Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Angkutan Laut

Empat Kapal Baru Layani ke Kep Seribu

Foto : ANTARA/HO-Kominfotik Kepulauan Seribu

Pengawas Pelayanan Dishub DKI Jakarta di Pelabuhan Muara Angke, Andy Susanto

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Dinas Perhubungan DKI Jakarta meluncurkan empat kapal baru untuk melayani rute Jakarta-Kepulauan Seribu pulang-pergi melaluiPelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara. Informasi ini disampaikan Pengawas Pelayanan Dishub DKI Jakarta di Pelabuhan Muara Angke, Andy Susanto, Rabu (7/9).

Dia mengatakan empat unit kapal baru tersebut bernama Kapal Sonar 1, Sonar 2, Sonar 3, dan Sonar 4. Tiap kapal berkapasitas 50 penumpang. "Sejak 3 September lalu, kami sudah mengoperasikan kapal di Dermaga Kali Adem atau Muara Angke. Ini untuk memenuhi kebutuhan transportasi laut masyarakat dan wisatawan," kata Andy.

Lebih jauh, Andy menjelaskan Unit Pengelola Angkutan Perairan Dishub DKI Jakarta memiliki 10 kapal yang bersandar di dermaga Kaliadem, Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara. Kapal-kapal tersebut melayani penumpang jasa reguler maupun ekspres.

"Setiap hari beroperasi enam unit kapal dengan menyesuaikan kebutuhan angkutan perairan. Sebab sebagian disiapkan untuk siaga, sewaktu-waktu dibutuhkan. Sebagian masih dalam perawatan," kata Andy.

Adapun penggunaan keempat kapal Sonar biasa digunakan penumpang jasa ekspres dari Jalur Satu dengan rute Pelabuhan Muara Angke-Pulau Tidung, sebaliknya. Jalur Dua, rute Pelabuhan Muara Angke-Pulau Pramuka, sebaliknya. Jalur Tiga, rute Pelabuhan Muara Angke-Pulau Kelapa, sebaliknya.

Lebih lanjut, Andy memerinci untuk tarif normal Zona Satu 44 ribu, Zona Dua 54 ribu, dan Zona Tiga 74 ribu. Ini sudah termasuk peron dan Jasa Raharja. Pengurangan tarif dapat berlaku sesuai Peraturan Gubernur No 61 Tahun 2020, Zona I 23 ribu, Zona II 28 ribu, Zona III 38 ribu. Ini sudah termasuk peron dan Jasa Raharja.

Andy berharap, kehadiran empat unit Kapal Sonar yang sudah beroperasi sebagai bentuk memfasilitasi pelayaran ke Kepulauan Seribu. Semoga ini bisa membantu masyarakat melakukan perjalanan laut yang lebih aman dan nyaman.

Olah Sampah

Sementara itu, Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Kepulauan Seribu, Iwan P Samosir, mengingatkan bahwa warga Kepulauan Seribu perlu meningkatkan kapasitas teknologi pengelolaan sampah agar 100 persen dikelola secara mandiri. Menurut Iwan, pengolahan sampah lima tahun terakhir menggunakan mesin pencacah, mesin pengubah sampah jadi bahan bakar solar (pirolisis), dan mekanisme penguraian sampah menggunakan larva lalat (maggot).

Namun, beberapa teknologi yang sudah diterapkan tersebut hanya bisa mengolah sampah organik dan non-organik 30 persen dari total sampah setiap hari. Ini tidak termasuk limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Di sisi lain, 70 persen sampah di Kepulauan Seribu mesti dikirim ke daratan Jakarta. Ini juga termasuk limbah B3. Pengiriman menggunakan kapal pengangkut sampah Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

Iwan menuturkan pengelolaan limbah B3 memiliki kekhususan dalam pemeriksaan maupun pengamanan, seperti barang bekas rumah sakit dan puskesmas, bekas tempat atau kaleng cat yang dibuang di tempat khusus. "Belum ada penampungan sampah B3 di Kepulauan Seribu karena untuk DKI saja tempat penampungan khusus B3 baru ada di Cibinong," ujar Iwan.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top