Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ekonom Ubaya: Rasio Investasi terhadap PDB Seharusnya Tidak Menimbulkan Risiko Inflasi atau Utang yang Berlebihan

Foto : Istimewa

Menurut Bambang, investasi yang tinggi diperlukan di negara berkembang untuk membangun infrastruktur, peningkatkan kapasitas produksi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Sementara di negara maju ideal di angka 15 sampai 20 persen.

A   A   A   Pengaturan Font

"Rasio investasi yang terlalu tinggi menunjukkan ketergantungan berlebihan pada investasi untuk pertumbuhan ekonomi, sementara rasio yang terlalu rendah bisa menandakan kurangnya investasi dalam pengembangan kapasitas ekonomi dan inovasi," terangnya.

Uraian tersebut disampaikan Bambang menanggapi pernyataan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta W Kamdani, jika ekonomi Indonesia ingin tumbuh 6 persen sampai 7 persen per tahun maka rasio investasi terhadap pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) harus mencapai 40,8 persen sampai 47,6 persen.

Menurutnya, m hal tersebut lantaran kondisi ekonomi makro Indonesia dan global saat ini menunjukkan bahwa Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia sebesar 6,8 yang meningkat dari periode 2016-2023. ICOR adalah angka rasio dari investasi terhadap PDB yang merupakan salah satu indikator makro dari tingkat efisiensi suatu perekonomian.

Semakin rendah nilai ICOR, semakin tinggi tingkat efisiensi investasi. Dari ICOR tersebut berarti setiap 1 persen pertumbuhan PDB, maka Indonesia membutuhkan 6,8 persen kenaikan investasi. Oleh sebab itu, Shinta menegaskan Indonesia harus berlari kencang dalam menjemput investasi yang tinggi melalui beberapa upaya meningkatkan produktivitas yaitu seperti dengan membangun infrastruktur.

Selain itu, RI juga perlu mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), memperbaiki tata kelola pemerintahan, sekaligus menarik penanaman modal asing (PMA), dan penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top