Energi Terbarukan dari Limbah Kopii
Secara spesifik menyatakan bahwa kandungan minyak pada ampas kopi arabika adalah 14 hingga 20 persen dan pada ampas kopi robusta adalah 11 hingga 16 persen. Kadar minyak pada ampas kopi tersebut hampir setara dengan kandungan minyak pada kacang kedelai yang mempunyai kandungan minyak sebesar kurang lebih 19,6 persen.
Sehingga minyak yang diekstrak dari ampas kopi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biosolar melalui proses esterifikasi dan transesterifikasi, di mana untuk menghasilkan 1 liter biosolar diperlukan ampas kopi sebanyak 5 sampai 7 kilogram. Keunggulan biodiesel dari ampas kopi adalah selain beraroma harum layaknya kopi pada umumnya, biodiesel yang dihasilkan pun lebih awet alias tahan akan potensi oksidasi.
Menurut data Litbang Pertanian ini, konsumsi kopi bubuk di Indonesia tahun 2012 lalu mencapai 359.447 ton/tahun. Apabila sebanyak 90 persen dari konsumsi kopi bubuk tersebut merupakan ampas kopi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan biosolar, maka akan terdapat produsi biosolar dari ampas kopi sebanyak 46.214-64.700 kiloliter pert tahun.
Walau produksinya masih kecil, tapi angka ini bisa mengurangi impor solar yang mencapai 5 juta kiloliter/tahun. Kebutuhan pertahun berdasarkan data 2016, sebanyak 16 juta kiloliter.
Komentar
()Muat lainnya