Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Emas Meredup, Tertekan Kebangkitan Imbal Hasil Obligasi AS

Foto : Antara

Komoditas emas dan uang dollar AS.

A   A   A   Pengaturan Font

Chicago - Emas tergelincir pada akhir perdagangan Senin (19/4/2021) waktu Chicago, Amerika Serikat (AS) atau Selasa (20/4/2021) pagi, WIB setelah melonjak 2 hari sebelumnya dan membukukan pekan terbaiknya sejak pertengahan Desember.

Kebangkitan imbal hasil obligasi pemerintah AS dari penurunan tiga sesi sebelumnya menekan daya tarik emas dan melawan dukungan dari dolar yang lebih lemah.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terpuruk 9,6 dolar AS atau 0,54 persen menjadi ditutup pada 1.770,60 dolar AS per ounce. Emas sempat menyentuh level tertinggi sesi di 1.790,35 solar AS, posisi paling dekat dengan wilayah 1.800 dolar AS sejak 26 Februari.

Akhir pekan lalu, Jumat (16/4), emas berjangka terangkat 13,4 dolar AS atau 0,76 persen menjadi 1.780,20 dolar AS, setelah melambung 30,5 dolar AS atau 1,76 persen menjadi 1.766,80 dolar AS pada hari Kamis (15/4), serta merosot 11,3 dolar AS atau 0,65 persen menjadi 1.736,30 dolar AS pada hari Rabu (14/4).

"Kami mungkin masih akan melihat kenaikan bertahap suku bunga AS bersama dengan penurunan bertahap kurva imbal hasil, dan itu akan mengurangi kekuatan emas," kata ahli strategi komoditas TD Securities Daniel Ghali.

Emas diperdagangkan jauh lebih tinggi daripada level normal pada pekan lalu sebagai reaksi terhadap perselisihan geopolitik dan imbal hasil obligasi yang lebih lemah, dan turun pada hari Senin setelah mencapai keadaan jenuh beli.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadilan acuan, naik mencapai tertinggi sesi 1,615 persen pada hari Senin (19/4) setelah jatuh ke level terendah satu minggu di 1,555 persen pekan lalu. Imbal hasil berada di level tertinggi 14 bulan di 1,77 persen pada tanggal 30 Maret.

Emas telah merosot lebih dari 6,0 persen sepanjang tahun ini, sebagian besar tertekan oleh melonjaknya imbal hasil obligasi AS. Tapi membatasi penurunan emas lebih lanjut adalah dolar yang lebih lemah, merosot ke level terendah lebih dari enam minggu terhadap saingannya.

"Pasar fisik juga memberikan dukungan yang baik, menahan harga pada penurunan di bawah 1.700 dolar AS per ounce," kata analis Standard Chartered, Suki Cooper.

Ia melanjutkan, "Permintaan di India dan Tiongkok telah bangkit kembali dari level rendah dan bank-bank sentral beralih ke pembelian bersih pada Februari."

Tiongkok, konsumen emas terbesar dunia, telah memberikan izin kepada bank-bank domestik dan internasional untuk mengimpor emas dalam jumlah besar ke negara itu, lima sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top