Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Aturan Sekolah

DPRD: Investigasi Kewajiban Pelajar Berjilbab

Foto : ANTARA/Hafidz Mubarak A

Sejumlah siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di SMA Negeri 87, Jakarta, Jumat (8/4/2022). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas siswa 100 persen sejak Kamis (7/4).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Sehubungan dengan adanya kewajiban pelajar memakai jilbab di sekolah negeri, Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo minta Dinas Pendidikan DKI Jakarta melakukan investigasi atas peraturan tersebut.
"Laporan tentang adanya sekolah negeri yang mewajibkan pemakaian hijab harus ditangkap serius oleh dinas pendidikan. Segera dilakukan investigasi, apakah aduan itu benar. Karena sekolah, apalagi sekolah negeri, harus bebas dari diskriminasi," kata Anggara di Jakarta, Rabu (3/8).
Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta itu berharap Disdik DKI Jakarta berperan aktif dalam memberantas tindak diskriminasi. Menurut dia, harus ada pengawasan terhadap indikasi-indikasi diskriminasi dan intoleransi di sekolah karena jika dibiarkan berkembang akan berbahaya bagi generasi masa depan bangsa.
Menurutnya, sekolah seharusnya menjadi tempat menciptakan peserta didik dengan karakter toleran. Karena apa pun pelajaran yang diberikan, akan menjadi karakter dari anak-anak tersebut.
"Sekolah bukan hanya untuk mendidik secara akademik, tapi terpenting menciptakan peserta didik yang berkarakter baik. Salah satunya menjadi manusia toleran," tutur Anggara.
Sebelumnya, anggota DPRD Fraksi PDIP Ima Mahdiah mengungkapkan dirinya sempat bertemu dengan anak SD yang tidak mampu membeli seragam sekolah. Dari pertemuan tersebut, dia mengaku heran lantaran baju seragam sekolah negeri saat ini panjang-panjang.
Bahkan dia juga sempat menemui anak SMP yang dipaksa gurunya untuk mengenakan hijab.
"Saya juga temui anak SMP Negeri belum siap pakai jilbab, tapi dipaksa gurunya," ujara Ima. Secara lisan gurunya berkata, "Yang tidak pakai jilbab hanya nonmuslim."
"Padahal ini sekolah negeri. Bahkan ada yang sudah beli seragam biasa, tetap disuruh ganti dan akhirnya harus membeli lagi dan berarti biaya lagi," katanya di Instagram @ima.mahdiah pada Juli silam. Ima pun mengungkapkan memaksa anak memakai hijab tidak bisa dibenarkan.
"Sudah menjadi pekerjaan rumah dunia pendidikan untuk menjaga kebinekaan," katanya.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top