Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Korban Lion Air

Dokter Ibnu Dimakamkan di Pondok Ranggon

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

DEPOK - Wali Kota Depok, Mohammad Idris, ikut menyalatkan jenazah dokter Ibnu F Hantoro yang merupakan salah satu korban kecelakaan pesawat Lion Air beregistrasi PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610. Almarhum dokter Ibnu dimakamkan di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur.

"Almarhum merupakan salah warga terbaik Kota Depok. Ada lima warga Depok lainnya yang menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air tersebut," kata Idris saat memberikan sambutan, usai melaksanakan salat jenazah, di Depok, Rabu (7/11). Pemerintah Kota (Pemkot) Depok merasakan kehilangan seorang dokter muda yang mempunyai dedikasi tinggi untuk melayani warga.

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Usman, yang juga hadir mengatakan Ibnu F Hantoro sedang menjalani wajib kerja sebagai dokter spesialis penyakit dalam di Bangka Belitung.

"Almarhum merupakan teman sejawat kami. Dia harus menjalani tugas ini selama setahun, dan akan berakhir pada Februari 2019," kata Usman.

Suasana Haru

Jenazah dokter muda lulusan Universitas Indonesia tiba di rumah duka Kompleks Pelni C1/5 RT 04 RW 17, Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat, sekitar pukul 08.00 WIB. Suasana haru dan duka mendalam menyelimuti keluarga Ibnu.

Isak tangis mewarnai kedatangan jenazah dokter spesialis penyakit dalam tersebut. Ibunda Ibnu, Sumarsih, dan Ayahandanya, Slamet, serta istri korban, Helda Aprilia, tidak kuasa menahan tangis atas peristiwa tersebut. Sejumlah tetangga korban, perwakilan dari Kemenkes juga hadir untuk mengucapkan belasungkawa yang mendalam.

Jenasah Ibnu dimakamkan di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Dokter lulusan Universitas Indonesia tersebut meninggalkan dua anak yang masih balita yakni Arisa (4 tahun) dan Fatih (1,5 tahun) dari pernikahan dengan Helda Aprilia (31 tahun).

Keluarga korban Lion Air beregistrasi PK-LQP, Dodi memohon agar tim Basarnas dapat melanjutkan proses evakuasi hingga identifikasi tuntas. Dodi merupakan orang tua kandung dari korban atas nama Sandy Johan Ramadhan mengaku khawatir mengingat proses evakuasi Lion Air akan berakhir.

"Kami berharap kepada tim Basarnas, khususnya Presiden Joko Widodo untuk bisa melanjutkan pencarian sampai semua ditemukan. Kami mohon, paling tidak jenazah dapat ditemukan dan teridentifikasi identitasnya sehingga bisa dikebumikan," ujar Dodi sambil terisak ditemani keluarga korban lainnya di Rumah Sakit Polri Said Sukanto, Jakarta Timur.

Pihak keluarga selalu mendukung tim Basarnas, polisi, dan tim DVI yang bekerja keras untuk proses evakuasi yang berlangsung sejak Senin (29/10) lalu. Rumah sakit telah menerima 185 kantong jenazah dengan 44 jenazah teridentifikasi dari total 189 penumpang dan awak kabin. Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top