Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kinerja Perseroan | Unit Usaha Tambang Emas UNTR Kantungi Pendapatan Rp3,6 Triliun

Emiten Alat Berat Kantongi Laba Bersih Rp5,6 Triliun

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Emiten distributor alat-alat berat, PT United Tractors Tbk (UNTR) pada semester I-2019 membukukan laba bersih sebesar 5,6 triliun rupiah, meningkat 2 persen dibandingkan periode sama tahun 2018 sebesar 5,5 triliun rupiah. Pertumbuhan laba bersih didorong oleh kinerja yang lebih baik dari segmen usaha kontraktor penambangan, dan adanya kontribusi baru dari segmen usaha pertambangan emas, namun terdapat penurunan kinerja segmen usaha mesin konstruksi dan industri konstruksi.

Sekretaris Perusahaan United Tractors, Sara Loebis, mengatakan masing-masing segmen usaha, yaitu mesin konstruksi, kontraktor penambangan, pertambangan batu bara, pertambangan emas dan industri konstruksi secara berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 28 persen, 44 persen, 16 persen, 8 persen, dan 4 persen terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.

"Pendapatan bersih juga naik 11 persen sebesar 43,3 triliun rupiah dibandingkan semester pertama tahun 2018 sebesar 38,9 triliun rupiah," kata Sara secara tertulis di Jakarta, Rabu (31/7).

Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha mesin konstruksi turun 13 persen menjadi sebesar 12,1 triliun rupiah dibandingkan periode sama tahun 2018 sebesar 13,9 triliun rupiah. Segmen usaha mesin konstruksi mencatat penurunan penjualan alat berat Komatsu sebesar 20 persen menjadi 1.917 unit, dibandingkan dengan 2.400 unit pada periode sama tahun 2018. Selain itu, pendapatan Perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat sama dengan periode yang sama tahun 2018 sebesar 4,4 triliun rupiah.

Penjualan Truk Turun

Penjualan produk merek lainnya yaitu UD Trucks turun dari 417 unit menjadi 302 unit, dan penjualan produk Scania turun dari 533 unit menjadi 291 unit. Penurunan penjualan UD Trucks dan Scania disebabkan pengaruh penurunan harga batu bara dimana kedua produk tersebut banyak digunakan di sektor pertambangan.

Untuk usaha kontraktor penambangan dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA), membukukan peningkatan pendapatan bersih sebesar 11 persen menjadi 19,3 triliun rupiah. Pada usaha pertambangan batu bara dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA) mengatongi penjualan mencapai 4,9 juta ton termasuk 674 ribu ton batu bara kokas, naik apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 sebesar 4,4 juta ton. Pendapatan unit usaha Pertambangan batu bara mencatat peningkatan sebesar 13 persen menjadi 6,8 triliun rupiah.

Selanjutnya, pertambangan emas dijalankan oleh PT Agincourt Resources yang mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, membukukan total penjualan emas dari Martabe Gold Mine sebanyak 194.000 ons, sedangkan pendapatan bersih unit usaha pertambangan emas sampai dengan bulan Juni 2019 adalah sebesar 3,6 triliun rupiah.

Untuk usaha industri konstruksi dijalankan melalui PT Acset Indonusa Tbk (ACST), membukukan pendapatan bersih sebesar 1,5 triliun rupiah dari periode sama tahun 2018 sebesar 1,7 triliun rupiah.

Baca Juga :
Mekanisasi Pertanian

Pada usaha energi, PT Bhumi Jati Power (BJP) yang 25 persen sahamnya dimiliki anak perusahaan, saat ini sedang mengembangkan pembangkit listrik tenaga uap berkapasitas 2 x 1.000 MW di Jepara, Jawa Tengah. Hingga kuartal kedua tahun 2019, progres pembangunan konstruksi proyek ini telah mencapai 73 persen dan dijadwalkan akan memulai operasi secara komersial pada tahun 2021. yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top