Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Penanganan Sampah

DKI Akan Bangun Dua Pengolahan Sampah

Foto : ANTARA/Fianda Rassat

Kumpulan truk dan gerobak sampah di tepi Jalan Sunter Agung Barat yang jadi lokasi pemindahan sampah dari gerobak sampah ke truk sampah selama berlangsungnya proses pembangunan ITF Sunter.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perumda Sarana Jaya berencana membangun dua Fasilitas Pengolahan Sampah Antara (FPSA). Kedua FPSA yang akan terbangun nantinya akan memberikan dampak besar pada pengelolaan sampah di Ibu Kota.
"Tahun ini sudah masuk proses lelang (FPSA). Kita doakan, Mudah-mudahan ke depan nanti setelah dibangun berproses kita tidak ada lagi masalah dengan sampah, Insya Allah nanti kita punya pengelolaan sampah yang berteknologi tinggi baik seperti negara-negara maju di dunia," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria ditemui di Balai Kota, Sabtu (16/10).
Riza mengatakan jumlah sampah yang dihasilkan DKI Jakarta cukup besar, mencapai 7.800 ton per hari. Untuk itu, ucapnya, pengolahan sampah ini tidak hanya dengan pendekatan teknologi ramah lingkungan.
"Penanganan sampah perkotaan akan dilakukan dengan pendekatan kolaborasi. Yakni, mengajak seluruh elemen masyarakat agar bisa mengolah sampah sejak dari sumber dengan gerakan Jakarta Sadar Sampah," jelasnya.
Dikatakan Riza, pihaknya sadar sampah merupakan wadah kolaborasi guna mewujudkan Jakarta lebih bersih dan hijau. "Mulai dari pemerintah, komunitas, bisnis hingga individu, diajak untuk bekerja sama dan turut terlibat melalui tiga aksi, yaitu mengurangi, memilah, dan mengolah sampah," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan Sarana Jaya Bima Priyo Santosa, mengatakan masalah sampah di Jakarta bukanlah hal yang baru. Namun, dengan adanya fasilitas FSPA diharapkan bisa membantu ibu kota dalam menuntaskan masalah sampah.
"Sampah ini hal yang urgent, important, bagi Jakarta, yang kalau tidak ada penanganan itu mungkin tiga tahun atau empat tahun itu katanya Bantargebang bisa penuh. Dan kebayang ya, kalau Bantargebang penuh itu Jakarta seperti apa," ujar Bima.
Dirinya menilai, kerap kali masyarakat lebih menyoroti persoalan lain yang lebih terlihat seperti banjir dan macet. "Sampah itu orang mungkin tidak terlalu sadar, bahwa pengolahan sampah itu sangat signifikan sangat penting bagi perkotaan. dan itu yang menjadi tugas kita," ujarnya.
Bima mengatakan, pihaknya oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah diamanatkan membangun dua FPSA di ibu kota. Sejauh ini, pengerjaan proyek masih dalam tahap lelang untuk menentukan mitra penggarapnya.
"Karena itu, sampai saat ini belum ditentukan lokasi untuk pembangunan dua FPSA ini sampai proses tender rampung. Kita berharap untuk nanti ada perkembangan yang signifikan di bulan November, sehingga kita berharap tahun depan ini sudah mulai aktivitas fisik dari project itu," jelasnya.

Berbagai Aspek
Guru Besar Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB), Enri Damanhuri menyarankan, pembangunan dua FPSA itu dibangun dengan pertimbangan matang sesuai dengan produksi sampah di ibu kota. Karena menggunakan teknologi modern, harus disesuaikan kapasitasnya agar pengelolaan berjalan maksimal.
"Seberapa besar teknologi itu mampu mengurangi sampah, berat atau volumenya, kemampuan reduksi yang utama. Karena pengolahan sampah sasarannya bukan menghasilkan sesuatu, tapi mengurangi produksi sebanyak mungkin," tuturnya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top