Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa Impor Sampah

Filipina Tarik Dubes di Kanada

Foto : AFP/EMMANUEL DUNAND

Teodoro Locsin

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin, memutuskan untuk menarik duta besar Filipina untuk Kanada Kamis (16/5). Penarikan dubes itu terkait eskalasi pertikaian diplomatik atas impor berton-ton sampah yang dibuang di negara Asia Tenggara itu.

Ikatan kerja sama bilateral memburuk sejak sebuah perusahaan Kanada mengirim sekitar 100 kontener sampah busuk yang salah diberi label sebagai barang daur ulang, ke sebuah pelabuhan Filipina pada 2013 dan 2014.

Manila menetapkan tenggat waktu 15 Mei bagi Kanada untuk mengambil kembali sampah yang membusuk, setelah Presiden Rodrigo Duterte memarahi pemerintah di Ottawa karena masalah itu bulan lalu.

Sejak saat itu, Kanada mengatakan sedang berupaya mengatur pengembalian kontener-kontener tersebut, tetapi belum memberikan jangka waktu.

"Surat penarikan dubes dan konsul untuk Kanada telah dikirimkan dan para diplomat itu akan berada di Manila dalam kurun waktu satu hari," demikian pernyataan Menlu Locsin di media sosial. "Kanada telah melewatkan tenggat waktu 15 Mei, dan kami akan menarik staf diplomatik di Kanada hingga sampah-sampah mereka dibawa pulang," cuit Locsin.

Sementara itu juru bicara Presiden Duterte, Salvador Panelo, mengatakan langkah itu daiambil sebagai peringatan bagi Kanada bahwa Filipina siap untuk memutuskan hubungan karena masalah ini.

"Sikap presiden sangat jelas. Ambil kembali (sampah itu), dan jika tidak hubungan kita berakhir," kata Panelo dalam sebuah konferensi pers.

Terkait reaksi keras dari Manila, pihak Kementerian Luar Negeri Kanada hingga saat ini belum menggeluarkan tanggapan.

Perselisihan Bilateral

Sengketa terkait impor sampah itu semakin memperkeruh hubungan bilateral Filipina- Kanada. Sebelumnya, Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, berselisih dengan Presiden Duterte terkait kampanye pemberantasan narkoba yang mematikan.

Duterte bersikap keras terhadap kritik internasional apapun tentang kebijakan pemberantasan narkoba di negaranya dimana polisi Filipina dilaporkan telah membunuh ribuan orang yang diduga sebagai pecandu dan pengedar narkoba sejak 2016.

Tahun lalu, Duterte membatalkan kontrak militer Filipina senilai 235 juta dollar AS untuk membeli 16 helikopter militer dari sebuah pabrikan yang berbasis di Kanada setelah Ottawa mengusik kesepakatan itu dengan meninjau kembali catatan tudingan pelanggaran hak asasi oleh Presiden Filipina itu.

Saat berpidato April lalu, kesabaran Duterte habis dan mengancam untuk secara sepihak mengirimkan sampah kembali ke Kanada. "Mari kita melawan Kanada. Saya akan menyatakan perang melawan mereka," kata dia.

Menyusul komentar pedas itu, Kanada menawarkan untuk memulangkan sampah-sampah itu, sementara Filipina menanggapinya dengan mengatakan agar pemerintahan di Ottawa menanggung semua biayanya.

Biro Kepabeanan Manila mengatakan pada pekan lalu bahwa Filipina siap untuk mengirim kembali sampah, tetapi Kanada membutuhkan beberapa pekan lagi untuk menyiapkan dokumennya.

Kementerian Keuangan Filipina mengatakan bahwa saat ini masih ada sekitar 69 kontener sampah yang tersisa, sementara 34 kontener sampah telah dibuang di Filipina. ang/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top