Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Coffee for Life

Eksplorasi Kenikmatan Kopi di Era Kekinian

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Tren ngopi di kalangan masyarakat kian menjadi, tak melulu menikmati sajian minuman beraroma khas itu di kedai kopi. Tapi juga sudah mulai merasuk ruang rumah, ataupun perkantoran.

Tak dipungkiri ngopi di era kekinian menjadi bagian dari gaya hidup. Berbagai kegiatan, disadari atau tidak pasti akan bermuara di kedai kopi. Entah untuk menuntaskan pekerjaan, bertemu rekan bisnis, relaxing, berkumpul dengan teman dan lain sebagainya.

Di kedai itu, semua seolah akan terselesaikan. Dan ini bukan soal fasilitas dan kenyamanan kedai yang dapat menggenjot produktivitas kerja, tapi percaya atau tidak seperti ada daya magis di dalam secangkir kopi yang Anda seruput itu.

Country Director PT Stanley Black & Decker, King Hartono Hamidjaja menjelaskan tren konsumsi kopi masyarakat kian tumbuh, bahkan kebanyakan dari para penikmat kopi ini mulai membenahi kebutuhan ngopinya dengan biji kopi berkualitas, dan mesin kopi di rumah.

"Tak hanya di coffee shop, menikmati kopi berkualitas bahkan sudah sampai ke meja rumah. Mereka gemar meracik kopi dengan caranya, dan dengan alat mesin kopi praktis. Sebenarnya yang menjadi tren saat ini penggunaan alat mesin kopi praktis, di Indonesia masih senang tampil seperti barista, jika dibanding di luar justru lebih ke praktisannya," jelas King saat peluncuran produk sekaligus talk show bertajuk 'coffee for life' di Warung Koffie Batavia, Grand Indonesia, kemarin.

Itu sebabnya, salah satu perusahaan home appliance terkemuka ini meluncurkan produk mesin kopi praktis dengan kapasitas 12 cup. "Kami meluncurkan produk coffee maker, seiring perubahan gaya hidup konsumen itu sendiri, di mana saat ini minum kopi sudah menjadi lifestyle dan kebutuhan bagi setiap orang," sambungnya.

Mesin kopi ini memiliki kapasitas hingga 1,5L atau setara dengan 12 cangkir kopi, untuk ukuran 240 ml. Juga dilengkapi dengan Layar LCD untuk mengatur waktu penyeduhan kopi dan kepekatan kopi.

"Kalau diperhatikan sudah banyak produk mesin kopi seperti ini, tapi keunggulan dari alat kita ini ialah digital, jadi ada pengaturan misalnya Anda mau konsumsi kopi untuk sahur, malamnya bisa di setting waktu dan mesin kopi ini akan membuat kopi sesuai waktu yang Anda inginkan. Selain itu juga dilengkapi heater sehingga kopi yang sudah jadi tetap panas untuk disajikan," terang King.

Sekedar informasi mesin kopi Black+Decker ini baru dipasarkan secara terbatas di Tokopedia Official Store dengan harga diskon 44 persen. Harga normal produk tersebut 899.000 rupiah, dengan promo tersebut menjadi 499.000 rupiah.

Sementara itu, Muhammad Aga, barista dan pengusaha coffee shop menjelaskan, budaya ngopi dan mesin kopi praktis rumahan tak dapat terpisahkan. "Ini penting untuk membudayakan minum kopi dengan pemrosesan berkualitas di mana pun, tak hanya di coffee shop. Dan yang tak kalah penting eksplorasi penikmat kopi terhadap kopi lokal sudah terbangun," jelasnya.

Misi Edukasi Kopi Nusantara

Perlu diketahui di berbagai coffee shop lokal, sudah mulai menjajakan biji kopi luar negeri, seperti Kolombia, Utopia atau Kenya. Aga menceritakan sebenarnya kehadiran biji kopi luar penting dimunculkan sebagai pengalaman eksplorasi rasa kopi.

"Jadi sebagai pembeda saja, di antara biji kopi lokal. Karakteristik rasa cukup jauh, mereka itu lebih tinggi aromatic floral jasmin, rose. Dan dari segi rasa ke buah seperti peach, stroberi. Sedangkan kopi lokal dari sisi rasa ada cokelat, pedas dan lain sebagainya. Tujuan lainnya untuk mengedukasi seberapa nikmat kopi-kopi tersebut, dan pada akhirnya jelas kita akan mengedepankan kopi lokal," paparnya.

Yang menarik selain penikmat kopi lokal yang tumbuh, para petani kopi lokal pun mulai mengekspos keberadaannya. "Banyak petani kecil mulai menunjukan daerah mereka secara independen. Misal di Malang, para petani kopi sudah menjajakan langsung ke coffee shop sekitar dengan brand mereka sendiri. Dan faktanya praktek itu berjalan sampai saat ini meskipun dari sisi bisnis masih kecil, pesebaran informasinya pun masih dari mulut ke mulut," jelas Aga.

Kemudian beberapa petani juga telah menjajakan biji kopinya ke online melalui Instagram. "Itu artinya ada gerakan yang baik dari petani untuk memajukan kopi di daerah masing-masing," lanjutnya.

Saat ini coffee shop pun harus bertransformasi, dari ruang usaha penyedia kopi menjadi wadah edukasi kopi lokal. Dan perlu diketahui beberapa pengusaha coffee shop pun mulai membeli biji kopi langsung dari petaninya, ini untuk keperluan story telling kopi lokal itu ke para penikmat kopi.

"Sekarang ini kopi lokal Nusantara mulai menunjukan keberadaan masing-masing dengan berbagai cara, itu sebabnya saya dan teman-teman lainnya sebagai pengusaha coffee shop ingin tahu detail cerita keberadaan biji kopi tersebut, dan informasi ini penting kita sampaikan ke penikmat kopi sebagai bentuk edukasi," terangnya. ima/R-1

Berfikir Kreatif dan Inovatif

Setelah sukses di Banyuwangi, PT Bank Negara Indonesia (BNI) Persero menggelar Kelas Kreatif BUMN 'Aku Saudagar Muda' yang mengusung tema Berbisnis 'Out of the Box di Era Global' diadakan di Halal Park, Gelora Bung Karno, Jakarta, belum lama ini.

Kelas tersebut dihadiri oleh para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Corporate Secretary BNI, Meiliana menuturkan, di tengah zaman yang semakin dinamis dan serba instan, generasi millenials dituntut untuk mampu berpikir kreatif dan menciptakan inovasi. Kedua tuntutan tersebut menjadi dasar dari Program Kelas Kreatif BUMN yang salah satunya digelar oleh BNI.

Salah satu pembicara kelas tersebut sekaligus pemilik Moo Nyusu, Akbar Al Kautsar, yang akrab disapa Aldo mengatakan dirinya membawakan materi bagaimana berbisnis secara out of the box di era sekarang.

Untuk berbisnis, pengusaha harus berbeda dengan bisnis yang lain, bisnisnya terukur dan pastinya menghasilkan profit.

"Brand saya, Moo Nyusu merupakan susu kemasan dalam bentuk cup dan botol menarik. Kemasan saya full printing dan eye catching dengan varian 18 rasa antara lain oreo cream, taro, cheese cake, dan lain-lain. Saya juga menambahkan topping sereal, biskuit, di atas dan bawah minuman," ujar Aldo.

Aldo menyebut hingga saat ini ia memiliki 185 booth penjualan di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Pada setiap booth penjualan, saya sengaja memasang iPad yang dapat digunakan pembeli untuk bermaim games dan memutar musik sambil menunggu antrean.

"Saya juga sempat menyewa counter di mal namun saya menemukan bahwa berjualan di street lebih menjanjikan. Saya pun memutuskan untuk fokus berjualan dengan gaya street food," katanya.

Harga ditawarkan per cup Moo Nyusu sangatlah terjangkau yaitu 6.000 sampai dengan 10.000 rupiah dengan harga per topping 2.000 rupiah.

Pada kesempatan sebelumnya, BNI telah menggelar Program Kelas Kreatif BUMN di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (31/3). Sekitar 1.000 millenials turut dalam rangkaian aktivitas Kelas Kreatif BUMN tersebut. ima/R-1

Komentar

Komentar
()

Top