Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Filipina Kembali Kerahkan Pasukan di LTS

Foto : pna.gov.ph/Robert Oswald P Alfiler

Juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina, Medel Aguilar

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Angkatan Bersenjata Filipina akan kembali menempatkan pasukan di sekitar lokasi dikandaskannya kapal usang era Perang Dunia II di Laut Tiongkok Selatan (LTS), setelah Tiongkok sebelumnya menghalangi upaya Manila dengan menembakkan meriam air.

"Pelaksanaan hak kedaulatan dan yurisdiksi kami ini merupakan bukti keyakinan kuat kami pada tatanan internasional berbasis aturan yang menopang perdamaian dan stabilitas kawasan," kata juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina, Medel Aguilar, dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (19/8), seraya menegaskan bahwa Filipina tetap mendukung penyelesaian sengketa secara damai, meminta semua pihak terkait untuk menghormati kedaulatan dan yurisdiksi atas zona maritimnya di perairan tersebut.

Manila mengajukan protes diplomatik terhadap Beijing bulan ini setelah penjaga pantai Tiongkok menggunakan meriam air dan melakukan manuver berbahaya untuk mencegah Filipina mengirim pasokan ke sejumlah pasukan di Second Thomas Shoal.

Saat ini Tiongkok mengklaim hampir seluruh LTS, wilayah perairan strategis yang disengketakan dengan Malaysia, Vietnam, Brunei, Taiwan, dan Filipina. Pada 2016, putusan arbitrase internasional membatalkan klaim Tiongkok atas hampir seluruh LTS, namun Beijing tidak mengakui putusan itu.

Pada 7 Agustus lalu, penjaga pantai Tiongkok mengatakan telah memberitahu Filipina untuk tidak mengirim kapal ke dangkalan laut tempat dimana bangkai kapal karam itu berada. Tiongkok juga meminta Filipina untuk tidak mengirim bahan-bahan konstruksi yang digunakan untuk perbaikan dan penguatan skala besar ke kapal perang tersebut.

Filipina sengaja mengkandaskan kapal perang itu pada 1999 sebagai bagian dari klaim kedaulatannya atas dangkalan, yang terletak di dalam zona ekonomi eksklusif 200 mil.SB/Ant/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top