Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Era Baru Wimbledon, Nonunggulan Juara

Foto : istimewa

marketa

A   A   A   Pengaturan Font

WIMBLEDON - Ada sejarah baru dalam pertandingan grand slam Wimbledon di mana Marketa Vondrousova menjadi petenis nonunggulan pertama yang menjuarai Wimbledon. Petenis Ceko itu meraih kemenangan mengejutkan 6-4, 6-4 atas petenis Tunisia Ons Jabeur, di final, Sabtu.

Sebagai petenis putri pertama yang tidak diunggulkan di final Wimbledon dalam 60 tahun tahun terakhir, Vondrousova bermain sangat dominan melawan peringkat keenam Jabeur. Petenis berusia 24 tahun itu memanfaatkan peluang di Centre Court untuk memenangi gelar Grand Slam perdananya pada final kedua turnamen major-nya setelah kalah dari Ash Barty di final French Open 2019.

Vondrousova bergabung dengan Jana Novotna dan Petra Kvitova sebagai petenis putri Ceko yang memenangi gelar Wimbledon. Kemenangan Vondrousova menyelesaikan comebackyang luar biasa setelah serangkaian cedera yang menghentikan kariernya yang menjanjikan.

"Setelah semua, saya harus mengenakan gips tahun lalu. Sekarang tidak percaya memegang trofi ini," kata Vondrousova yang absen karena cedera pergelangan tangan pada Wimbledon 2022, seperti disiarkan AFP, Sabtu. Dalam 12 bulan lalu, dia duduk sebagai penonton cedera di Wimbledon.

Dia hanya bisa menyaksikan sahabatnya Miriam Kolodziejova berusaha lolos ke undian utama. Operasi pergelangan tangan kedua Vondrousova membuat peraih medali perak Olimpiade itu absen selama enam bulan, meskipun ketidakhadirannya dari tur setidaknya memberinya ruang dan waktu untuk menikah.

Dia adalah petenis peringkat terendah kedua yang mencapai final Wimbledon -- hanya Serena Williams pada 2018 yang lebih rendah di peringkat ke-181. Jabeur menjadi petenis putri Arab pertama yang mencapai final Grand Slam tahun lalu di Wimbledon, tetapi kalah dari Elena Rybakina dalam tiga set.

Dia mengalami hal serupa hanya beberapa pekan kemudian ketika dia kalah dari Iga Swiatek di final US Open. "Ini akan menjadi hari yang berat tapi aku tidak akan menyerah," ujar Jabeur sambil menyeka air matanya.

"Ini kehilangan yang paling menyakitkan dalam karier saya. Tapi kita akan berhasil suatu hari nanti, saya berjanji kepada Anda bahwa saya tidak akan menyerah," katanya.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top