Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Wabah Covid-19 I Kasus Virus Korona di Filipina Melonjak dalam 10 Hari

Filipina "Lockdown" Pulau Luzon

Foto : AFP/Ted ALJIBE

Pos Pemeriksaan l Polisi Filipina sedang melakukan pemeriksaan virus korona di pos pemeriksaan antara wilayah pinggiran Las Pinas di Manila dengan Provinsi Cavite pada Minggu (15/3). Pemeriksaan itu dilakukan setelah pemerintah Filipina meningkatkan upaya untuk mencegah penyebaran virus korona yang telah merenggut 12 nyawa.

A   A   A   Pengaturan Font

Untuk melawan penyebaran virus korona, pemerintah Filipina memperluas langkah isolasi ketat (lockdown) dari tadinya hanya seluas wilayah ibu kota Manila, menjadi seluruh pulau utama Luzon yang memiliki populasi 107 juta jiwa.

MANILA - Pemerintah Filipina menerapkan langkah isolasi ketat (lockdown) dan menghentikan semua aktivitas kerja dan transportasi di pulau utama Luzon mulai Senin (16/3). Langkah itu membuat setengah populasi di Filipina tak bisa bergerak leluasa ditengah gencarnya upaya untuk membendung peningkatan kasus virus korona di negeri itu.

"Pemerintah akan memerintahkan warga untuk tetap tinggal di rumah dan semua transportasi dan aktivitas kerja dihentikan kecuali ada kepentingan khusus," kata juru bicara Kepresidenan Filipina, Salvador Panelo. "Tujuan utama presiden yaitu menyelamatkan diri kita semua," imbuh Panelo.

Langkah "lockdown" yang dilakukan pemerintah Filipina adalah yang terketat di kawasan Asia dan langkah tegas ini diambil setelah ada kenaikan penyebaran sebanyak 140 kasus dengan 12 kematian dari tadinya 3 kasus pada 10 hari lalu.

Langkah "lockdown" kali ini merupakan perluasan dari langkah serupa yang tadinya hanya seputar Metropolitan Manila yang diberlakukan pada akhir pekan lalu. Akibat diberlakukannya isolasi di Metropolitan Manila membuat kondisi ibu kota itu berubah bak kota hantu.

"Wabah virus korona ini lebih buruk daripada perang. Kita semua terpengaruh. Tapi yang paling parah adalah mata pencaharian kita," kata seorang pengemudi taksi bernama Bobric Caballo seperti dikutip dari Aljazeera.

Adapun penutupan di Pulau Luzon meliputi larangan arus kedatangan dari luar negeri, larangan berkumpul, menjaga jarak sosial, menutup mal dan menghentikan pergerakkan yang tak perlu dari dan luar kota, serta pemberlakukan jam malam.

Saat menyampaikan pidato nasional pada 12 Maret lalu dan mendeklarasikan karantina, Presiden Rodrigo Duterte mengumumkan bahwa akses udara, darat, dan laut, menuju 17 distrik Manila akan ditutup mulai 15 Maret hingga 14 April mendatang.

Pulau Luzon memiliki populasi 107 juta orang atau setengah dari popilasi di Filipina. Pada akhir pekan lalu, Filipina mengalami penambahan kasus baru virus korona sebanyak 47 dan pada Minggu (15/3) terdapat 29 kasus baru.

Antrean Panjang

Sementara arus lalu lintas yang hendak memasuki Manila mengalami antrean panjang pada Senin karena ada pos-pos pemeriksaan karantina virus korona di setiap jalan masuk ke ibu kota. Diperkirakan ada sekitar 12 juta populasi yang keluar masuk Manila setiap harinya yang sebagian besar mereka adalah para pekerja yang mencari nafkah di ibu kota.

"Saya tak keberatan dengan pemeriksaan ini karena semuanya untuk keselamatan setiap orang," kata seorang sopir truk berusia 47 tahun bernama Pablito Elipien, yang katanya sudah terbiasa dengan kemacetan lalu lintas di Manila.

Tak semua warga sependapat dengan Elipien atas terjadinya antrean panjang akibat pos pemeriksaan virus korona ini. "Pos pemeriksaan itu telah menimbulkan ketidaknyamanan saat kita harus mengirimkan dokumen penting," kata seorang pekerja konstruksi bernama Virgilio Aniceto, 51 tahun.

Untuk melawan penyebaran wabah virus korona, sejumlah pejabat pemerintahan lokal mulai memberlakukan jam malam agar bisa memaksa warga tetap tinggal di rumah dan meminta semua berkumpulnya massa dalam jumlah besar ditiadakan. ang/AFP/ST/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top