Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Filipina, AS, Australia, Kanada Mulai Latihan Gabungan Pertama di LTS

Foto : CNA/US Navy/Naval Air Crewman (Helicopter) 1st Cla

Kapal perusak berpeluru kendali Angkatan Laut AS USS Chung-Hoon berlayar bersama fregat Angkatan Laut Kanada HMCS Montreal dalam operasi Surface Action Group sebagai bagian dari latihan “Noble Wolverine" di Laut Tiongkok Selatan, pada 30 Mei 2023.

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Filipina, Kanada, Amerika Serikat, dan Australia memulai latihan militer gabungan pertama mereka pada hari Rabu (7/8) di Laut Tiongkok Selatan (LTS) untuk meningkatkan interoperabilitas di antara pasukan mereka, kata militer keempat negara.

Latihan dua hari yang akan melibatkan unit angkatan laut dan angkatan udara tersebut merupakan yang pertama di antara keempat negara, menyusul latihan gabungan pertama Filipina-Jepang di LTS, minggu lalu.

Amerika Serikat, sekutu Filipina, telah mengadakan latihan serupa dengan negara lain di perairan yang disengketakan itu, setelah menggelar latihan dengan Manila dan Jepang pada bulan Juni.

Keempat negara mengatakan dalam sebuah pernyataan akan menjunjung tinggi hak atas kebebasan navigasi dan penerbangan di Laut Tiongkok Selatan, dan menambahkan bahwa unit angkatan laut dan angkatan udara akan beroperasi bersama di zona ekonomi eksklusif 200 mil laut Manila untuk meningkatkan kerja sama dan interoperabilitas.

"Kami bersatu untuk mengatasi tantangan maritim bersama dan menggarisbawahi dedikasi bersama kami dalam menegakkan hukum internasional dan tatanan berbasis aturan," bunyi pernyataan itu.

Tiongkok mengklaim sebagian besar Laut Tiongkok Selatan sebagai wilayahnya, jalur perdagangan melalui kapal yang nilainya mencapai sekitar US$3 triliun per tahun, meskipun ada klaim tumpang tindih dari Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.

Manila dan Beijing telah berulang kali bentrok di LTS, saling menuduh melakukan perilaku agresif yang melibatkan kapal mereka dan merusak lingkungan laut.

Pada tahun 2016, Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag mengatakan klaim Tiongkok tidak memiliki dasar hukum, sebuah keputusan yang ditolak Beijing.

Kedutaan Besar Tiongkok di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai latihan keempat negara tersebut.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : CNA

Komentar

Komentar
()

Top