Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan Pemerintah

Ekonomi Kamboja Akan Tumbuh Enam Persen pada 2024

Foto : AFP/SUY SE

Tumpukan kontainer di Terminal Kontainer Baru Pelabuhan Otonomi Phnom Penh, di Sungai Mekong, Provinsi Kandal, Kamboja. Ekonomi Kamboja diproyeksikan tumbuh 6 persen pada 2024, sedikit lebih rendah dari prediksi sebelumnya yaitu 6,6 persen.

A   A   A   Pengaturan Font

PHNOM PENH - Menurut sebuah laporan pertengahan tahun yang dirilis pada hari Senin (12/8), ekonomi Kamboja diproyeksikan tumbuh 6 persen pada 2024, sedikit lebih rendah dari prediksi sebelumnya yaitu 6,6 persen, akibat pertumbuhan yang lebih lambat dari perkiraan di beberapa sektor, terutama konstruksi dan real estat.

Perekonomian negara di Asia Tenggara ini sebagian besar didorong oleh ekspor pakaian, alas kaki, dan perlengkapan perjalanan, serta sektor pariwisata, pertanian, konstruksi, dan real estat.

Laporan yang dirilis oleh Kementerian Ekonomi dan Keuangan Kamboja itu menyebutkan sektor industri, terutama pakaian, sepatu, dan perlengkapan perjalanan, serta sektor konstruksi diproyeksikan tumbuh 7,9 persen tahun ini.

Seperti dikutip dari Antara, sektor jasa, terutama pariwisata, transportasi dan telekomunikasi, perdagangan, dan real estat, diperkirakan akan naik 5,8 persen, sementara sektor pertanian diperkirakan akan naik 0,7 persen.

Sektor konstruksi diperkirakan akan pulih dengan laju lambat sebesar 1,1 persen, sedangkan real estat diperkirakan akan tumbuh 1,2 persen.

Pertumbuhan Tercepat

Hoe Ee Khor, Kepala Ekonom di Kantor Riset Ekonomi Makro Asean Plus Tiga (Asean+3 Macroeconomic Research Office/AMRO), mengatakan Kamboja masih menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di kawasan itu.

"Sektor konstruksi mungkin mengalami laju pemulihan yang lebih lambat, dengan pertumbuhan yang berpotensi gagal mencapai level prapandemi akibat penurunan berkepanjangan di sektor real estat," katanya kepada Xinhua melalui surel.

Menurut Khor, dorongan dalam investasi infrastruktur akan secara parsial mengimbangi lemahnya sektor real estat.

Untuk memacu pertumbuhan ekonomi di negara ini, Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, pada Senin (5/8), meluncurkan proyek senilai 1,7 miliar dollar AS (27,5 triliun rupiah) yang bertujuan untuk menghubungkan Sungai Mekong, sungai terpanjang di Asia Tenggara, menuju laut di Teluk Thailand.

"Kanal Funan Techo akan membantu Kamboja memperkuat kemandirian politik dalam bidang transportasi air yang tidak akan mengganggu lingkungan dan aliran Sungai Mekong," kata Hun Manet pada upacara peletakan batu pertama seperti dikutip harian Khmer Times.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top