Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
#Cucihidungsetiaphari

Edukasi Masyarakat untuk Bernafas Lebih Sehat

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kepedulian akan kebersihan dan kesehatan hidung belum membudaya di kalangan masyarakat, khususnya Indonesia.

Sterimar, produk pencuci hidung isotonik dari Hypens Pharma memulai kampanye #Cucihidungsetiaphari guna mensosialisasikan kepada masyarakat luas.

Selain itu, sebagian masyarakat belum menyadari bahwa dengan mencuci hidung secara teratur setiap harinya dapat membebaskan aliran sinus dari allergen, bakteri, dan virus. Di samping itu, hidung yang kering dan dapat memicu terjadinya mimisan menjadi lembab, jalan nafas menjadi lebih bersih dan tidak terganggu, serta membersihkan kotoran-kotoran yang umumnya orang lakukan dengan menggunakan tangan atau cotton bud.

Kampanye itu hadir guna mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya mencuci hidung agar dapat bernafas lebih sehat. Hidung merupakan jalur pertahanan utama untuk melawan bakteri dan racun di udara yang dihirup sehari-hari. Kebersihan hidung penting untuk dilakukan karena jika tidak dibersihkan akan menyebabkan kerusakan pada silia hidung. Dan jika dibersihkan dengan cara yang tidak tepat, bagian dalam hidung juga dapat terluka dan membuat jalan masuk kuman dan bakteri-bakteri jahat. Selain itu, bernafas juga dinilai mempengaruhi kesehatan manusia secara keseluruhan.

"Karena infeksi terbesar itu lewat udara, jadi hidung adalah proteksi pertama udara yang masuk tubuh, melewati faring, ke paru-paru dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh," kata Dr. S. Hendrawati, SpTHT (K), Msi Med dalam acara kampanye #Cucihidungsetiaphari, di Jakarta, pekan lalu.

Ia menambahkan, jika kesehatan hidung terganggu dapat menyebabkan hidung tersumbat, yang bisa menimbulkan flu, gangguan saluran pernafasan atas, gangguan tidur, hingga akhirnya dapat menimbulkan gangguan saluran nafas bawah. "Hidung yang terkena infeksi dan komplikasi akan menimbulkan gejala seperti hidung tersumbat, pilek, gangguan penciuman, pusing yang mengakibatkan rhinosinusitis. Jika gangguan tersebut sampai pada saluran nafas bawah akan menimbulkan bronkitis," lanjutnya.

Sayangnya, masyarakat Indonesia masih lebih 'senang' diobati ketimbang melakukan upaya pencegahan. Kegiatan mencuci hidung yang merupakan upaya pencegahan sejalan dengan program pemerintah Indonesia sehat 2020. "Karena kalau sakit kan berdampak juga ke masalah ekonomi," ujar Hendrawati.

Dengan dilakukannya kampanye ini, diharapkan masyarakat mulai sadar pentingnya menjaga kebersihan hidung dari yang paling dasar, yaitu tidak memasukkan jari tangan ke dalam hidung. Jari tangan seperti yang telah diketahui, banyak menyentuh benda dan banyak kegiatan yang menggunakan jari. Tentunya di setiap benda yang disentuh mengandung ratusan atau mungkin jutaan kuman.

Hendrawati menganjurkan agar jangan memasukan jari tangan ke hidung. "Untuk membersihkan bagian dalam hidung lebih baik mencuci hidung karena lebih steril dan bersih," katanya. gma/R-1

Upaya Cegah Penyakit Pernafasan

Salah satu penyakit gangguan pernafasan yang dialami sebagian besar orang adalah penyakit sinusitis. Sinusitis adalah inflamasi atau peradangan pada dinding sinus. Sinus sendiri adalah rongga kecil berisi udara yang terletak di belakang tulang pipi dan dahi. Karena rongga sinus merupakan struktur yang berkesinambungan dengan rongga hidung, maka saat rongga sinus mengalami peradangan akan diikuti pula dengan peradangan di daerah hidung.

Sinusitis termasuk penyakit umum yang bisa menjangkiti orang segala usia dan sangat memungkinkan terjadi pada anak-anak. Karena sistem kekebalan tubuh anak-anak tidak sekuat orang dewasa. Tindakan sederhana seperti membersihkan hidung juga merupakan bentuk untuk meringankan kondisi permasalahan pada hidung.

Irigasi nasal membersihkan allergen, sisa kotoran, dan kerak kotoran pada rongga hidung sehingga menjaga mukosa agar tetap bersih dan sehat. Sehingga dapat mencegah penyakit sinusitis, meskipun tidak menyembuhkan. "Lalu tergantung juga sinus akut atau kronik yang diderita. Tetapi biasanya, cuci hidung ini dapat membantu meredakan gejala sinusitis yang diderita," kata Hendrawati.

Karena cuci hidung ini merupakan suatu upaya pencegahan agar tidak terjangkit penyakit-penyakit khususnya pada saluran pernafasan. gma/R-1

Memasukkan Larutan Garam

Pencucian hidung atau Irigasi Nasal adalah suatu proses pembersihan saluran hidung dengan memasukkan air atau larutan garam. Larutan yang biasanya digunakan adalah larutan garam hipotonik, isotonik, hipertonik, ringer laktat, maupun air laut.

Pemberiannya dapat dilakukan dengan cara meneteskan, mengalirkan, atau menyemprotkan larutan tersebut ke lubang hidung. Ada berbagai alat yang dapat digunakan untuk melakukan cuci hidung ini, yaitu neti pot, penyemprot karet, semprotan hidung, atau alat irigasi hidung.

Menurut Journal of Environmental Research and Public Health, tindakan mencuci hidung disebut dapat melunakkan dan mengalirkan lapisan lendir yang ada di rongga hidung. Mediator penyebab reaksi peradangan atau reaksi alergi seperti prostaglandin dan leukotrien juga terbuang dalam proses tindakan ini. Sehingga, gejala alergi atau gejala selesma mengalami pengurangan dalam tubuh.

Dengan dialirkannya cairan saline di rongga hidung, produksi dan kelembaban di dalam rongga hidung mudah dikendalikan. Akhirnya, perkembangbiakan kuman dan bakteri jahat di dalam hidung pun dapat dicegah. Secara umum, tindakan pembersihan nasal dapat dikatakan aman meskipun memiliki efek samping yang minimal. Mulai dari iritasi hidung, rasa tidak nyaman di dalam hidung, nyeri telinga,dan berkumpulnya cairan di rongga sinus sekitar hidung.

Efek samping ini umumnya lebih sering dirasakan orang dewasa dibandingkan anak-anak. Meskipun begitu, ada hal-hal yang perlu diperhatikan secara khusus agar tidak mengalami efek samping tersebut. Seperti memperhatikan cairan pencuci yang digunakan, kebersihan dan higienitas cairan pencuci, serta kebersihan dan higienitas peralatan yang digunakan.

Untuk mengurangi risiko kontaminasi kuman pada peralatan yang dipakai, ada baiknya untuk mencuci peralatan setiap kali digunakan, mengganti peralatan yang digunakan seminggu sekali, hingga menggunakan botol semprot sekali pakai.

Hendrawati menambahkan, meskipun cairan yang digunakan umumnya larutan garam, bukan berarti dapat diracik sendiri di rumah. "Bagaimana pun kan harus steril karena nantinya akan dimasukan ke dalam hidung. Kalau menggunakan larutan garam bikinan sendiri takutnya kuman dan malah nanti hidung jadi banyak kumannya," jelasnya.

Penggunaan air steril seperti air kemasan juga dinilai tidak efektif karena belum pasti tidak mengandung kuman. gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top