Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Industri Otomotif

Dyson Pilih Singapura untuk Dirikan Pabrik Mobil Listrik

Foto : AFP/ANTHONY WALLACE

Sir James Dyson, pendiri Dyson Ltd

A   A   A   Pengaturan Font

SINGAPURA - Dyson Ltd, sebuah perusahaan pembuat alat rumah tangga seperti penyedot debu dan pengering rambut di Inggris, pada Selasa (23/10), mengumumkan akan mendirikan pabrik pembuatan mobil listrik di Singapura.

Dyson menjadwalkan pabrik barunya di Singapura itu akan terealisasi pada akhir tahun ini dan produk pertama mobil listrik buatannya akan meluncur pada 2021. Alasan Dyson memilih Singapura karena ketersediaan infrastruktur rekayasa, rantai pasokan regional, dan kedekatan dengan beberapa target pasar utama.

Dyson tampaknya tidak mempedulikan biaya produksi di Singapura, salah satu wilayah paling mahal di dunia untuk melakukan bisnis dan produksi manufaktur. Dyson pada tahun lalu telah merencanakan untuk mengembangkan mobil listrik dengan investasi dua miliar poundsterling, termasuk 200 juta poundsterling yang dibelanjakan di Inggris guna penelitian dan pengembangan serta fasilitas uji coba.

Dyson mengharapkan untuk memproduksi sebagian besar mobil di pabrik sendiri, kecuali beberapa komponen, seperti ban, yang akan menggandeng pemasok tradisional. Motivasi Dyson adalah untuk membantu memecahkan krisis lingkungan saat ini yang mengganggu bumi. Dia menuding pembuat mobil tradisional karena tidak berbuat banyak untuk meringankan masalah.

Meski ada sedikit kekecewaan dari Inggris karena tidak memproduksi mobil listrik di Malmesbury, Wiltshire, namun Dyson mengungkapkan telah berkontribusi ke pada negara dengan memberikan lapangan pekerjaan pada 4,800 orang dan mendirikan institut teknik baru di lokasi pangkalan udara lama yang telah direnovasi.

Dyson belum membocorkan jenis baterai apa yang akan digunakan untuk mobilnya nanti dan lokasi produksinya. Namun, diperoleh informasi, Dyson telah berinvestasi sebanyak 46 juta poundsterling untuk perusahaan pengembangan baterai di Amerika. Para ahli mengatakan baterai yang akan digunakannya itu berpotensial cepat diisi ulang dan dapat tahan lama, meskipun saat ini masih dalam pengembangan.

Pengaruh Brexit

Ada beberapa spekulasi yang mengatakan bahwa keputusan Dyson untuk membangun pabrik di Asia ada hubungannya dengan Brexit. Namun, Dyson menegaskan keputusannya untuk menempatkan produksi mobil listrik di Asia, daripada Inggris, tidak ada hubungannya dengan Brexit.

Diketahui, perusahaan tersebut saat ini memiliki 1.100 pekerja di Singapura, 1.300 di Malaysia, 1.000 di Tiongkok, dan 800 di Filipina. Namun, pendiri perusahaan tersebut, Sir James Dyson, bersikeras bahwa Inggris meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan untuk tidak akan membuat perbedaan dalam keputusannya.

Kritikan berdatangan dan menyebut Dyson masih kurang rentan terhadap masalah yang tengah melanda produsen mobil lainnya, di antaranya rantai pasokan yang harus melintasi Uni Eropa dan Inggris. Beberapa pabrikan besar, termasuk BMW, Airbus, dan Jaguar Land Rover - yang diproduksi di Inggris - baru-baru ini mengeluarkan peringatan mengerikan tentang dampak Brexit yang tidak ada kesepakatan terhadap investasi Inggris.

gma/AFP/AR-2

Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top