
Filipina Yakin Hubungan dengan AS Tetap Kuat
Dubes Besar Jose Manuel Romualdez
Foto: philippineembassy-dcMANILA - Duta Besar Filipina untuk Amerika Serikat (AS) pada Senin (3/3) mengatakan bahwa ia yakin hubungan militer kedua negara akan tetap kuat di era pemerintahan Presiden Donald Trump.
Pernyataan itu diutarakan saat Filipina dan Tiongkok kerap terlibat dalam konfrontasi yang semakin menegangkan atas terumbu karang dan perairan di Laut Tiongkok Selatan (LTS), yang diklaim Beijing hampir seluruhnya meskipun ada putusan Den Haag yang menyatakan bahwa klaimnya itu tidak berdasar.
Duta Besar Jose Manuel Romualdez mengatakan, ia meyakini dukungan AS di jalur air yang disengketakan dan bantuan militer akan terus berlanjut, sambil menunjuk pada pengecualian bantuan sebesar 336 juta dollar AS yang diberikan di tengah pembekuan pengeluaran luar negeri.
"Saya kira semua itu akan tetap ada, saya yakin itu akan terjadi," kata Dubes Romualdez kepada wartawan asing di Manila.
Romualdez mengatakan pendekatan Trump merupakan pendekatan seorang pebisnis yang ingin berinvestasi di negara-negara yang ia yakini dapat menjadi mitra yang berharga. "Kami tidak datang ke sana untuk meminta uang dan itu saja. Kami meminta investasi karena kami ingin menjadi bagian dari sebuah kemitraan," kata Romualdez seraya menambahkan bahwa Presiden Ferdinand Marcos Jr menginginkan pertemuan langsung dengan Presiden Trump di Washington DC sesegera mungkin.
Dubes Romualdez juga menunjuk pada rancangan undang-undang senilai 2,5 miliar dollar AS untuk pertahanan Filipina yang saat ini sedang dibahas di Kongres AS, dan mengatakan ada dukungan bipartisan yang kuat untuk undang-undang tersebut.
Diplomat veteran itu juga mengutarakan kemungkinan membeli gas alam cair dari AS, dan mengatakan hal itu muncul dalam diskusi dengan Senator Alaska, Dan Sullivan. "Banyak kebutuhan energi kita yang mungkin menggunakan LNG sebagai sumber energi alternatif. Jadi, itulah salah satu dari banyak hal yang kami coba wujudkan sebagai bagian dari kerja sama kita, jika Anda ingin menyebutnya demikian," kata dia.
Isu Ukraina
Ketika ditanya bagaimana hubungan yang retak antara AS dan sekutu-sekutunya di Eropa akibat perang Russia di Ukraina dapat memengaruhi Filipina, Romualdez mengatakan Barat masih memiliki pandangan yang sama terkait LTS.
"Apa yang terjadi di panggung Eropa berbeda dengan apa yang terjadi di sini. Kepentingan negara-negara lain di belahan dunia kita tetap sama," papar Dubes Romualdez. "Triliunan dollar melewati LTS dan jelas bahwa kami tidak ingin satu negara pun mendominasi wilayah tersebut. Namun, Ukraina akan membuat banyak dari kita terjaga karena hal itu dapat berdampak besar pada bagian dunia kita," imbuh dia.
Trump mengecam Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, di Gedung Putih pada Jumat (28/3) lalu, hingga meningkatkan kekhawatiran bahwa ia bermaksud memaksa Kyiv ke dalam perjanjian damai yang menguntungkan Russia. Dubes Romualdez mengatakan harapannya adalah perdamaian yang adil dan abadi.
"Agaknya ini akan adil, terutama bagi Ukraina, yang merupakan korban. (Tujuan Trump) untuk mencoba mencapai perdamaian adalah mulia. Bagaimana kita mencapainya adalah apa yang harus kita perhatikan," ucap Romualdez. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Polresta Cirebon gencarkan patroli skala besar selama Ramadhan
- 2 Kota Nusantara Mendorong Investasi Daerah Sekitarnya
- 3 Negara-negara Gagal Pecahkan Kebuntuan soal Tenggat Waktu Laporan Ikim PBB
- 4 Ini Klasemen Liga 1 Setelah PSM Makassar Tundukkan Madura United
- 5 Pemerintah Kabupaten Bengkayang Mendorong Petani Karet untuk Bangkit Kembali
Berita Terkini
-
Jet Tempur Filipina Hilang Saat Operasi 'Taktis'
-
Dukung Kebutuhan Kesehatan dan Kecantikan di Bulan Suci, Guardian Hadirkan Program “Self-care Saat Ramadan”
-
Dua Tewas dalam Insiden Mobil Menabrak Kerumunan di Mannheim, Jerman.
-
Mendikdasmen: Libur Lebaran Anak Sekolah Dipercepat Jadi 21 Maret- 8 April
-
Infinix Rilis Dua Ponsel Gaming yang Bertenaga dan Cerdas