Dukung Teman Difabel Jadi Barista, Generali Indonesia Konsisten Gaungkan Diversity, Equity, and Inclusion
Chief Marketing and Partnership Distribution Generali Indonesia Vivin Arbianti Gautama (kiri) menyerahkan cinderamata kepada CEO Sunyi Coffee Mario Gultom (kanan) usai talkshow interaktif dengan tema ‘Inclusion in Every Sip, Brewing DiversAbility with Sun
Foto: Koran Jakarta/M. FachriJakarta – Sebagai bagian dari salah satu grup asuransi terbesar dan terkemuka di dunia, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (“Generali Indonesia”) terus mengedepankan aspek keberlanjutan (sustainability) yang menjadi pencetus dari strategi besar Generali. Beroperasi di 50 negara di dunia, Generali Group terdiri dari berbagai ragam budaya, suku, karakteristik, dan latar belakang, dan untuk itu DEI atau Diversity, Equity dan Inclusion menjadi salah satu fokus yang terus digaungkan. Mengambil momentum Hari Penyandang Disabilitas Internasional 2024, Generali Indonesia kembali mengedukasi tentang pentingnya menghormati setiap orang, terlebih para penyandang disabilitas, melalui sesi talkshow interaktif dengan tema ‘Inclusion in Every Sip, Brewing Diversability with Sunyi Coffee’. Diselenggarkan pada hari ini (11/12), kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi Generali Indonesia dengan Sunyi Coffee, sebuah konsep cafe kopi unik dan inklusif yang berfokus pada pemberdayaan komunitas penyandang disabilitas, terutama tuna rungu.
Vivin Arbianti Gautama selaku Chief Marketing and Partnership Distribution Generali Indonesia mengungkapkan, “Diversity, Equity dan Inclusion merupakan aspek yang terus kami gaungkan karena kami merupakan perusahaan global yang menjunjung tinggi inklusivitas diantara berbagai keragaman yang ada. Kami meyakini setiap orang itu unik dan memiliki kemampuan dan keahlian yang berbeda-beda, termasuk para penyandang disabilitas. Di Generali, kami menyebutnya dengan ‘DiversAbility’ untuk mengubah pandangan tentang disabilitas dan mempromosikan lingkungan yang ramah, penuh hormat, aman, dan mendukung, di mana setiap orang bisa merasa bebas untuk mengekspresikan diri dan mengoptimalkan potensi mereka. Komitmen ini merupakan bagian dari langkah kami dalam mencapai visi Lifetime Partner, yang memungkinkan kami menciptakan value jangka panjang bagi para karyawan, klien, mitra, serta komunitas di sekitar kami.”
Selain sesi sharing bersama yang juga menghadirkan CEO Sunyi Coffee, Mario Gultom, dan salah satu Deaf barista, Della, para peserta juga diedukasi tentang bagaimana cara berinteraksi, berempati dan mengenal kebutuhan dasar teman-teman Tuli untuk dihargai. Selain itu, peserta juga berinteraksi langsung dengan beberapa teman Tuli dan menikmati kehangatan bersama dengan segelas kopi yang disuguhkan. Menambahkan Vivin, Mario mengungkapkan, “Kami mengapreasiasi langkah Generali Indonesia yang terus mempromosikan diversity, equity dan inclusion, khususnya perhatian pada teman-teman disabilitas di sekitar kita. Pada dasarnya semangat dan potensi mereka sangat luar biasa dan dukungan dari berbagai pihak menjadi penting untuk membangun kepercayaan diri mereka guna terus mengasah bakat, skill dan kemampuan mereka di dunia kerja,”
Komitmen untuk terus menggaungkan diversity, equity dan inclusion, juga merupakan langkah Generali Indonesia untuk mewujudkan sustainable future di masa mendatang, dimana perusahaan berharap akan semakin banyak para penyandang disabilitas yang bisa terjun di dunia kerja profesional. Hal ini mengingat berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia tercatat sebanyak 22,97 juta orang, atau sekitar 8,5% dari total populasi1, dengan jumlah penduduk usia kerja (PUK) disabilitas di Indonesia mencapai 5,17 juta orang dan jumlah angkatan kerja disabilitas sebanyak 1,04 juta orang2. Selain itu, data lain menyebutkan dari Survei Ekonomi Nasional (2020) menunjukkan bahwa terdapat 28,05 juta penyandang disabilitas di Indonesia dan angka ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara menurut UNESCAP (United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific), namun hanya 9% dari 8 juta angkatan kerja penyandang disabilitas yang terserap sebagai tenaga kerja.
Rully Safari selaku Chief Human Capital Generali Indonesia menambahkan “Di Generali Indonesia sendiri kami memperkerjakan beberapa karyawan dengan disabilitas dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk terus berkarya dan berkontribusi. Mengusung nilai-nilai DEI, komitmen untuk merangkul teman-teman disabilitas juga sejalan dengan Pasal 53 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas yang mewajibkan perusahaan swasta untuk mempekerjakan minimal 1% penyandang disabilitas dari jumlah pegawai. Disini, kami memberikan mereka kesempatan yang sama untuk berkembang dan membangun potensi diri. Hal ini juga menjadi bagian dari peran kami sebagai responsible employer atau pemberi kerja yang bertanggung jawab.”
- Baca Juga: Wow, BNI Raih 5 Penghargaan dari Bank Indonesia
- Baca Juga: Paparan Kinerja Bank BJB Kuartal III 2024
Generali Indonesia akan terus menggaungkan nilai-nilai diversity, equity, inclusion (DEI), baik secara internal maupun eksternal di tahun-tahun mendatang, dan berharap komitmen ini bisa menginspirasi banyak pihak untuk bersama bergerak mendukung teman-teman disabilitas agar mereka bisa semakin berdaya dan bisa memiliki masa depan yang lebih berkelanjutan di masa mendatang.
Berita Trending
- 1 Akhirnya Setelah Gelar Perkara, Polisi Penembak Siswa di Semarang Ditetapkan Sebagai Tersangka
- 2 Jakarta Luncurkan 200 Bus Listrik
- 3 Krakatau Management Building Mulai Terapkan Konsep Bangunan Hijau
- 4 Kemenperin Usulkan Insentif bagi Industri yang Link and Match dengan IKM
- 5 Indonesia Bersama 127 Negara Soroti Dampak dan Ancaman Krisis Iklim pada Laut di COP29
Berita Terkini
- Kelompok Etnis Bersenjata Kuasai Wilayah Perbatasan
- Wapres Duterte Kembali Mangkir Pemeriksaan Ancaman Pembunuhan
- Pencemaran Bahan Kimia Abadi Meluas di Perairan Eropa
- Presiden Meminta Belanja Pemerintah dalam APBN Tahun 2025 Harus Dimanfaatkan Seefisien Mungkin
- RI Harus Antisipasi Tren Penguatan Dollar dan Perubahan Kebijakan Perdagangan AS