Minggu, 19 Jan 2025, 08:19 WIB

Erupsi Gunung Ibu, 255 Jiwa Berada di Pengungsian

BPBD memberikan berbagai kebutuhan 255 jiwa warga terdampak erupsi Gunung Ibu di pengungsian.

Foto: Antara

TERNATE - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), Maluku Utara (Malut) menyebut, sedikitnya ada 255 jiwa terdampak erupsi Gunung Ibu masih berada di dua titik pengungsian Desa Tongute dan satu titik di Desa Akesibu.

"Kami tetap melayani dan memberikan berbagai kebutuhan untuk 255 jiwa warga yang terdampak erupsi Gunung Ibu saat ini masih di area pengungsian," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Halbar, Sofyan Aswad dihubungi , Sabtu (18/1). 

Sofyan Aswad menyebut, jumlah pengungsi dan lokasi pengungsian yakni berada di Desa Tongute Ternate dengan pengungsi berjumlah 208 jiwa asal Desa Sangaji Nyeku.

Sedangkan untuk titik pengungsian di Kantor Desa Tongute berjumlah 17 jiwa merupakan pengungsi asal dusun Borona dan titik pengungsian di Desa Akesibu/Gereja Tua dengan jumlah 30 jiwa asal pengungsi dusun Togoreba Sungi dan total keseluruhan sebanyak 255 jiwa pengungsi.

Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, melaporkan sejak Jumat (17/1) sejak pukul hingga malam, terjadi 34 kali letusan di gunung itu dengan ketinggian abu vulkanik secara bervariasi.

Petugas Pos PGA Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Rivaldi Hasan dalam keterangannya, Jumat, mengatakan letusan dari pukul 00.01 - 06.00 WIT itu sudah 13 kalau letusan dengan warna asap kelabu yang teramati setinggi 300 - 800 meter.

Untuk pukul 06.00 - 12 .00 terjadi 21 kali letusan dengan intensitas 600 - 800 meter dengan warna asap kelabu di atas puncak gunung.

Sementara itu, Pemkab Halbar menggelar rapat bersama Dandim 1501/Ternate dan Deputi BNPB RI membahas langkah tanggap darurat menghadapi erupsi Gunung Ibu yang kini berstatus Level IV atau Awas, berdasarkan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Bupati Halbar, James Uang, menyampaikan bahwa ada enam desa dalam radius 5-6 km dari gunung yang harus segera dievakuasi. Desa-desa tersebut meliputi Sangaji Nyeku, Soa Sangaji, Tuguis, Togereba Sungi, Borona, dan Todoke, dengan total warga yang harus dievakuasi sekitar 2.000 jiwa.

Akan tetapi, sebagai langkah antisipasi, pemerintah telah mempersiapkan fasilitas tempat pengungsian, termasuk MCK, sanitasi, logistik, dan akomodasi, untuk memastikan kebutuhan dasar pengungsi terpenuhi.

"Walaupun tempat pengungsian tidak senyaman rumah mereka, kami berupaya meminimalkan keluhan masyarakat," ujar James.

Dia juga memastikan kondisi kesehatan warga yang telah diungsikan sejauh ini tetap aman.

Saat ini, baru satu desa yang berhasil dievakuasi. lima desa lainnya akan mulai dipindahkan secara bertahap setelah dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

"Masyarakat membutuhkan pemahaman akan situasi ini agar mereka mau dievakuasi demi keselamatan mereka," katanya.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: