Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ekonomi Pulih, WEGE Optimistis Capai Kontrak Baru Sebesar Rp7,10 Triliun

Foto : Istimewa

Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE)

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA- PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) pada 2022 menargetkan target kontrak yang dihadapi atau order book sebesar 16,16 triliun rupiah yang terdiri dari target kontrak baru (new contract) sebesar 7,10 triliun rupiah dan carry over atau lanjutan tahun ini sebesar 9,06 triliun rupiah.

Direktur Keuangan, Human Capital dan Manajemen Risiko WEGE, Syailendra Ogan usai rapat umum pemegang saham tahunan di Jakarta, Selasa (19/4) mengatakan komposisi perolehan target kontrak baru 2022 rencananya berasal dari Pemerintah 53,62 persen, BUMN 32,58 persen dan Swasta 13,79 persen.

"Komposisi proyek-proyek tersebut merupakan target minimal WEGE sebesar 7,1 triliun rupiah yang merupakan target utama yang akan dicapai tahun ini, selain itu WEGE juga memitigasi dengan menyasar kontrak baru cadangan," jelas Ogan.

Sementara target Pendapatan Total (termasuk Pendapatan Joint Operation /JO) 2022 sebesar 5,87 triliun rupiah atau naik 52,88 persen dari RKAP 2021 sebesar 3,84 triliun rupiah. Sedangkan target laba bersih diproyeksi mencapai 319,65 miliar rupiah atau tumbuh 37,98 persen, naik dari RKAP 2021 sebesar 231,67 miliar rupiah.

Ogan menjelaskan, untuk pengembangan bisnis pada 2022, perusahaan menggelontorkan Belanja Modal (Capital Expenditure) sebesar 315,50 miliar rupiah, yang diperuntukkan untukCapital Employed sebesar 300 miliar rupiah, dan investasi sebesar 15,50 miliar rupiah.

"WEGE berharap dan bekerja keras agar target perusahaan 2022 dapat tercapai karena perusahaan memiliki pasar yang jelas dan independen dengan dukungan fundamental perusahaan yang sehat," tegas Ogan.

Selain itu, kelangsungan bisnis perusahaan tahun ini tetap berjalan dengan baik karena WEGE memiliki proyek-proyek carry over sebesar 10,18 triliun rupiah.

Di tengah pemulihan perekonomian dunia dan pandemi Covid-19, perseroan optimistis kondisi perekonomian Indonesia akan lebih kuat, sehingga mendorong pertumbuhan bisnis infrastruktur dan properti yang nantinya berdampak pada peningkatan kinerja perseroan.

Direktur Quality, Health, Safety, Enviroment (QHSE) dan Pemasaran WEGE, Yulianto dalam kesemptan yang sama menjelaskan capaian kontrak baru WEGE hingga Maret 2020 sebesar 2,64 triliun rupiah.

Capaian kontrak baru yang telah diperoleh tersebut antara lain, pembangunan gedung fasilitas pengembangan produk PT Bio Farma, revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma, Pembangunan Bandara Kediri Phase 2, dan Pembangunan Ruko Pracecatk Kota Podomoro Tenjo. Komposisi dari capaian kontrak baru tersebut yakni pasar BUMN 30,57 persen dan swasta 69,42 persen.

"Bagi WEGE, kondisi pandemi ini, tidak membuat pesemis, namun menjadi tantangan dan peluang besar bagi perusahaan ke depan. Banyak pembelajaran yang diperoleh untukmenghasilkan inovasi demi kemajuan perusahaan sesuai dengan tema Presidensi G20 Indonesia 2022 Recovery Together, Recovery Stronger," jelas Yulianto.

World Class Standard

Sementara itu, Direktur Operasi 1 WEGE, Bagus Tri Setyana mengatakan untuk menghadapi kondisi ekonomi dan bisnis pada tahun ini, perusahaan konstruksi itu menerapkan berbagai strategi, baik pada tingkatan operasional, pemasaran, pengembangan dan strategi keuangan.

Beberapa strategi tersebut antara lain, world class standard di bidang implementasi QSHE, Fokus pada Quality & Safety, Transformasi digital pada semua fungsi, selektif dalam pemilihan pelanggan/partner, Pengembangan usaha backward (Modular dan precast building) serta pengembangan bisnis konsesi yang memiliki captive market.

Sebagai informasi, WEGE pada tahun buku 2021 mencatatkan kinerja positif dengan laba bersih sebesar 216,39 miliar rupiah atau naik 38,40 persen dibandingkan realisasi laba bersih di tahun 2020.

Peningkatan laba bersih tersebut didorong oleh pertumbuhan penjualan (tidak termasuk proyek kerjasama operasi/KSO) di tahun 2021, yaitu mencapai 3,17 triliun rupiah atau naik 12,74 persen dari realisasi penjualan tahun 2020 sebesar 2,81 triliun rupiah termasuk dari laba ventura bersama sebesar 83,05 miliar rupiah.Sementara total aset mencapai 5,97 triliun rupiah, ekuitas tercatat 2,38 triliun rupiah serta kas setara kas hingga akhir tahun 2021 sebesar 1,47 triliun rupiah.

Dari kinerja perusahaan tersebut mencerminkan current ratio 1,45 kali, net profit margin (NPM) 6,83 persen dan Return on Equity sebesar 9,09 persen (di atas rata-rata industri). Sedangkan gearing ratio sebesar 0,22 kali dan Debt to Equity Ratio/DER sebesar 1,51 kali, jauh dari rasio utang dua kali sebagai batas aman di industry konstruksi. Kondisi keuangan tersebut mencerminkan fundamental WEGE yang sehat dan tumbuh.

Agenda RUPST

Dalam RUPST perseroan, pemegang saham menyetujui beberapa agenda antara lain, persetujuan atas laporan tahunan, penetapan penggunaan laba bersih perseroan tahun buku 2021.

Selain itu, juga disetujui penunjukan akuntan publik, penetapan gaji/honorarium, laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum, persetujuan atas penjaminan sebagian aset perseroan, perubahan anggaran dasar Perseroan dan perubahan pengurus perseroan.

Baca Juga :
RUPS WOM Finance

Pemegang saham menyetujui penetapan penggunaan laba bersih perseroan tahun buku 2021 sebesar 42,786 miliar rupiah atau 20 persen sebagai deviden, cadangan wajib 21,390 miliar rupiah atau 10 persen dan cadangan lainnya 149,703 miliar rupiah atau 70 persen dari laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar 213,88 miliar rupiah.

Adapun perubahan pengurus perseroan dan/atau perubahan nomenklatur jabatan dalam kesempatan itu pemegang saham memutuskan memberhentikan dengan hormat Ahmad Fadli Kartajaya selaku Komisaris. Kemudian mengangkat Sumadi sebagai Komisaris.

Sedangkan untuk jajaran direksi diputuskan memberhentikan dengan hormat Nariman Prasetyo sebagai Direktur Utama dan Mochamad Yusuf sebagai Direktur Operasi 2.

Kemudian mengangkat Hadian Pramudita sebagai Direktur Utama dan Akhmadi Tricahyono sebagai Direktur Operasi 2.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top