Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Dampak Pandemi

Dunia Usaha Butuh Stabilitas Ekonomi dan Politik untuk Pulih

Foto : Sumber: BKPM – Litbang KJ/and - KJ/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Stabilitas ekonomi dan politik sangat dibutuhkan oleh kalangan pengusaha untuk bisa pulih dan bangkit dari pandemi Covid-19. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, dalam keterangan tertulisnya mengatakan seluruh negara di dunia menghadapi dua persoalan besar yang sama, yaitu pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi pascapandemi.

Bahlil mengakui bahwa pemulihan ekonomi bukan perkara yang mudah, namun pertumbuhan ekonomi Indonesia masih menunjukkan hal positif yang ditunjukkan oleh capaian 3,5 persen pada kuartal III 2021.

"Walau belum memuaskan publik atas kondisi ekonomi saat ini, namun dia gembira melihat kenaikan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin pada empat bulan terakhir, yang mencapai 71 persen pada Desember 2021," katanya.

Menanggapi pernyataan tersebut, Peneliti Ekonomi Core, Yusuf Rendi Manilet, mengatakan stabilitas ekonomi dan politik adalah beberapa di antara pakem baku, yang menjadi concern dari pelaku usaha, bahkan sebelum pandemi terjadi.

Saat pandemi, stabilitas ekonomi menjadi isu esensial karena ada banyak peluang munculnya varian baru dari Covid-19.

"Jadi, proses evaluasi penanganan pandemi harus terus dilakukan dalam beberapa tahun ke depan siapa pun pemangku kebijakan nantinya," kata Rendi.

Dua Sisi

Pakar Sosial Ekonomi dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) sekaligus peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC), Surokim Abdussalam, mengatakan stabilitas politik dan ekonomi harus dikelola dengan baik untuk mendukung pemulihan ekonomi dari krisis akibat pandemi Covid-19.

"Stabilitas politik dan ekonomi itu seperti dua sisi mata uang yang saling membutuhkan dan melengkapi. Keduanya saling menjadi prasyarat dan juga saling melengkapi satu sama lain sehingga ikhtiar untuk memadukan dan menyelaraskan keduanya menjadi penting. Tanpa stabilitas politik maka pemulihan ekonomi juga akan terganggu," kata Surokim.

Sebaliknya, faktor-faktor ekonomi faktual juga kian kompleks tidak saja menghitung aspek ekonomi an sich, tetapi juga juga faktor psikologis publik seperti kepercayaan dan ketakutan. Dengan demikian, dukungan dan trust menjadi penting untuk pemulihan dan stabilitas ekonomi.

Di sinilah pentingnya faktor stabilitas politik. Memang kadang sulit menyelaraskan keduanya dalam konteks pandemi. Namun, justru di situ seni kepemimpinan menjadi penting dan mengemuka. Keduanya harus bisa dikelola secara seimbang dan selaras satu sama lain.

"Apalagi konteks pandemi kegotongroyongan, empati, dan solidaritas menjadi hal penting sebagai upaya membangun trust publik untuk menyeimbangkan keduanya yakni politik dan ekonomi agar bisa berjalan selaras dan saling menguatkan," tuturnya.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top