Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Emas Berkilau Dipicu Kekhawatiran "Default" Evergrande

Foto : Antara

Komoditas emas.

A   A   A   Pengaturan Font

Chicago - Harga emas naik pada akhir perdagangan, Senin (20/9) waktu setempat atau Selasa (21/9) pagi WIB, menghentikan kerugian tiga hari beruntun, karena kekhawatiran tentang solvabilitas kelompok properti Tiongkok Evergrande memicu pelarian ke aset safe-haven, tetapi keuntungannya dibatasi oleh penguatan dollar AS menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve AS.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange, terangkat 12,40 dollar AS atau 0,71 persen menjadi ditutup pada 1.763,80 dollar AS per ounce. Akhir pekan lalu, Jumat (17/9), emas berjangka jatuh 5,3 dollar AS atau 0,3 persen menjadi 1.751,40 dollar AS dan kehilangan 2,3 persen untuk minggu lalu.

Emas berjangka anjlok 38,1 dollar AS atau 2,12 persen menjadi 1.756,70 dollar AS pada Kamis (16/9), setelah merosot 12,3 dollar AS atau 0,68 persen menjadi 1.794,8 dollar AS pada Rabu (15/9), dan menguat 12,7 dollar AS atau 0,71 persen menjadi 1,807,10 dollar AS pada Selasa (14/9).

Investor bergegas mengamankan obligasi karena meningkatnya kekhawatiran gagal bayar (default) oleh Evergrande, mendorong penurunan imbal hasil yang membantu mendorong emas lebih tinggi, kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.

"Orang-orang bereaksi terhadap apa yang terjadi di Tiongkok, tetapi pertemuan Fed minggu ini juga penting. Apa pun yang menunjukkan tapering yang cukup awal akan keluar dari konsensus dan itu berarti koreksi yang cukup signifikan pada harga emas," kata Melek.

Pertemuan kebijakan moneter dua hari Federal Reserve AS akan dimulai pada Selasa waktu setempat dan berakhir pada Rabu (22/9) dengan pernyataan dan konferensi pers dari Ketua Fed Jerome Powell.

Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang yang kemungkinan dihasilkan dari stimulus yang meluas. Langkah hawkish oleh The Fed akan, karenanya, mengurangi daya tarik emas, sementara kenaikan suku bunga pada akhirnya juga akan meningkatkan peluang kerugian untuk memegang aset tanpa suku bunga.

Penurunan pasar saham global dan permintaan fisik yang baik di Asia juga mendukung emas, menurut analis pasar.

Pasar saham dunia lebih rendah karena investor khawatir tentang risiko limpahan ke ekonomi global dari masalah Evergrande di Tiongkok.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top