Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Faith Kipyegon Torehkan Sejarah

Foto : Kirill KUDRYAVTSEV / AFP

Kipyegon merayakan dengan medali emas I Pelari Kenya yang berada di urutan pertama, Faith Kipyegon, merayakan dengan medali emasnya setelah memenangkan final lari 1.500 meter putri dalam Kejuaraan Atletik Dunia di Pusat Atletik Nasional di Budapest, Rabu (23/8).

A   A   A   Pengaturan Font

BUDAPEST - Faith Kipyegon asal Kenya menorehkan sejarah dengan memenangkan medali emas ketiga di nomor lari 1.500 m kejuaraan dunia atletik, Rabu (23/8). Di perlombaan lain atlet lompat tinggi Qatar Mutaz Essa Barshim gagal meraih emas keempat. Dia menjadi orang pertama yang memenangkan lima medali dalam ajang tersebut.

Kipyegon menampilkan performa luar biasa untuk menambah gelar yang diraihnya tahun 2017 dan 2022. Pesaingnya, Sifan Hassan sekali lagi, seperti di Olimpiade Tokyo, harus puas dengan perunggu. Untuk Kipyegon, 29, hasil itu membuatnya dinobatkan sebagai annus mirabilis (pencapaian yang menakjubkan) setelah memecahkan tiga rekor dunia.

Dia berkata ke diri sendiri, "Saya yang terkuat dan terus maju," ujar Kipyegon. Dia mengejar sejarah dan mengejar gelar ini. Dia telah melakukannya. Di perlombaan lain, Barshim mencoba membangkitkan semangat penonton di Pusat Atletik Nasional saat melakukan upaya ketiga dan terakhirnya untuk jarak 2,36 m. Tapi, upaya Barshim untuk merebut mahkota dunia keempat berturut-turut berakhir dengan kegagalan, atlet asal Qatar itu harus puas dengan lompatan sejauh 2,33 m.

Dia meraih perunggu. Kemenangan malah jatuh ke tangan pria yang berbagi emas Olimpiade dengannya di Tokyo, Gianmarco Tamberi asal Italia (2,36 m). "Saya menganggap perunggu ini sebagai sejarah," ujar Barshim. "Dalam kompetisi apa pun, ambisi kami adalah emas dan kemenangan, tapi inilah olahraga," sambungnya.

Dengan perunggu, dia menjadi satu-satunya atlet dalam sejarah lompat tinggi yang memenangkan lima medali di kejuaraan dunia. Dari nomor lari halang rintang 3.000 m putra, juara Olimpiade asal Maroko Soufiane El Bakkali berhasil merebut medali emas. Dia berada di depan pemegang rekor dunia asal Ethiopia Lamecha Girma.

El Bakkali yang berusia 27 tahun melewati garis finis dengan catatan waktu 8 menit 03,53 detik. Kipyegon, Tamberi dan El Bakkali kemudian merayakan kemenangan dengan melompat ke kolam air. Itu sesuatu yang membuat iri para penonton yang duduk di bawah panas Terik.

Juara Olimpiade lainnya, Valarie Allman dari Amerika Serikat, tampak kecewa ketika rekan setimnya yang kurang terkenal, Laulauga Tausaga, merebut medali emas lontar martil putri. Tausaga menang dengan lemparan sejauh 69,49 m. Allman meningkatkan hasil perunggu tahun lalu menjadi perak. Tetapi raut wajahnya menunjukkan, hasil itu tidak menghibur.

"Saya tidak tahu apakah punya ibu peri atau semacamnya. Atau nenek moyang saya punya pendapat mengenai itu. Tapi kali ini saya bisa melakukan sesuatu yang belum mungkin dilakukan," ujar Tausaga, 25 tahun. ben/AFP/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top