Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Polusi Udara - DPR Minta Pemda Galakkan Sosialisasi ke Pabrik untuk Tidak Gunakan Batu Bara

Evaluasi Pabrik Berbahan Bakar Fosil

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah harus memprioritaskan pengawasan terhadap semua pabrik yang menggunakan bahan bakar berbasis energi fosil, yakni batu bara dan BBM dalam menjalankan operasionalnya.

JAKARTA - DPR RI menegaskan banyaknya pabrik menggunakan bahan bakar batu bara memicu buruknya kualitas udara di Jakarta. Karena itu, pemerintah daerah (pemda) perlu melakukan evaluasi berkala terhadap pabrik untuk tetap mengacu pada Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) yang dimiliki.

Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan, menyoroti pabrik-pabrik yang diduga melakukan pencemaran udara di sekitar Jakarta, termasuk di Tangerang Selatan, yang dilaporkan menjadi kota paling berpolusi di Indonesia. Hal ini diketahui berdasarkan catatan Nafas Indonesia, lembaga pemantau kualitas udara.

Dalam catatan terbaru Nafas Indonesia, rata-rata polutan udara PM 2,5 di Tangerang Selatan pada Juli berada di angka 60 μg/m³ (mikrogram per meter kubik), naik dari 56 μg/m³. Selain karena polutan, pembakaran sampah yang besar dan faktor banyaknya pabrik menyebabkan Tangsel memiliki kualitas udara lebih buruk dibandingkan Ibu Kota.

Daniel mengatakan asap pabrik industri juga menjadi salah satu polusi sangat fatal sehingga berdampak pada penurunan kualitas udara. "Industri sekitar Jabodetabek harus diperiksa benar, masalah Amdal dan penanganan polusinya agar sesuai aturan yang ada. Jika terbukti melanggar, pemda harus berani ambil tindakan mencabut izin usahanya," kata Daniel di Jakarta, Selasa (15/8).

Dia menambahkan pemerintah harus memprioritaskan pengawasan terhadap semua pabrik yang menggunakan bahan bakar batu bara dalam menjalankan operasionalnya. Sebab, kata Daniel, batu bara melepaskan sulfur dalam bentuk gas belerang dioksida (SO2) yang juga menghasilkan partikel karbon hitam dalam jumlah banyak sehingga berdampak buruk bagi kesehatan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top