
Film 'I'm Still Here' Raih Oscar 2025 untuk Film Internasional Terbaik
Film 'I'm Still Here' memenangkan Piala Oscar 2025 untuk film internasional terbaik.
Foto: APHOLLYWOOD – Film "I'm Still Here" memenangkan Piala Oscar 2025 untuk film internasional terbaik. Penghargaan pertama Brazil di Academy untuk sebuah film yang menelusuri sejarah menyakitkan sebuah keluarga selama kediktatoran militer negara tersebut.
Film yang berdasarkan kisah nyata ini mengalahkan "The Girl With the Needle" (Denmark), "Emilia Perez" (Prancis), "The Seed of the Sacred Fig" (Jerman) dan "Flow" (Latvia).
Film dari Walter Salles juga membuat Fernanda Torres mendapat nominasi aktris terbaik untuk perannya sebagai Eunice Paiva, istri tangguh seorang politisi kiri yang menghilang selama kediktatoran 1964-1985.
"Ini diberikan kepada seorang wanita yang, setelah mengalami kekalahan di bawah rezim otoriter, memutuskan untuk tidak menyerah dan melawan. Jadi, penghargaan ini diberikan kepadanya. Namanya Eunice Paiva," kata Salles saat menerima penghargaan.
Kesuksesan global "I'm Still Here" memicu semangat nasional yang biasanya diperuntukkan bagi Karnaval atau Piala Dunia sepak bola.
Film yang menarik lebih dari empat juta penonton di bioskop Brazil ini memenangkan skenario terbaik di Festival Film Venesia, dan Torres mengalahkan bintang-bintang Hollywood besar untuk Golden Globe sebagai aktris terbaik dalam film drama.
"I'm Still Here" didasarkan pada kisah nyata Rubens Paiva, mantan anggota parlemen yang diculik oleh agen rezim militer di Rio de Janeiro pada tahun 1971.
Eunice, yang mendapati dirinya sendirian dengan lima anak dan misteri tentang apa yang terjadi pada suaminya, memutuskan untuk mengubah dirinya dan menghabiskan puluhan tahun berjuang untuk mengetahui nasibnya.
Sebagai hasil usahanya, pemerintah Brazil mengeluarkan surat kematian untuk Rubens pada tahun 1996.
Ketika film itu semakin populer, Mahkamah Agung memutuskan untuk membuka kembali kasus hilangnya dia.
Salles juga dikenal lewat film biografi Che Guevara "The Motorcycle Diaries" dan "Central Station," yang dinominasikan untuk dua Oscar.
Dalam suatu kebetulan yang aneh, salah satu dari dua nominasi tersebut adalah untuk aktris terbaik bagi ibu Torres, Fernanda Montenegro -- satu-satunya warga Brasil lainnya yang mendapat nominasi dalam kategori tersebut.
Montenegro (95) muncul di akhir "I'm Still Here" sebagai Eunice Paiva versi orang tua.
Renungan Penting
Film ini telah memicu perdebatan tentang undang-undang amnesti yang diadopsi pada tahun 1979, yang mencegah siapa pun dihukum atas lebih dari 400 kematian dan penghilangan selama kediktatoran.
"Ketika kami memulai proyek ini pada tahun 2016, kami pikir ini adalah kesempatan untuk melihat ke belakang dan memahami asal usul kami," kata Salles dalam wawancara baru-baru ini dengan AFP.
"Namun mengingat munculnya gerakan sayap kanan di Brazil, mulai tahun 2017, kami menyadari bahwa film ini juga akan membantu kita memahami masa kini."
Komentarnya merujuk pada pemerintahan mantan presiden Jair Bolsonaro yang memecah belah dan penuh pergolakan, seorang mantan kapten angkatan darat yang secara terbuka mengagumi rezim militer.
Pada bulan Februari, Bolsonaro didakwa melakukan percobaan kudeta setelah kalah dalam pemilu 2022 dari Presiden Luiz Inacio Lula da Silva.
"Film ini mengundang refleksi penting, menyentuh hati orang-orang dari semua sisi. Semua orang yang menonton film ini berkata pada diri mereka sendiri: 'Ini tidak baik, keluarga ini tidak boleh dianiaya'," kata Torres kepada AFP.
Judul film tersebut bahkan menginspirasi pidato Lula di bulan Januari saat ia menandai dua tahun sejak pendukung Bolsonaro menyerbu gedung-gedung pemerintahan di ibu kota, menuntut militer turun tangan untuk menghentikan kubu kiri itu mengambil alih kekuasaan.
"Jika kami masih di sini, itu karena demokrasi telah menang," kata Lula.
Para kritikus relatif diam saja, meskipun sejumlah pendukung Bolsonaro menyerukan di media sosial untuk memboikot film tersebut.
Sementara itu, antusiasme nasional terhadap "I'm Still Here" telah mendorong para penggemar untuk mengunjungi rumah tempat film tersebut dibuat di Rio de Janeiro dan makam Eunice Paiva di Sao Paulo, tempat ia dimakamkan pada tahun 2018.
Berita Trending
- 1 Polresta Cirebon gencarkan patroli skala besar selama Ramadhan
- 2 Kota Nusantara Mendorong Investasi Daerah Sekitarnya
- 3 Ini Klasemen Liga 1 Setelah PSM Makassar Tundukkan Madura United
- 4 Pemerintah Kabupaten Bengkayang Mendorong Petani Karet untuk Bangkit Kembali
- 5 Negara-negara Gagal Pecahkan Kebuntuan soal Tenggat Waktu Laporan Ikim PBB
Berita Terkini
-
Gelombang Panas Paksa Filipina Tutup Sekolah di Manila
-
Menlu RI Bahas Kemitraan dengan Timor Leste
-
Kebakaran Hutan Terburuk di Jepang Terus Berkobar
-
Pakar Keamanan Nyatakan TNI Tak Mungkin Kembali Terapkan Sistem Dwifungsi seperti di Era Orde Baru
-
BNPT dan Kemendes PDT Sepakat Berkolaborasi Jaga Desa dari Ancaman Ideologi Kekerasan