Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Rawan Longsor

Dua Pertiga Wilayah Sukabumi Zona Merah Bencana

Foto : ANTARA/M AGUNG RAJASA

TEMUKAN TIGA JENAZAH - Petugas gabungan membawa korban longsor di kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (2/1). Pada hari ketiga pencarian, petugas SAR gabungan berhasil menemukan tiga jenazah korban longsor.

A   A   A   Pengaturan Font

SUKABUMI - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan seluruh wilayah Jawa Barat semuanya masuk zona merah atau rawan bencana. Bahkan, dua pertiga luas Kabupaten Sukabumi termasuk di zona merah. "Kalau melihat peta Jawa Barat, itu semuanya merah. Luas Sukabumi dua pertiganya di zona merah," kata Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, di Sukabumi, Rabu (2/1).

Emil di Sukabumi meninjau lokasi bencana tanah longsor di Kampung Garehong, Dusun Cimapag, Kecamatan Cisolok. Emil didampingi Komandan Korem 061/ Suryalkancana Kol (Inf) Mohamad Hasan, Bupati Sukabumi Marwan Hamami, dan pejabat lainnya. "Pada tahun 2018, di Jawa Barat tercatat sebanyak 1.560 bencana, sebanyak 550 di antaranya bencana longsor," ujar dia.

Karena itu, kata Emil, seluruh masyarakat perlu edukasi. Namun, ia menegaskan proses mengedukasi masyarakat itu tidak sederhana. "Kadangkadang, istilahnya dikasih obat pahit tidak mau, padahal obat ini untuk menyembuhkan, tapi pahit," ujar dia. D

iberitakan sebelumnya, bencana tanah longsor terjadi di wilayah Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Senin (31/12) petang. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 17.00 WIB di Kampung Cigarehong, Kadusunan Cimapag, Desa Sirnaresmi. Akibat longsor yang terjadi saat hujan deras mengguyur wilayah Sukabumi, puluhan rumah tertimbun longsoran.

Direlokasi

Di tempat terpisah, Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan korban bencana longsor di Dusun Cimapag, akan direlokasi. "Nantinya, mereka akan direlokasi atau rumah tidak akan kembali dibangun di sini, tetapi akan dicarikan tempat yang lebih aman," ungkap Sutopo.

Ia menjelaskan menurut peta daerah rawan longsor yang dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) , Kecamatan Cisolok berstatus menengah hingga tinggi. Oleh karena itu, daerah tersebut memang masuk dalam kategori yang rawan terjadi bencana longsor. "Kita bisa melihat daerah di Desa Sirnaresmi yang berada di dalam warna merah hingga warna kuning.

Artinya, potensi terjadinya longsor pada bulan Januari menengah sampai tinggi," terang dia. Berdasarkan data BNPB per Rabu (2/1/2019), bencana ini merenggut 15 korban jiwa dan 20 orang masih dinyatakan hilang. Sutopo mengungkapkan kedalaman longsor yang terjadi di Sukabumi, Jawa Barat, ada yang mencapai 10 meter.

Hasil analisis satelit menunjukkan total panjang area longsor mencapai satu kilometer, sedangkan luas longsoran tanah mencapai 800 hektare. Menurut BNPB, penyebab pertama terjadinya longsor adalah hujan yang terjadi sebelum kejadian. Akibatnya, mulai muncul retakan pada tanah.

Selain itu, Sutopo mengatakan daerah tersebut dapat dikategorikan terjal karena memiliki kemiringan lebih dari 30 persen. Kemudian, tanah di daerah tersebut bersifat poros, atau mudah menyerap air. "Material penyusun daerah sini adalah tanah yang bersifat poros. Poros itu artinya mudah sekali menyerap air. Sehingga mudah sekali terjadi longsor," ungkap dia.

eko/tgh/Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top