Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ekonomi Domestik Diklaim Masih Kuat Hadapi Tekanan

Foto : Istimewa

Kepala Grup Departemen Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI, Wira Kusuma (kanan) dalam diskusi virtual FMB9 terkait Pemulihan Ekonomi di tengah Ketidakpastian Global di Jakarta, Senin (25/7)

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah terus berupaya mengantisipasi agar dinamika perekonomian global yang penuh ketidakpastian tidak berdampak buruk kepada perekonomian nasional. Bank Indonesia (BI) bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terus berupaya menjaga stabilitas ekonomi nasional melalui kebijakan moneter dan fiskal.

Kepala Grup Departemen Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI, Wira Kusuma mengatakan agar ekonomi domestik tetap terjaga ada sejumlah arah bauran kebijakan yang dibuat BI pada tahun ini. Tujuannya menjaga stabilitas dan mendorong pemulihan ekonomi.

Pertama kebijakan moneter. "Ini kami lakukan dengan fokus pada upaya menjaga stabilitas,"ucapnya dalam diskusi virtual FMB9 terkait Pemulihan Ekonomi di tengah Ketidakpastian Global di Jakarta, Senin (25/7).

Adapun empat instrumen lainnya yakni makroprudensial, sistem pembayaraan, pendalaman pasar keuangan dan ekonomi keuangan hijau dan inklusif, itu semua untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.

"Kami akan berkoordinasi erat dengan pemerintah dan KSSK (komite stabilitas sisteemm keuangan)," ujarnya.

Dia menjelaskan, perlunya sinergi menjaga stabilitas dan memperkuat pemulihan ekononi nasional. Sebab, saat ini kita sedang dihadapkan pada sejumlah masalah, di antaranya perbaikan covid-19, ketegangaan geopolitik yang berkepanjangan, meningkatnya proteksionisme negara negara di dunia serta gangguan rantai pasok.

Kata dia, risiko stagflasi meningkat yang disertai dengan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, tekanan inflasi yang terus meningkat di tengah perlambatan perekonomian global mendorong peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global.

Kendati alami tantangan papar dia, perbaikan ekonomi domestik terus berlanjut yang disertai dengan peningkatan konsumsi dan investasi non bangunan dan kinerja ekspor yang lebih tinggi dari proyeksi awal.

Seperti diketahui, dengan perkembangan ekonomi dunia saat ini, pertumbuhan ekonomi global pada 2022 diprakirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 3,5 persen menjadi sebesar 2,9 persen. Sejalan dengan perkembangan tersebut, ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi dan mengakibatkan terbatasnya aliran modal asing dan menekan nilai tukar di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan Pajak, Yon Arsal mengatakan salah satu tantangan kita ialah ratio pajak. Selama beberapa tahun terakhir tren tax ratio masih belum optimal.

Tax ratio di Indonesia masih cukup dinamis apabila memperhitungkan penerimaan PNBP sumber daya alam yang sangat sensitif terhadap perubahan harga komoditas.

Dia menambahkan memasuki periode pemulihan ekonomi, penerimaan pajak mulai menunjukan tren pemulihan, terlebih dengan sejumlah reformasi perpajakan yang dilakukan.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top