Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Dua Kota Besar di Tiongkok Longgarkan Pembatasan Covid Setelah Aksi Protes Meluas

Foto : AP

Pengunjuk rasa berkumpul di dekat gedung konsulat Tiongkok di New York, AS dalam aksi solidaritas terhadap rekan-rekan mereka di Tiongkok pada 29 November 2022

A   A   A   Pengaturan Font

SHANGHAI -Dua kota besar di Tiongkok, Guangzhou dan Chongqing, mengumumkan pelonggaran pembatasan Covid-19 pada Rabu (30/11), sehari setelah para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi.

Aksi demonstrasi yang meluas ke Shanghai, Beijing, dan tempat lain selama akhir pekan telah menjadi pertunjukan pembangkangan public yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak Presiden Xi Jinping berkuasa pada 2012.

Kota Chongqing di barat daya akan mengizinkan kontak dekat orang dengan Covid-19 yang memenuhi persyaratan tertentu untuk dikarantina di rumah, kata seorang pejabat kota.

Guangzhou, dekat Hong Kong, juga mengumumkan pelonggaran pembatasan, tetapi dengan rekor jumlah kasus secara nasional tampaknya ada prospek perubahan besar dalam kebijakan nol-Covid.

Pengunjuk rasa dan pakar keamanan asing percaya kematian mantan Presiden Jiang Zemin, yang memimpin pertumbuhan ekonomi yang cepat setelah penumpasan Tiananmen pada 1989, mungkin menjadi momen untuk protes setelah tiga tahun pandemi.

Pekerja perusahaan medis Shanghai, Ray Lei yang berusia 20-an, mengatakan, Jiang kadang-kadang dibandingkan secara positif dengan Xi, mengingat keahliannya di panggung internasional dan relative terbuka terhadap Barat.

"Jadi untuk kematian Jiang Zemin, kami merasakan tragedi terhadap masa depan kepemimpinan Tiongkok," kata Lei yang gambil bagian dalam protes di Shanghai pada Minggu.

Warisan Jiang sedang diperdebatkan di kelompok Telegram pengunjuk rasa. Beberapa mengatakan, momen itu memberi mereka alasan yang sah untuk berkumpul.

"Betapa miripnya sejarah," tulis seorang pengunjuk rasa, merujuk pada mantan Sekretaris Jenderal partai Hu Yaobang, yang kematiannya pada April 1989 dipandang sebagai salah satu pendorong protes nasional tahun itu.

"Kita semua bisa turun ke jalan hari ini dan meletakkan bunga krisan," kata yang lain.

Mengumumkan pencabutan penguncian di beberapa bagian Guangzhou, sebuah kota yang dilanda gelombang infeksi baru-baru ini, pihak berwenang tidak menyebutkan protes, dan distrik tempat kekerasan Selasa berkobar berada di bawah kendali ketat.

Dalam satu video bentrokan yang diunggah di Twitter, puluhan polisi anti-huru hara yang mengenakan pakaian pelindung putih dan memegang perisai di atas kepala mereka, maju dalam formasi.

Polisi kemudian terlihat mengawal deretan orang yang diborgol.

Klip video lain menunjukkan orang-orang melemparkan benda ke arah polisi, sementara yang ketiga menunjukkan tabung gas air mata mendarat di kerumunan kecil di jalan sempit, membuat orang berlarian untuk menghindari asap.

Reuters memverifikasi bahwa video tersebut direkam di distrik Haizhu, Guangzhou, tempat kerusuhan terkait Covid dua minggu lalu, tetapi tidak dapat menentukan kapan klip tersebut diambil atau urutan kejadian yang tepat dan apa yang memicu bentrokan tersebut.

Unggahan media sosial mengatakan bentrokan itu terjadi pada Selasa malam dan disebabkan oleh perselisihan tentang pembatasan penguncian.

Pemerintah Guangzhou tidak segera menanggapi permintaan komentar.

China Dissent Monitor, dijalankan oleh Freedom House yang didanai pemerintah AS, memperkirakan setidaknya 27 demonstrasi terjadi di seluruh Tiongkok dari Sabtu hingga Senin.Think tank ASPI Australia memperkirakan 43 protes di 22 kota.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : CNA

Komentar

Komentar
()

Top