Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konferensi Tingkat Tinggi I Pertemuan Biden dan Xi Redakan Kondisi Geopolitik Global

Dunia Akui Keberhasilan Indonesia sebagai Presidensi G20

Foto : ISTIMEWA

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, mengatakan disepakatinya “Bali Lead­ers’ Declaration” atau Deklarasi Bali oleh para pemimpin G20 membuktikan kepercayaan dunia kepada Indonesia. “Kita patut bersyukur ada trust dari semua negara anggota G20 kepada In­donesia sehingga pada akhirnya dekla­rasi dapat disepakati,” kata Retno dalam keterangannya usai penutupan KTT.

A   A   A   Pengaturan Font

BADUNG - Para pemimpin negara-negara besar dunia mengakui keberhasilan Indonesia sebagai Presidensi G20 tahun 2022, terutama pada momen Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang dihadiri 17 kepala negara dan tiga negara lainnya, yaitu Brasil, Meksiko, dan Russia yang diwakili menteri luar negeri.

Pengakuan pemimpin dunia itu bukan hanya pada penyelenggaraan acaranya, tetapi juga keputusan-keputusan yang dihasilkan, khususnya "Bali Leaders Declaration 2022" atau Deklarasi Bali dan sejumlah kesepakatan lainnya, baik dalam kelompok G20 maupun dalam pertemuan bilateral antarnegara yang hadir.

Pengakuan dunia yang paling monumental adalah keberhasilan Indonesia sebagai tuan rumah memfasilitasi pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping, di KTT G20 Bali. Pertemuan dua simbol kekuatan ekonomi terbesar dunia yang berlangsung hangat itu disambut positif di penjuru dunia karena memberi sinyal akan adanya perdamaian, sehingga mengurangi tensi ketegangan geopolitik global.

Pengakuan dari pemimpin dunia itu disampaikan langsung Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi, PM Kanada Justin Trudeau, Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed bin Zayed Al Nahyan, hingga PM Turki Recep Tayyip Erdogan.

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, mengatakan disepakatinya "Bali Leaders' Declaration" atau Deklarasi Bali oleh para pemimpin G20 membuktikan kepercayaan dunia kepada Indonesia.

"Kita patut bersyukur ada trust dari semua negara anggota G20 kepada Indonesia sehingga pada akhirnya deklarasi dapat disepakati," kata Retno dalam keterangannya usai penutupan KTT.

Dia menjelaskan bahwa proses menuju kesepakatan atas deklarasi tersebut sangat panjang, bahkan dilakukan melalui beberapa putaran negosiasi. Negosiasi terakhir dilakukan pada 10-14 November 2022, atau hanya berselang satu hari sebelum KTT G20 berlangsung.

Pada awal masa Presidensi G20, ungkap Retno, banyak pihak pesimistis Indonesia bisa menghasilkan suatu deklarasi mengingat situasi dunia yang sulit akibat pandemi Covid-19 yang belum usai, kemudian semakin diperburuk dengan perang antara Russia dan Ukraina, krisis pangan dan energi, serta krisis keuangan.

"Jadi, ini adalah usaha yang luar biasa dengan menggunakan aset diplomasi yang sudah cukup lama Indonesia mencoba menjembatani semua perbedaan yang ada (di antara anggota G20- red)," papar Retno.

Deklarasi Bali yang dihasilkan G20 di bawah Presidensi Indonesia memuat 52 paragraf. Di antara puluhan paragraf tersebut, yang paling diperdebatkan para anggota adalah bagaimana G20 akan menyikapi perang di Ukraina meskipun pada akhirnya mereka sepakat untuk mengecam perang yang dipicu pelanggaran batas wilayah atau integritas wilayah suatu negara.

Terkait dengan deklarasi itu, Indonesia, jelas Retno, berpegangan pada prinsip politik luar negeri bebas aktif, yakni bebas menentukan keputusan dalam berpendapat dan aktif untuk berkontribusi dalam mewujudkan perdamaian dunia serta menjunjung tinggi Piagam Perdamaian PBB.

Selain 52 paragraf kesepakatan, deklarasi juga memuat dokumen lampiran mengenai upaya pemulihan yang inklusif serta daftar proyek kerja sama di bawah mekanisme G20.

Dokumen itu disusun guna memenuhi janji Indonesia sebagai Presidensi G20 untuk memperkuat kerja sama konkret. "Jadi, ada 361 bentuk kerja sama yang ada di lampiran deklarasi. Indonesia juga menyinergikan penguatan kerja sama dalam konteks bilateral dengan negara G20 di tiga sektor prioritas, dan ada 140 program kerja sama," kata Retno.

Pendukung Tatanan Internasional

Presiden AS, Joe Biden, menyampaikan ucapan selamat atas suksesnya KTT di Bali dan mengutarakan dukungannya terhadap kepemimpinan Indonesia di Indo-Pasifik sebagai negara demokrasi ketiga terbesar dan pendukung kuat tatanan internasional berbasis aturan.

PM Kanada, Justin Trudeau, juga mengapresiasi Indonesia dalam memimpin G20 di tengah situasi sulit dan ketegangan politik serta berhasil menggiring pencapaian kesepakatan akhir pada KTT G20 yaitu Deklarasi Bali.

Trudeau mengakui bahwa proses untuk mencapai konsensus atau kesepakatan di forum G20 tidak pernah mudah, khususnya saat ada isu-isu tertentu yang berdampak pada perekonomian dunia yang melibatkan banyak aktor, dan ketika negara-negara punya perspektif berbeda.

Sementara Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyatakan Indonesia sukses menjalankan kepemimpinan pada perhelatan G20 sepanjang tahun ini di tengah berbagai tantangan global.

Erdogan mengatakan Presidensi G20 Indonesia yang bertema "Recover Together, Recover Stronger" telah tecermin dalam berbagai pertemuan G20, baik di tingkat menteri maupun kegiatan teknis lain sepanjang tahun ini.

Ketua Departemen Politik Pemerintahan dan Hubungan Internasional Universitas Brawijaya, Malang, Aswin Ariyanto Azis, mengatakan walaupun deklarasi bersama tidak mengikat secara hukum, hanya moral, namun pemimpin G20 harus mampu menunjukkan keberhasilan deklarasi itu dalam bentuk nyata, misalnya mengadopsi kesepakatan soal transisi energi ke dalam perencanaan strategi nasional, dengan target zero emisi yang jelas dan terukur.

"Selama ini, G20 sering kali dikritik sebagai talkshow forum. Sebab itu, perlu kerja nyata yang menunjukkan keberhasilan G20 secara langsung, misalnya krisis inflasi global yang bisa teratasi dengan perbaikan jalur rantai pasokan," ungkap Aswin.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top