Energi Terbarukan dari Limbah Kopii
Pemakaian ampas kopi sebagai bahan bakar bio juga dinilai sebagai terobosan untuk industri lainnya. Misalnya menjadi bahan bakar lain seperti arang. Bio-Bean merilisnya sebagai produk Coffee Logs. Briket arang ini terbuat dari 25 cangkir ampas kopi. Di cuaca normal,coffee logs bisa menghasilkan bara yang lebih panas dan awet satu jam ketimbang kayu bakar atau arang pada umumnya.
Produk keluaran tahun lalu ini bisa digunakan untuk kegiatan outdoor seperti berkemah, pesta barbeque atau pesta kebun. Soal emisi gas karbon yang terlepas di udara, Bio-Bean menyebut coffee logs ramah lingkungan. Coffee logs punya emisi yang lebih rendah ketimbang bahan bakar lain.
Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia sendiri merupakan salah satu penghasil kopi terbesar di dunia, dengan total produksi 676.475 ton per tahun? Dengan bertebarannya warung, kedai atau kafe kopi di hampir seluruh kota di Indonesia, ampas kopi dari produksi espresso, cappucino, dan kopi Jawa seringkali berakhir di tempat sampah saja.
Terobosan Bio-Bean seharusnya bisa ditiru di Indonesia. Selama ini ampas kopi, masih digunakan sebagai pupuk organik saja. Pemanfaatannya sebagai alternatif bahan bakar biodiesel, belum digarap secara maksimal. Padahal, penelitian tentang ampas kopi sebagai bahan baku biodesel sudah dilakukan sejak tahun 2014 lalu.
Setidaknya itu yang tercantum di laman litbang.pertanian.go.id. Dalam riset tersebut disebutkan, biji kopi beras (green beans) mengandung sejumlah minyak/trigliserida, sehingga dalam ampas kopi sisa seduhan masih terkandung minyak yang cukup tinggi yaitu 11 hingga 20 persen dari berat kering.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya