenderung memiliki dampak yang menggema pada penggemar," tuturnya.

Input dari gagasan itu, lanjut Anthony Russo, dengan membuat sosok super di film ini terlihat kelemahannya, ini dilakukan guna terlihat seperti manusia biasa sehingga terasa dekat dengan penggemar. Ia pun tak ragu menunjukkan itu.

Karakter Thanos yang ramai diperbincangkan dan diperankan Josh Brolin merupakan penjahat terkuat di semesta, yang menjadi alasan terjadinya perang besar-besaran di Bumi maupun galaksi lain, meski memiliki kekuatan itu Thanos tetap lah makhluk yang memiliki sisi lembut, ini bisa dilihat dari sikapnya terhadap anaknya yaitu Thane.

Thanos versi Guyon

Manusia super tetaplah manusia, tetap memiliki sisi lucu di balik keseriusan karakter yang dimilikinya, setidaknya hal inilah yang digambarkan para pelaku kreatif komik strip.

Thanos yang gencar memburu Infinity Stone hingga ke pelosok planet memancing kejailan Fikri Mujtahid alias Boki mengangkat cerita Thanos versi guyon, yang tampak takut ketika menyambangi planet Namek, markas dari cerita hero Jepang, Son Goku.

"Ada beberapa adegan di film Avengers: Infinity War yang terpikir untuk menjadi bahan membuat komik strip yaitu Thanos. Adegan dia yang dapat menghajar semua superhero yang menghalanginya untuk mendapatkan Infinity Stone sangat menggelitik, jadi saya mencari sosok tandingan yang sekiranya ditakuti Thanos yaitu yah, Son Goku karakter hero yang popular era 90'an. Saya kira Thanos pun tahu siapa itu Goku, saya pastikan dia takut menyambangi planetnya," cerita Boki kepada Koran Jakarta, Minggu (6/5).

Sejauh ini meme komik ini sudah beredar luas di ranah daring, jumlah like yang di dapat untuk komik Thanos ini, di akun Instagramnya (siboki17) sendiri baru dapat 308 likes. "Dan akan terus bertambah setiap harinya karena banyak akun Instagram lain yang me-repost/share komik strip tentang Thanos saya ini," terangnya.

Lalu ada juga karya dari Hendri Wijaya, melalui karya komik stripnya yang diunggah di laman Instagram miliknya (insta.komik) ia coba menguak sisi penakut Thanos, dalam ruang imajinasi yang absurd. Dalam cerita kilatnya itu, komik ini menceritakan Thanos yang lari kebirit melihat kuntilanak. "Ide-ide lucu memang selalu muncul. Saya dapat ide dari mana saja, tapi komik strip saya hadir sejak awal memang dimaksudkan untuk menghibur pembaca. Sejauh ini karya saya sudah mendapat 1.000 like," jelasnya.

Komik strip dijelaskan Boki dan Hendri adalah wadah yang dapat melebur sisi keseriusan atau berbagai fenomena yang sedang terjadi di dunia nyata. Seperti halnya sosok Thanos akhir dari produksi komik strip ini bernada humor sehingga dapat memecah keseriusan dengan tawa bersama.

Apalagi akses utama penyebaran komik strip ini sosial media (sosmed), yang menurut Hendri bisa menjadi salah satu sarana hiburan untuk masyarakat di era digital. Boki menambahkan, jangkauan yang sangat luas dari sosmed pun juga memiliki peran yang vital, sebagai wadah untuk mencerahkan masyarakat dari sisi pesan yang tersemat dalam komik ini.

ima/R-1

Komentar

Komentar
()

Top