Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pesta Demokrasi I Pemprov dan Panitia Bertanggung Jawab

DKI Antisipasi Kampanye agar Tak Merusak Fasilitas Umum

Foto : ANTARA/Walda

Anggota Komisi B DPRD DKI, Muhammad Taufik Zoelkifli

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta jauh-jauh hari diingatkan agar segera bersiap-siap mengantisipasi aksi kampanye dengan menjaga seluruh fasilitas publik agar tidak dirusak massa. Pengingatan ini disampaikan anggota Komisi B DPRD DKI, Muhammad Taufik Zoelkifli, di Jakarta, Jumat (30/6).

Dia minta para peserta pemilihan umum (pemilu) Ibu Kota tidak merusak fasilitas saat berkampanye di tempat publik, seperti gelanggang olahraga, aula, hingga gedung lainnya atau tempat milik pemerintah lainnya.

"Peraturannya benar-benar mesti ditegakkan," ujar Taufik.

Dia menambahkan, harus menjaga kebersihan, tidak merusak barang-barang. Para perusak harus diberi sanksi. Penegasan tersebut terkait beredarnya sebuah video di media sosial tentang kondisi rumput di Gelora Bung Karno (GBK) yang rusak setelah digelarnya acara non-olahraga, Sabtu (24/6). Dari video yang beredar, rumput di lapangan GBK terlihat berbekas membentuk pola garis sejajar. Selain itu, terlihat pula banyak sampah bertebaran di lapangan tersebut.

Menurut dia, fasilitas publik tetap harus dijaga demi memaksimalkan pelayanan masyarakat. Selain itu, rusaknya fasilitas publik akibat kampanye berpotensi membuang anggaran untuk perbaikan. Pria yang akrab disapa MTZ itu menjelaskan pihak berwenang yang harus menegakkan peraturan tersebut adalah Pemprov DKI dan panitia penyelenggara pemilu. Oleh karena itu, dia berharap dua pihak tersebut bisa berkoordinasi dengan baik demi mengawaljalannya proses kampanye sambil menjaga fasilitas publik.

Fasilitas Olahraga

Sementara itu, Taufik juga minta Pemprov lebih kreatif dalam memberdayakan fasilitas olahraga bertaraf internasional. "Harus kreatif membuat agenda yang bisa mengaktifkan gedung-gedung atau stadion atau tempat-tempat olahraga," ujarnya.

Penegasan tersebut karena hingga kini masih banyak fasilitas olahraga bertaraf internasional di Ibu Kota, tetapi jarang digunakan. Dia mencontohkan beberapa fasilitas olahraga yang dianggap jarang dipakai seperti Velodrome Rawamangun, Jakarta Timur.

Arena balap sepeda peninggalan Asian Games 2018 ini dianggap jarang digunakan karena minimnya peminat olahraga balap sepeda. "Sebenarnya bisa mengundang ekshibisi dari Swedia atau negara Eropa lain terkait balap sepeda," jelasnya.

Taufik juga mengatakan gedung tersebut bisa digunakan untuk menggelar kegiatan positif seperti konser atau acara kebudayaan. Selain itu, Jakarta Internasional Equestrian Park juga menjadi salah satu lokasi yang jarang digunakan. Dia menilai Pemprov bisa melakukan kegiatan menarik di kawasan pacuan kuda tersebut. Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga harus rutin membenahi dan merawat agar fasilitas publik di lokasi tersebut terjaga dengan baik. "Saya berharap Pemprov menaruh perhatian lebih untuk pemanfaatan fasilitas ini," jelas dia.

Terakhir, ada juga Jakarta International Stadium (JIS). Beberapa waktu lalu juga ada usulan mengevaluasi pengelola JIS karena tak dipilih untuk konser Coldplay. Penyelenggara konser tersebut memilih Gelora Bung Karno. Masyarakat menduga kekisruhan seusai konser di JIS menjadi pertimbangan tidak dipilih untuk konser Coldplay.

Demikian juga dengan Piala Dunia U-17. JIS kembali ditolak karena tidak memenuhi standar internasiolnal. Tetapi, ada pihak-pihak yang mencoba memaksakan agar JIS digunakan untuk Piala Dunia U-17, namun harus direnovasi dan waktu terlalu mepet untuk merenovasi karena perhelatan tersebut dilakukan November.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top