Dukung Budi Daya Ikan, Profesor UI Kembangkan Kriopreservasi Berbahan Alami
Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (UI) Prof. Dr. Drs. Abinawanto, M.Si.
Foto: ANTARA/Humas UIDEPOK - Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia UI Prof. Dr. Drs. Abinawanto, M.Si. mengembangkan kriopreservasi spermatozoa berbahan alami untuk mendukung upaya budi daya ikan.
Sebagaimana dikutip dalam siaran pers universitas di Kota Depok, Kamis (15/12), kriopreservasi adalah teknik penyimpanan material genetik (termasuk spermatozoa) pada suhu dingin dalam jangka waktu tertentu, mulai dari hitungan jam hingga tahun.
"Harapan saya ke depan adalah bisa mengembangkan metode kriopreservasi dengan bahan alam yang mudah dan murah sehingga dapat dimanfaatkan oleh para petani atau pembudi daya ikan," kataProf. Abinawanto.
"Ini dilakukan agar masyarakat bisa melanjutkan budi daya ikan secara praktis tanpa memerlukan peralatan yang mahal," ia menambahkan.
Guru besar tetap bidang ilmu biologi itu menjelaskan, keberhasilankriopreservasiditentukan oleh metode pengambilan sampel (cara mengoleksi sperma); kemasan (tempat menyimpan sperma); larutan pengencer (krioprotektan dan ekstender); serta suhu penyimpanan untuk menjaga sel sperma tetap hidup dan berkemampuan membuahi sel telur.
Pengambilan sampel sperma pada ikan dapat dilakukan dengan carastripping(dipijat pada bagian perut) atau dibedah.
Dengan metodestripping, spermatozoa hidup yang didapat bisa lebih banyak daripada metode bedah. Metodestrippingbiasanya digunakan untuk mengambil sperma ikan mas, ikan tawes, dan ikan dewa.
Untuk kemasan, tabungcryogenic(2 mL) dan straw (0,2 mL) dapat digunakan untuk menyimpan sel pada suhu dingin. Tabungcryogenicdigunakan untuk menyimpan sperma, sedangkan straw untuk menyimpan embrio (mamalia).
Sementara itu, larutan pengencer yang digunakan untuk mengurangi kekentalan cairan sperma selama penyimpanan dan mencegah terjadinya penggumpalan terdiri atas krioprotektan dan ekstender.
Prof. Abinawanto menekankan pentingnya pemanfaatankrioprotektan extracellularalami yang selain murah juga mudah didapat dan dimanfaatkan oleh masyarakat.
Ia mencontohkan,krioprotektan extracellularalami antara lain madu, susu skim, kuning telur, sari kedelai, sari kurma, dan gula merah.
Menurut dia, krioprotektan alami memiliki efek yang beragam terhadap spermatozoa sesuai dengan jenis krioprotektan yang dipakai dan spesies yang digunakan.
"Krioprotektan alami mampu mempertahankan motilitas, viabilitas, dan fertilitas hingga di atas 80 persen serta mereduksi abnormalitas hingga 10-25 persen," katanya.
Selain krioprotektan, ia mengatakan, larutan ekstender juga dimanfaatkan sebagai larutan pengencer dalam kriopreservasi.
Larutan ekstender mengandung garam mineral dan gula yang berfungsi mempertahankan kondisi fisiologis sel selama penyimpanan.
Menurut Prof. Abinawanto, air kelapa merupakan larutan ekstender alami dengan tingkat motilitas 80,36 persen untuk sel sperma ikan gurame.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Cegah Jatuh Korban, Jalur Evakuasi Segera Disiapkan untuk Warga Sekitar Gunung Dempo
- 2 Kampanye Akbar, RIDO Bakal Nyanyi Bareng Raja Dangdut Rhoma Irama di Lapangan Banteng
- 3 Dharma-Kun Berjanji Akan Bebaskan Pajak untuk Pengemudi Taksi dan Ojek Online
- 4 Kasad Hadiri Penutupan Lomba Tembak AARM Ke-32 di Filipina
- 5 Masyarakat Perlu Dilibatkan Cegah Gangguan Mental Korban Judol
Berita Terkini
- Gelombang Dingin Mengancam, Tiongkok Keluarkan Peringatan Kuning untuk Badai Salju
- Digitalisasi Bisa Perkuat Daya Saing Koperasi
- Pemerintah Kantongi Investasi Tangguh USD7 Miliar
- Tak hanya sebagai Tempat Jual-Beli, Pasar Bisa Dimanfaatkan untuk Pembinaan Pengusaha Mikro
- Perkuat Lembaga Keuangan Mikro, OJK Luncurkan Roadmap Penguatan 2024-2028